Showing posts sorted by date for query doa-keluar-rumah. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query doa-keluar-rumah. Sort by relevance Show all posts

Inilah Cara-Cara Syetan Menelanjangi Wanita

Kumpulan Doa Islami - Syetan sangat tidak suka kalau ada insan yang taat kepada Allah. Karena itulah syetan selalu berusaha menarik hati insan biar tergelincir dari jalan Allah. Dalam menarik hati manusia, syetan mempunyai aneka macam cara dan strategi. Dan yang sering digunakan yaitu dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang mempunyai kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, beliau terus berusaha biar insan keluar dari garis yang telah ditentukan Allah.

Salah satu alasannya yaitu kehancuran umat insan yaitu lantaran relasi lawan jenis yang tidak sah (zina). Dan sebelum terjadinya relasi ini, biasanya didahului dengan saling memandang, saling tertarik, kemudian saling bertemu, dan selanjutnya saling bermaksiat. Untuk menyukseskan terjadinya proses kemaksiatan inilah syetan berusaha melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Lepasnya hijab muslimah merupakan jalan licin yang gampang menggelincirkan insan dari ketaatan kepada Allah.

Dilansir dari laman Islam Pos, berikut yaitu tahap-tahap yang digunakan oleh syetan dalam melepas pakaian muslimah, menciptakan si perempuan tidak mempunyai rasa aib sama sekali.

Menghilangkan Definisi Hijab

Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para wanita. Kaprikornus tidak ada pakaian syar’i, pakaian dengan apa pun bentuk dan namanya tetap pakaian. Yang ada hanyalah budaya dalam berpakaian, atau berpakaian ala budaya tertentu.


Akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan insan telah berganti, maka tidak ada duduk masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus mengikuti keadaan dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai. Inilah bahayanya ketika hijab dianggap sebagai budaya, berbeda halnya bila seorang perempuan berkeyakinan, bahwa hijab yaitu pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya yaitu ibadah bukan sekadar mode (fashion). Hidup kapan pun, dan di mana pun, maka hijab syar’i tetap dipertahankan. Apabila seorang perempuan masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan taktik yang lebih halus. Caranya, bagaimana?
  1. Membuka Bagian Tangan
    Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka setan membisikkan kepada para perempuan biar ada sedikit meningkatkan model yakni membuka serpihan hasta (antara siku sampai telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?” Begitu bisikan setan. Dan benar si perempuan balasannya menggunakan pakaian model gres yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga ibarat biasa saja. Maka setan berbisik, “Tuh, tidak apa-apa kan?”
  2. Membuka Leher dan Dada
    Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal yang gres lagi. “Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni angkatlah ujung jilbab yang menjulur ke bawah itu dan lilitkan ke leher. Atau angkat ujung jilbab dan letakkan di kepala.” Ketika seorang perempuan menurutinya ada dua hal yang mulai terbuka, yakni leher serpihan bawah dan dada serpihan atas. Eit, tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit untuk mendapat hawa, biar tidak panas. Kata syetan, “Cobalah! Orang niscaya tidak akan peduli, alasannya yaitu hanya sebagian kecil saja yang terbuka.”
  3. Mempersempit ukuran pakaian
    Syetan berbisik lagi, “Pakaianmu hanya gitu-gitu saja, kayak ndak punya selera aja?” Kemudian si perempuan berpikir, “Tapi apa ya?” tuturnya. “Banyak kain yang agak tipis, kemudian bentuknya dibentuk yang agak ketat biar lebih indah dipandang mata,” syetan memberi inspirasi baru.

    Maka tergodalah si wanita, dicarilah mode pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya materi dan modenya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu beliau menambah. Walhasil pakaian tersebut balasannya membudaya di kalangan perempuan muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan. Bahkan saking mininya pakaian itu adakala serpihan pinggang atau perut terbuka, maka jadilah mereka perempuan yang disebut oleh Nabi sebagai perempuan berpakaian tetapi telanjang.
  4. Celana panjang ketat
    Setelah para perempuan muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka syetan tiba lagi. Dan sebagaimana biasanya beliau memperlihatkan inspirasi gres yang tampak trendy. Dibisiki perempuan itu, “Pakaian ibarat ini menciptakan susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah sedikit ke atas? Dengan itu kau akan lebih santai, lebih kelihatan lincah dan energik.” Lalu dicobalah inspirasi gres itu, dan memang benar dengan dibelah mulai dari serpihan bawah sampai lutut atau tak jarang yang diganti dengan celana panjang nan ketat. Ternyata benar, terasa lebih leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik kendaraan. “Yah tersingkap sedikit tak apa-apalah, yang penting enjoy,” katanya.
Inilah tahapan awal syetan merusak kaum wanita, sampai tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya mode, corak, potongan dan materi saja yang dibentuk berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah syetan pada tahap berikutnya.

Membuka Sedikit Demi Sedikit

Keberhasilan pada tahap pertama menciptakan syetan melangkah lagi, dengan kebijaksanaan kancil lain yang lebih ‘gila-gilaan’, tujuannya biar para perempuan menampakkan serpihan aurat tubuhnya.
  1. Membuka Telapak Kaki dan Tumit
    Syetan berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar tidak nyaman, kalau hanya dengan membelah sedikit masih kurang leluasa, lebih baik kalau dipotong saja sampai atas mata kaki.” Ini gres agak longgar.

    “Oh ada yang yang terlupa, kalau kau pakai baju yang ibarat itu, maka jilbab yang besar tidak seimbang lagi dengan pakaianmu, kini kau cari jilbab yang kecil biar lebih serasi. Yang penting orang tetap menamakannya dengan jilbab.” Maka para perempuan yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru mencari mode pakaian yang dimaksudkan.
  2. Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
    Terbukanya telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang yang melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syetan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan insan menyukai apa yang kau lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang kampungan yang kolot. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kau cari mode lain yang lebih menarik, bukankah kini banyak bawahan separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu khawatir, hanya terlihat kira-kira 10 cm saja.”

    Benar-benar bisikan syetan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat pribadinya, sehingga apa saja yang dibisikkan syetan dalam jiwanya beliau turutkan. Maka terbiasalah beliau menggunakan pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja beliau pergi.
  3. Terbuka Seluruh Betis
    Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syetan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si perempuan berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para perempuan di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syetan dan hawa nafsu menyahut, “Ah terang tidak, kan kini zaman sudah berubah.”

    “Tetapi, apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?” pikir wanita. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau perempuan menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi kini sudah berbeda, kini kaum lelaki kalau melihat serpihan badan perempuan yang terbuka, malah bahagia dan menyampaikan wow. Bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, lantaran sama-sama suka? Lihat saja mode pakaian di mana-mana, dari pasar malam sampai mall, semuanya memperagakan mode yang dirancang khusus untuk perempuan maju di zaman ini. Kalau kau tidak mengikutinya, akan menjadi perempuan yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis balasannya menjadi kebiasaan, apalagi banyak orang yang memakainya. Sementara itu, yang mempermasalahkan sedikit sekali.

Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari tipu dayanya untuk melucuti hijab wanita.

Serba Mini

Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syetan yang lain. “Pakaian memerlukan variasi, jangan yang itu-itu saja, kini ini mode rok mini. Dan biar sepadan rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka balasannya rok mini yang menampakkan serpihan bawah paha beliau pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka sampai lengan tangan, terbuka serpihan punggungnya dan aneka macam mode lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang tampaknya tidak mungkin untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia. Hingga suatu ketika, muncul inspirasi untuk berjalan-jalan di bak renang atau ke pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua serpihan yang paling sensitif saja yang ditutupi. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan ‘bikini’.

Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan syetan berhasil, tujuannya tercapai.”Selanjutnya terserah kau wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di daerah umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya memperlihatkan jalan, engkau sendiri yang melaksanakan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu,” kata syetan yang tak ingin ikut menanggung risiko.

Kesimpulan:
Betapa halus cara yang digunakan setan, sehingga insan terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang bau tanah bila melihat tanda-tanda menyimpang pada bawah umur gadis kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, lantaran kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka akan menjadi sukar bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapat laknat Allah. Kasihanilah mereka, selamatkan para perempuan muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bisshawab.

5 Kewajban Istri Terhadap Suami Yang Harus Ditunaikan

Kumpulan Doa Islami - Kewajiban suami terhadap istri ialah hak yang harus didapatkan oleh istri dan kewajiban istri terhadap suami ialah hak yang harus didapatkan oleh suami. Mengapa istri harus memenuhi kewajiban terhadap suami?

“Seandainya saya memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu saya akan memerintah para perempuan untuk sujud kepada suaminya alasannya Alla telah menimbulkan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)”.

Terkait dengan duduk perkara ini, Ibnu Thaimiyah berkata dalam kitabnya yaitu “Majmu al-Fatawa” bahwa “Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita—setelah hak Allah dan Rasul-Nya—daripada hak suami.”

Berhubung kewajiban istri terhadap suami begitu penting dan amat mulia apabila betul-betul terpenuhi, maka berikut inilah beberapa hak suami yang harus dipenuhi oleh istri:
  1. Mentaati perintah suami.
    Istri memang diwajibkan mentaati perintah suami. Namun, tidak semua perintah harus di taati yaitu ketika suami memerintahkan perkara yang dihentikan oleh Allah dan rasul-Nya. Rasulullah saw bersabda:
    “Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf (kebaikan).” (HR. Bukhari dan Muslim).
  2. Tidak keluar rumah kecuali atas izin suami.
    Allah swt berfirman: “Dan hendaklah kau tetap di rumahmu dan janganlah kau berhias dan bertingkah laris menyerupai orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab : 33). Selain itu, Ibnu Thaimiyah pun berkata dalam kitabnya: “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata: “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz (membangkang), bermaksiat kepada Allah swt., dan rasul-Nya, serta pantas mendapat siksa.”
  3. Taat kepada suami ketika di ranjang.
    Dari Abu Hurairah Nabi saw bersabda: “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya sampai waktu subuh.” (HR. Bukhari dan Muslim). Untuk itu, istri haruslah sanggup memenuhi kebutuhan suami di atas ranjang terkecuali ada udzur menyerupai sakit, haidh, nifas, dan lain-lain maka bicarakanlah secara baik-baik dengan suami.
    (Pelajari juga: 9 Pesan Rasulullah untuk Wanita ketika Berhubungan Badan)
  4. Tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin suami.
    Rasulullah saw bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri untuk berpuasa (sunnah), sedangkan suaminya ada kecuali dengan izinnya. dan ia tidak boleh mengizinkan orang lain masuk rumah suami tanpa izin darinya. Dan kalau ia menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah dari suami, maka suami mendapat setengah pahalanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  5. Tidak berpuasa sunnah kecuali dengan izin suami.
    Jika seorang istri berpuasa (selain puasa Ramadhan) tanpa izin suaminya, puasanya tetap sah tapi ia telah melaksanakan keharaman. Menunaikan hak suami ialah suatu kewajiban, sedangkan berpuasa sunnah hukumnya ialah sunnah. Maka, kewajiban harus lebih diutamakan daripada yang sunnah.

Itulah beberapa kewajiban istri terhadap suami yang harus ditunaikan. Memang terlihat menyerupai perkara yang gampang padahal sulit dilakukan kalau tidak dibarengi dengan keshabarann, kesadaran, dan kecintaan. Dengan terpenuhinya hak dan kewajiban diantara suami dan istri, maka akan terciptanyalah keluarga sakinah, mawadah, warahmah.

Kisah Mutiah, Perempuan Pertama Penghuni Surga

Kumpulan Doa Islami - Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah perempuan pertama yang memasuki nirwana sesudah Ummahatul Mukminin sesudah istri-istri Nabi SAW.? Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah.

Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana perempuan yang dikatakan oleh Nabi SAW. itu tinggal. Alhamdulillah dari isu yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan daerah tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar balasan seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.”

Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun). Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu.

“Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan saya untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?”

Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya saya tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang berdasarkan pedoman Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan pria ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi saya belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku ketika ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok agar saya nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”

Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata perempuan mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar menyerupai yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.

Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. Hingga alhasil Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga jikalau beliau membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan sebab Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.

Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah menyampaikan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.

Semakin gundah hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya perempuan ini menjunjung tinggi pedoman Rasulullah SAW. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.

Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya tiba ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, beliau terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan amis yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.

Dalam kondisi menyerupai itu, Mutiah menyampaikan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan beliau sedang berkemas-kemas menyambutnya. Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja beliau berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah menggunakan pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang. Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami menyerupai Mutiah.

Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada hari yang keempat, Fatimah tiba kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada ketika Fatimah datang, suami Mutiah gres saja hingga di rumah pulang dari kerja.

Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya semenjak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang higienis untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah yaitu memandikan suaminya. Subhanallah… Tsumma Subhanallah.

Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke daerah makan. Dan suaminya sudah disiapkan kuliner dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan kuliner yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.

“Wahai suamiku, seharian saya telah menciptakan kuliner dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas kuliner yang saya buat, maka cambuklah diriku.”

Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW. wacana perempuan pertama penghuni nirwana sesudah para istri Nabi yaitu Mutiah.

Fatimah pulang menangis haru dan senang sebab sudah mendapatkan balasan bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai perempuan yang paling dahulu memasuki nirwana Allah SWT.

Fantasi Seks Dalam Islam Sama Dengan Zina?

Kumpulan Doa Islami - Dalam literatur medis Barat, banyak dianjurkan pasangan suam-istri untuk berfantasi secara seksual manakala ijab kabul sudah mencapai suatu titik jenuh. Tapi bagaimana aturan problem ini dalam Islam?

“Setiap Bani Adam mempunyai bab dari zina, maka kedua mata pun berzina, dan zinanya yaitu melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya yaitu menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya yaitu melangkah –menuju perzinaan. Mulut berzina, zinanya yaitu mencium. Hati dengan berkeinginan dan berangan-angan. Dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan-nya.”

Apa yang dimaksud dengan zina hati? Tentu saja membayangkan perempuan yang tidak halal atau laki-laki yang tidak halal untuk bermesraan, melaksanakan kegiatan seksual sampai alias bekerjasama intim. Itulah zina hati. Adapun membayangkan istri sendiri dikala sedang bepergian misalnya, bukanlah termasuk zina hati, alasannya yaitu istri maupun suami jelas-jelas halal bagi pasangannya.

Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati…” (al-Mukmin : 19)

Ibnu Abbas menjelaskan, “Ayat ini menjelaskan perihal seorang laki-laki yang apabila melihat kecantikan seorang wanita, ia akan membayangkan kemaluannya.”

Memang tidak sanggup ditampik, bahwa banyak kalangan seksolog umum yang memandang bahwa fantasi seksual menyerupai itu yaitu wajar-wajar saja. Tapi Islam mempunyai sudut pandang tersendiri. Memang, kalau melihat tujuan dari fantasi tersebut, dikala seseorang bekerjasama seks dengan istrinya atau suaminya, kemudian ia membayangkan laki-laki atau perempuan lain, kemudian dengan itu ia sanggup mencapai kenikmatan tertinggi dalam hubungan seks serta memberi kenikmatan tertinggi bagi pasangannya, seakan-akan itu yaitu sebuah pencapaian yang bagus dan layak diapresiasi.

Ada tiga macam fantasi yang sering menghiasi pemikirang orang-orang yang sedang bercinta dengan pasangannya :
  1. Berfantasi dengan kawasan bercinta
    Seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membawa fikirannya ke suatu kawasan yang menurutnya sanggup menambah gairah seksual didalam memperlihatkan kepuasan kepada pasangannya. Suami atau istri membayangkan sebuah kamar di hotel berbintang dengan segala kemudahan didalamnya, vila yang mewah, desa yang indah, sebuah kawasan di Eropa atau yang lainnya.
  2. Berfantasi dengan waktu dan suasana bercinta
    Seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membayangkan bahwa mereka berdua sedang berada dalam suatu momen atau suasana terindah, menyerupai membayangkan bahwa ia sedang berada dalam suasana malam pertama pernikahan, liburan panjang di suatu pulau yang hanya ada mereka berdua saja, atau yang lainnya.
  3. Berfantasi dengan seseorang atau banyak orang dalam bercinta
    Seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membayangkan bahwa ia sedang bekerjasama dengan seorang perempuan selain istrinya atau si istri membayangkan bahwa ia tengah bekerjasama dengan laki-laki selain suaminya.

Untuk macam fantasi yang pertama dan kedua yaitu boleh dan tidak tidak boleh berdasarkan syari’at dikarenakan ia hanya mengkhayalkan tempat, waktu atau suasana.

Untuk macam yang ketiga para seksolog pada umumnya tidak melarang selama si suami atau si istri menyalurkan hasratnya kepada pasangannya yang sah meski ia membayangkan perempuan atau lelaki lain. Bahkan hal ini mereka anggap sebagai sesuatu yang masuk akal dan normal bagi setiap insan yang bekerjasama untuk lebih menambah gairah bercintanya.

Untuk macam yang ketiga berdasarkan pendapat para ulama :
Para ulama telah berbeda pendapat dalam problem seorang laki-laki yang membayangkan perempuan yang diharamkann atasnya apakah dibolehkan atau dilarang. Jumhur ulama mengharamkan bagi seorang laki-laki yang membayangkan dirinya tengah bersenggama dengan perempuan absurd dikarenakan ini yaitu penyimpangan fitrah. Efek yang sanggup ditimbulkan darinya yaitu sanggup jadi orang itu akan meninggalkan istrinya pada masa yang akan datang. Demikian pula dengan seorang istri yang membayangkan seorang laki-laki yang bukan suaminya.

Sebagian ulama beropini bahwa hal yang demikian termasuk dalam zina maknawi yang dibolehkan, alasannya yaitu mata kadang berzina dan zinanya yaitu memandang yang diharamkan, nalar kadang berzina dan zinanya yaitu menikmati khayalan yang diharamkan.

Para ulama berbeda pendapat perihal seorang suami yang menggauli istrinya sambil membayangkan perempuan lain, demikian pula seorang istri yang sedang digauli suaminya sedangkan ia membayangkan laki-laki lain :

Sebagian besar ulama menyampaikan bahwa hal yang demikian yaitu haram, ini yaitu pendapat para ulama madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali dan sebagian Syafi’i, bahkan sebagian dari mereka menganggap hal itu yaitu bab dari zina.

Ibnul Hajj al Maliki mengatakan,
“…Jika seorang laki-laki melihat seorang perempuan yang menarik hatinya, kemudian laki-laki itu mendatangi istrinya (jima’) dan membayangkan perempuan yang tadi dilihatnya hadir dikedua bola matanya maka ini yaitu bab dari zina. Seperti halnya perkataan ulama kita terhadap orang yang mengambil segelas air dan membayangkan air itu yaitu khamr yang akan diminumnya maka air itu bermetamorfosis haram baginya.. Hal ini tidak hanya untuk kaum lelaki saja akan tetapi juga untuk para perempuan bahkan lebih berpengaruh lagi. Hal menyerupai ini sanggup lebih sering terjadi pada perempuan di zaman kini dikarenakan seringnya ia keluar rumah dan memandang orang lain. Apabila seorang perempuan melihat seorang laki-laki yang menarik perhatiannya dan ketika ia berjima’ dengan suaminya ia membayangkan laki-laki yang dilihatnya tadi maka ia telah berzina.. kita meminta pinjaman kepada Allah..” (Al Madkhol)

Ibnu Muflih al Hambali mengatakan,
“Ibnu ‘Aqil menguatkan hal ini didalam bukunya “ar Riayah al Kubro” yaitu seandainya seorang suami membayangkan seorang perempuan yang diharamkan baginya tatkala berjima’ maka ia berdosa.”

Ibnu Abidin al Hanafi—setelah menyebutkan perkataan Ibnu Hajar al Haitamiy asy Syafi’i—mengatakan
“Aku tidak melihat seorang dari kami (dari kalangan Hanafi) yang menentang hal ini, dan ia menyampaikan dalam “Ad Duror”, “… alasannya yaitu membayangkan ia sedang menyetubuhi perempuan absurd yaitu memvisualkan kemaksiatan secara pribadi terhadap fisik perempuan itu…”

Sebagian ulama Syafi’i mengharamkannya dengan mengatakan,
”al Iroqi menyebutkan didalam “Thorhut Tatsrib” yaitu seandainya seorang laki-laki menyetubuhi istrinya sementara di pikirannya ia sedang menyetubuhi perempuan yang diharamkan baginya maka ini yaitu haram dikarenakan ia memvisualkan yang haram.”

Doa Bepergian

Berikut ini merupakan do'a saat hendak bepergian atau keluar rumah.

Do'a Bepergian:

a saat hendak bepergian atau keluar rumah Doa Bepergian

Bismillahi amantu billaahi tawakkaltu ‘alallooh, walaa haula walaa quwwata illaa billah.

Artinya: Dengan nama Allah, saya beriman kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan tunjangan Allah.

Bacaan Doa Keluar, Masuk Rumah Untuk Bekerja Mencari Rizki

Doa Keluar, Masuk Rumah Untuk Bekerja Sebelum Mencari Rizki. Rumah ialah merupakan sebuah kebutuhan primer yang selamanya harus kita jaga, pelihara dan rawat sebaik mungkin, alasannya dengan adanya rumah kita sanggup berlindung dari banyak sekali macam masalah misalkan kita sanggup mencicipi kenyamanan tidur, berteduh dari hujan, panas sinar matahari menyimpan barang dan lain sebagainya siang maupun malamnya.

Maka untuk itu supaya rumah kita lebih barokah, nyaman, tengtram dan manfaat buat menjalani kehidupan alangkah baiknya dikala kita akan keluar rumah bekerja untuk mencari rzki selalu berdoa kepada Alloh SWT dengan bacaan doa keluar masuk rumah yang sering kali di bacakan oleh Rosululloh SAW. Begitu pula dikala kita pulang bepergian dari mana saja mau masuk rumah baca lagi doa masuk rumah Insya Alloh dengan hal ibarat itu rumah kita ini akan membawa keberkahan.

Dengan keberkahan rumah tersebut tentunya akan merasa lebih nyaman untuk seseorang yang tinggal dirumah itu baik yang punyanya maupun orang yang bertamu sesuai dengan haidts Rosul " Rumahku ialah sorga ku", maka untuk itu yuk kita ajarkan kepada belum dewasa kita dan amalkan/ biasakanlah oleh semua penghuni rumah membaca doa keluar rumah dan doa masuk rumah yang benar.

 Masuk Rumah Untuk Bekerja Sebelum Mencari Rizki Bacaan Doa Keluar, Masuk Rumah Untuk Bekerja Mencari Rizki

Nah untuk lafadz/ bacaan doa keluar rumah dan masuk rumah akan kami sajikan dalam artikel ini dengan memakai goresan pena bahasa arab, latin dan artinya guna untuk mempermudah pembelajaran bagi kita semua terutama bagi anak anak yang masih belum faham dan tidak ada salahnya bagi kita sebagai orang bau tanah yang sudah hafal, alasannya mungkin dilain waktu kita lupa lagi, inilah bacaan doa masuk rumah dan keluar rumah arab, latin lengkap dengan artinya ibarat dibawah ini:


إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ


Artinya:“Jika seseorang keluar dari rumahnya kemudian membaca (zikir):
Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, saya berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kau telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak sanggup mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kau sanggup (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”

Bisa kita ringkas doa keluar rumah dengan bacaan seperti:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ


BISMILLAHI, TAWAKKALTU ’ALA ALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

Dengan nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Doa keluar rumah, untuk menghindari kezaliman:


اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ


ALLAHUMMA INNI A-’UDZU BIKA AN ADHILLA AW UDHALLA AW AZILLA AW UZALLA AW AZLIMA AW UZLAMA AW AJHALA AW YUJHALA ‘ALAYYA.

“Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari: saya tersesat, atau saya menyesatkan, atau saya tergelincir, atau saya digelincirkan, atau saya mendhalimi, atau saya didhalimi, atau kebodohanku atau dibodohi.”

Keterangan ini di ambil dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia menceritakan,

مَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْتِي قَطُّ إِلَّا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ



“Setiap kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahku, dia mengarahkan pandangannya ke langit, kemudian berdoa: Allahumma a-‘udzu bika an adhilla… (HR. Abu Dawud 5094, Nasai 5486, Ibnu Majah 3884, dan dishahihkan al-Albani).

Bacaan Doa Ketika Masuk Rumah

اَللهُمَّ اِنّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبّنَا تَوَكَّلْنَا


ALLOOHUMMA INNII AS-ALUKA KHOIROL MAULIJI WA KHOIROL MAKHROJI BISMILLAAHI WA LAJNAA WA BISMILLAAHI KHOROJNAA WA 'ALALLOHI ROBBINAA TAWAKKALNAA.

Artinya :Ya Allah, bahwasanya saya mohon kepada-Mu baiknya kawasan masuk dan baiknya kawasan keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal.


Bacaan Doa Masuk Kerumah Kosong/ Yang Tidak Dihuni

اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ


ASSALAAMU'ALAINAA WA 'ALAA 'IBAADILLAAHISH SHOOLIHIINA

Artinya :Keselamatan Hanyalah Untuk Hamba-hamba Allah yang sholih.

Demikian yang sanggup kami sajikan "Doa Keluar Rumah Untuk Bekerja Sebelum Mencari Rizki", ibarat sebelumnya kami telah membuatkan bacaan doa untuk orang sakit, doa qunut, doa awal dan simpulan tahun untuk pergantian tahun gres hijriyah maupun masehi jangan hanya kita membuatkan ucapan tahun gres 2017 saja misalkan lewat media umum ibarat SMS BBM, Facebook, twitter dan yang lainnya.

Keutamaan Dan Fadilah Membaca Hasbalah, Istirja, Istigpar Dan Sholawat

Keutamaan Dan Fadilah  Hasbalah, Istirja, Istigpar dan Sholawat - Pada umumnya umat Islam mungkin sering kali mendengar kata Hasbalah, Istirja', Istigfar dan Shalawat, Apa bahwasanya kalimat-kalimat itu? Dan apa tujuan dari pada kalimat tersebut? Untuk supaya lebih terperinci mari kita sama-sama mengkajinya dari pada kalimat-kalimat tersebut.

Dengan mengetahui maksud dan tujuannya dari kalimat-kalimat tersebut maka kita niscaya akan sering kali membacanya dan akan merasa tertarik atas segala apa yang  terkandung fadilah dari pada kalimat tersebut. Karena ketika kita berbuat sesuatu niscaya ada tujuan yang kita harapkan,Semoga dengan seringnya kita mengamalkan kalimat-kalimat ini diberikan fahala yang istimewa oleh Alloh SWT.

Kalimat Hasbalah, Istirja, Istigpar dan Sholawat itu yakni merupakan kalimat-kalimat yang harus benar-benar kita amalkan tiap hari dan malamnya kalau sempat namun kalau enggak sempat usahakan seminggu sekali, alasannya yakni kalimat tersebut banyak mengandung pesan yang tersirat dan fadilah bagi kehidupan kita semua semoga mendapat kebahagiaan dunia dan akherat, makanya kami di sini buat sebuah artikel yang berjudul Keutamaan dan Fadilah Hasbalah, Istirja, Istigpar dan Sholawat guna untuk saling kita mengingatkan atas kebaikan.

Pada umumnya umat Islam mungkin sering kali mendengar kata Hasbalah Keutamaan dan Fadilah Membaca Hasbalah, Istirja, Istigpar dan Sholawat

Hasbalah : yakni kalimat, (Hasbunalloh wani'mal wakiil)Rosululloh saw mengungkapkan bahwa orang yang membaca kalimah Hasbalah akan mendapat kekuatan dalam menghadapi masalah.

Istirja' : yakni mengucapkan kalimat, ( Innalillaahi wainnaailaihi roji'uun)
Kalimat Istirja' di ucapkan dikala mendapat cobaan dan musibah, baik besar maupun kecil, ibarat ketakutan,kelaparan, selesai hidup dan lain-lain. Kalimat ini bertujuan mengingatkan orang yang tertimpa petaka supaya menjadi orang yang shabar.Rosulullh saw menjelaskan bawha orang yang mengucapkan kalimat Istirja' dan bersabar dikala di timpa petaka akan mendapatkan, antara lain:

1. Berkah, Rahmat, dan petunjuk
2. Pahala dalam musibah.
3. Pengganti yang lebih baik
4. Rumah disurga.

Istigpar : yakni mengucapkan kalimat, (Astagpirullohhal 'azhiim).Istigpar di ucapkan dengan penuh keikhlasan untuk memohon ampunan dan bertobat kepada Alloh swt. Rosululloh saw menganjurkan untuk membaca Istigpar setiap dikala semoga selalu bersahabat dengan Alloh swt. Walaupun mengucapkan Istigpar hanya satu kali, tetapi dengan hati yang nrimo , insya Alloh di terima Alloh swt. Rosululloh saw menjelaskan fadilah Istigpar, diantaranya:

1. Mendapatkan pengampunan Alloh swt.
2. Menenangkan diri ketika amarah.
3. Mendapatkan jalan keluar dari kesusahan dan kesempitan.
4. Mendapatkan rejeki yang tidak terduga.
5. Buku catatan amal di hari qiamat kelak akan memperlihatkan kesenangan.

Sholawat, : yakni permohonan kepada Alloh swt semoga memperlihatkan berkah dan rahmat kepada Nabi Muhammad saw beserta keluwarga dan para shahabatnya. Apabila di ucapkan sebelum atau setelah berdo'a mengakibatkan do'a segera naik ke langit.Rosululloh saw menunjukan beberapa fadilah bagi pembaca sholawat, antara lain:

1. Setiap bersholawat satu kali, Alloh swt bersholawat sepuluh kali untuknya.
2. Alloh swt meninggikan Derajat 10 kali, memperlihatkan 10 kebajikan, menghapus 10 kejahatan, dan
membebaskan dari kemunafikan.
3. Mendapatkan kawasan yang paling utama bersama Rosululloh saw di hari qiamat, Mendapatkan
kawasan di nirwana bersama syuhada, dan jauh dari api neraka.
4. Jika membaca masing-masing 10 kali pada pagi dan sore hari, mendapat syafaat Rosululloh
saw di hari qiamat. Jika membaca tiga kali siang dan malam hari, mendapat pengampunandosa selama sehari semalam.
5. Mendapatkan keberkahan dalam setiap urusan penting, Terpelihara dari kesusahan, dan menjadi orang yang dermawan.
6. Sebagai pengganti zakat dan sedekah ( pencucian diri dari dosa ) bagi orang-orang yang tidakmemiliki kewajiban berinfak dan tidak mempunyai kelebihan harta.

Itulah yang sanggup saya sampaikan mengenai keutamaan dan fadilahnya membaca hasbalah,istirja, istigpar dan sholawat, semoga ada keuntungannya bagi kita semua.seperti sebelumnya kami telah menyajikan bacaan doa keluar masuk rumah, pengertian doa dan dzikir, pengertian sunnah dan bid'ah, pengertian doktrin islam dan ihsan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hadits Shahih Ihwal Sholat Sunnah Tarawih 20,23 Dan 11 Rakaat

Hadits Shahih Tentang Sholat Sunnah tarawih - Umat islam pada umumnya dalam melaksanakan shalat sunat tarawih itu biasanya baik dikalangan belum dewasa ataupun berakal balig cukup akal cuma malam pertama hingga malam ketujuh,padahal dengan pahala tersebut bisa lebih menyebabkan kesempurnaan puasa kita dan pelaksanaan tarawih itu bukan cuma hingga disitu, tapi hingga tutupnya bulan ramadhan.Nah oleh sebab itu supaya kita lebih mengutamakan shalat tarawih saya disini akan menjelaskan dalil-dalilnya dengan hadits shahih perihal aturan dan pahalanya shalat tersebut.

Shalat tarawih yaitu merupakan amalan shalat sunat yang khusus dilaksanakannya pada bulan ramadhan luar dari pada ramadhan tidak ada yang dinamakan shalat tarawih. Mengapa shalat itu dinamakan shalat tarawih? Untuk jawabannya  sebab setiap selesai dari empat rakaat, para jama'ah diharuskan duduk sejenak sambil berdoa untuk istirahat.Tapi walaupun sunat kita harus benar-benar disiplin dalam melaksanakannya sebab dalam pelaksanaan shalat wajib dan sunat itu sama tidak ada perbedaannya dalam melaksanakan syarat dan rukun juga pembatalanya.

Adapun jumlah bilangan shalat tarawih itu memang banyak perbedaan diataranya ada yang menyampaikan 8 rakaat ditambah witir 3 jadi jumlah 11 rakaat, ada juga yang menyampaikan 20 rakaat di tambah witir 3 rakaat jadi 23 rakaat, nah untuk mengatasi permasalahan menyerupai itu maka kami di sini akan mengembangkan Ilmu mengenai hadits shahih shalat tarawih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam menyerupai dibawah ini.

Hadits Shahih Tentang Sholat Sunnah tarawih Hadits Shahih Tentang Sholat Sunnah Tarawih 20,23 Dan 11 Rakaat

Keutamaan Pertama:

Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa yang telah kemudian bagi siapa saja yang melaksanakan sholat Tarawih dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dan ridho Allah semata. Bukan sebab riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar amal kebaikannya oleh orang lain.Hal ini berdasarkan hadits SHOHIH berikut ini:

  عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم : « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


» Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melaksanakan qiyam Ramadhan (yakni sholat malam pada bulan zromadhon) sebab iman dan mengharap pahala dan ridho Allah, maka dosa-dosanya yang telah kemudian akan diampuni.” (HR. al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Imam Nawawi rahimahullah berbicara : “Yang dimaksud qiyam Ramadhan merupakan sholat Tarawih.”Ibnul Mundzir rahimahullah membuktikan berdasarkan nash (tekstual) hadits ini bahwa yg dimaksud “pengampunan pada dosa-dosa yg sudah dulu dalam hadits ini ialah bisa meliputi dosa besar dan dosa kecil.

Sedangkan imam An Nawawi memberikan bahwa yg dimaksudkan pengampunan dosa di sini yakni husus buat dosa-dosa kecil saja. Dikarenakan dosa-dosa besar tidaklah diampuni dengan menjalankan amal-amal Sholih, akan tetapi cuma dengan jalankan Taubah Nasuha, merupakan taubah yang sempurna.

Keutamaan Ke-2 :
Barangsiapa melaksanakan sholat Tarawih berjamaah dengan imam hingga selesai, sehingga akan dicatat baginya pahala menyerupai orang yg melaksanakan qiyamul lail semalam penuh.Perihal ini berdasarkan Hadits Shohih berikut ini :

Dari Abu Dzar rdhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam sempat menghimpun keluarga dan para sahabatnya. Dulu dia bersabda :


إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً


“Sesungguhnya barangsiapa yang shalat (Tarawih) bersama imam hingga ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyamul lail satu malam penuh.” (HR. An-Nasai no.1605, At-Tirmidzi no.806, Ibnu Majah no.1327, dan selainnya. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh At-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani dalam Irwa’ Al-Gholil no. 447). Hadits ini sekaligus juga memperlihatkan anjuran, supaya melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai.

Ada sebagian orang berpendapat,shalat Tarawih berjama'ah gres dikerjakan pada zaman khalifah Umar binKhaththab. Benarkah demikian? Mari kita tengok sejarah melalui hadits-hadits serta riwayat-riwayat shahih apa yang terjadi pada zaman Nabi dan bagaimana yang terjadi pada masa Khulafa'ur Rasyidin.

SHALAT TARAWIH PADA ZAMAN NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah melaksanakan dan memimpin shalat tarawih. Bahkan beliau  menuturkan fadhilahnya, dan menyetujui jama'ah tarawih yg dipimpin oleh sohib Ubay Badan Intelijen Negara Ka'ab.

Berikut ini yakni dalil-dalil yang memaparkan, bahwa shalat tarawih dengan cara berjama'ah disunnahkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan dilakukan dengan cara khusyu' dengan bacaan yang panjang.

1. Hadits Nu'man Badan Intelijen Negara Basyir, Radhiyallahu anhu : Ia berbicara : "Kami melaksanakan qiyamul lail (tarawih) dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam 23 bln Ramadhan, hingga sepertiga tengah malam. Setelah Itu kami shalat lagi dengan dia pada malam 25 Ramadhan (berhenti) hingga separoh tengah malam. Seterusnya dia memimpin lagi pada malam 27 Ramadhan hingga kami menyangka tak bakal pernah memperoleh sahur." [HR. Nasa'i, Ahmad, Al Hakim. Shahih]

2. Tsa'labah bin Abi Malik Al Qurazhi Radhiyallahu anhu berkata: "Pada suatu malam, di malam Ramadhan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah, kemudian dia melihat sekumpulan orang disebuah pojok masjid sedang melaksanakan shalat. Beliau kemudian bertanya, 'Apa yang sedang mereka lakukan?' Seseorang menjawab, 'Ya Rasulullah, bersama-sama mereka itu yaitu orang-orang yang tidak membaca Al Qur'an, sedang Ubay bin Ka'ab hebat membaca Al Qur'an, maka mereka shalat (ma'mum) dengan shalatnya Ubay.' Beliau kemudian bersabda,
قَدْ أَحْسَنُوْا وَقَدْ أَصَابُوْا 'Mereka telah berbuat baik dan telah berbuat benar.' Beliau tidak membencinya."[HR Abu Daud dan Al Baihaqi, ia berkata: Mursal hasan. Syaikh Al Albani berkata, "Telah diriwayatkan secara mursal dari jalan lain dari Abu Hurairah,dengan sanad yang tidak bermasalah (bisa diterima).". [Shalat At Tarawih, 9]

SHALAT TARAWIH PADA ZAMAN KHULAFA’UR RASYIDIN

1. Abdurrahman Badan Intelijen Negara Abdul Qari' bicara, "Saya ke luar ke masjid dengan Umar Radhiyallahu anhu pada bln Ramadhan. Disaat itu beberapa orang berpencaran; ada yg shalat sendirian, dan ada yg shalat dgn jama'ah yg kecil(kurang dari sepuluh orang). Umar berbicara, 'Demi Allah, saya melihat(berpandangan),bila mereka saya satukan di belakang satu imam, niscaya lebih penting,' Setelah Itu dirinya bertekad dan menghimpun mereka dibawah pimpinan Ubay Badan Intelijen Negara Ka'ab. Setelah Itu saya ke luar lagi dgn dirinya terhadap tengah malam lain. Diwaktu itu beberapa orang sedang shalat di belakang imam mereka. Sehingga Umar Radhiyallahu anhu berbicara,'Ini yakni sebaik-baik aspek baru.' & shalat simpulan tengah malam kelak lebih mutlak dari shalat yg mereka kerjakan kini." Sejarah ini berjalan terhadap th 14H.

2. Saib Badan Intelijen Negara Yazid rahimahullah (Meninggal 91 H) berkata, "Umar Radhiyallahu anhu memerintah Ubay Badan Intelijen Negara Ka'ab dan Tamim Ad Dari Radhiyallahu anhuma supaya memimpin shalat tarawih pada bln Ramadhan bersama 11 raka'at. Sehingga sang qari' membaca bersama beberapa ratus ayat, hingga kita bersandar terhadap tongkat karena sangat lamanya berdiri. Sehingga kami tak pulang dari tarawih, melainkan telah di ujung fajar." [Fathul Bari, 4/250-254; Shalat At Tarawih, 11; Al ljabat Al Bahiyyah,15-18; Al Majmu', 4/34]

3. Para sobat Rasulullah, shalat tarawih di masjid Nabawi pada malam-malam Ramadhan dengan cara awza'an (berpencar-pencar). Orang yg sanggup membaca Al Qur'an ada yg mengimami 5 orang, ada yg 6 orang, ada yg lebih sedikit dari itu, dan ada yg lebih banyak. Az Zuhri bicara, "Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, beberapa orang shalat tarawih secara menyerupai itu. Selanjutnya pada ekspresi dominan Abu Bakar, caranya konsisten menyerupai itu; demikian serta awal khalifah Umar."

BERAPA RAKA’AT TARAWIH RASULULLAH SHALLALLAHU A’ALAIHI WA SALLAM ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakan dan memimpin shalat tarawih, terdiri dari sebelas raka'at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.

1. Hadits Aisyah Radhiyallahu anhuma : ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman perihal qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadhan, ia menjawab:

 إنَّهُ كَانَ لاَ يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ 


"Sesungguhnya dia tidak pernah menambah pada bulan Ramadhan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka'at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, "Jelas sekali, bahwa hadits ini memperlihatkan shalatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun."

2. Hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dengan kami pada bulan Ramadhan 8 raka'at dan witir. Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan cita-cita dia shalat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, "Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda shalat bersama kami," maka dia bersabda, "Sesungguhnya saya khawatir diwajibkan atas kalian. "[HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]

3. Pengakuan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal 8 raka'atdan 3 witir. Ubay bin Ka'ab tiba kepada Rasulullah, kemudian berkata,"Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadhan). Beliau bertanya,"Apa itu, wahai Ubay?" Ia menjawab,"Para perempuan di rumahku berkata,'Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al Qur'an. Bagaimana kalau kami shalat dengan shalatmu?' Ia berkata,"Maka saya shalat dengan mereka 8 raka'at dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyampaikan apa-apa."[HR Abu Ya'la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68]. Adapun hadits-hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah shalat tarawih dengan 20 raka'at, maka haditsnya tidak ada yang shahih. [Fathul Bari, 4/254; Al Hawi. 1/413; Al Fatawa Al Haditsiyah, 1.195: ShalatAt Tarawih, 19-21]

BERAPA RAKAAT TARAWIH SAHABAT DAN TABIIN PADA MASA UMA RA?

Ada beberapa riwayat shahih perihal bilangan raka'at shalat tarawih para sobat pada zaman Umar Radhiyallahu anhu . Yaitu: 11 raka'at, 13 raka'at, 21 raka'at, dan 23 raka'at. Kemudian 39 raka'at juga shahih, pada masa Khulafaur Rasyidin setelah Umar; tetapi hal ini khusus di Madinah. Berikut keterangan pada masa Umar

1. Sebelas raka'at. Umar Radhiyallahu anhu memerintahkan kepada Ubay danTamim Ad Dari Radhiyallahu anhuma untuk shalat 11 raka'at. Mereka membaca ratusan ayat, hingga makmum bersandar pada tongkat sebab kelamaan dan selesai hampir Subuh. Demikian ini riwayat Imam Malik dari Muhammad bin Yusuf dari Saib Ibn Yazid. Imam Suyuthi dan Imam Subkhi menilai, bahwa hadits ini sangat shahih. Syaikh Al Albani juga menilai, bahwa hadits ini shahih sekali.

2. Tiga belas raka'at. Semua perawi dari Muhammd Ibn Yusuf menyampaikan 11 raka'at, kecuali Muhammad Ibn Ishaq. Ia berkata 13 raka'at (HR Ibn Nashr), akan tetapi hadits ini sesuai dengan hadits 'Aisyah yang menyampaikan 11 raka'at. Hal ini bisa dipahami, bahwa termasuk dalam bilangan itu ialah 2 raka'at shalat Fajar, atau 2 raka'at pemula yang ringan, atau 8 raka'at ditambah 5 raka'at Witir.

3. Dua puluh raka'at (ditambah 1 atau 3 raka'at Witir). Abdur Razzaq meriwayatkan dari Muhammad Ibn Yusuf dengan lafadz "21 raka'at" (sanad shahih). Al Baihaqi dalam As Sunan dan Al Firyabi dalam Ash Shiyam meriwayatkan dari jalur Yazid Ibn Khushaifah dari SaibIbn Yazid, bahwa mereka- pada zaman Umar di bulan Ramadhan shalat tarawih 20 raka'at. Mereka membaca ratusan ayat, dan bertumpu 'pada tongkat pada zaman Utsman, sebab terlalu usang berdiri.

Riwayat ini dishahihkan oleh Imam Al Nawawi, Al Zaila'i, Al Aini, Ibn Al Iraqi, Al Subkhi, As Suyuthi, Syaikh Abdul Aziz bin Bazz, dan lain-lain. Sementara itu Syaikh Al Albani menganggap, bahwa dua riwayat ini bertentangan dengan riwayat sebelumnya, tidak bisa dijama' (digabungkan). Maka dia menggunakan metode tarjih (memilih riwayat yang shahih dan meninggalkan yang lain).

Beliau menyatakan, bahwa Muhammad Ibn Yusuf perawi yang tsiqah tsabit (sangat terpercaya), telah meriwayatkan dari Saib Ibn Yazid 11 raka'at. Sedangkan Ibn Khushaifah yang hanya pada peringkat tsiqah (terpercaya) meriwayatkan 21 raka'at. Sehingga hadits Ibn Khushaifah ini -menurut beliau-adalah syadz (asing, menyalahi hadits yang lebih shahih). [Al Majmu', 4/32; Shalat At Tarawih, 46; Al Ijabat Al Bahiyyah. 16-18]

Perlu diketahui, selain Ibn Khushaifah tadi, ada perawi lain, yaitu Al Harits Ibn Abdurrahman Ibn Abi Dzubab yang meriwayatkan dari Saib Ibn Yazid, bahwa shalat tarawih pada masa Umar 23raka'at. [HR Abdurrazzaq. Lihat At Tamhid 3/518-519]

Selanjutnya 23 raka'at diriwayatkan juga dari Yazid Ibn Ruman secara mursal, sebab ia tidak menjumpai zaman Umar. Yazid Ibn Ruman yaitu mawla (mantan budak) sobat Zubair Ibn Al Awam (36 H), ia salah seorang qurra' Madinah yang tsiqat tsabit (meninggal pada tahun 120 atau130 H). Ia memberi pernyataan, bahwa masyarakat (Madinah) pada zaman Umar telah melaksanakan qiyam Ramadhan dengan bilangan 23 raka'at. [HR Malik, Al Firyabi, Ibn Nashr dan Al Baihaqi. Lihat Shalat At Tarawih,53; Al Ijabat Al Bahiyyah, 16; At Tamhid, 9/332, 519; Al Hawadits, 141]

BAGAIMANA JALAN KELUARNYA?

Jumhur ulama mendekati riwayat-riwayat di atas dengan metode al jam'u, bukan metode at tarjih, sebagaimana yang dipilih oleh Syaikh Al Albani. Dasar pertimbangan jumhur adalah:

1. Riwayat 20 (21, 23) raka'at yaitu shahih.
2. Riwayat 8 (11, 13) raka'at yaitu shahih.
3. Fakta sejarah berdasarkan penuturan beberapa tabi'in dan ulama salaf.
4. Menggabungkan riwayat-riwayat tersebut yaitu mungkin, maka tidak perlu pakai tarjih, yang konsekuensinya yaitu menggugurkan salah satu riwayat yang shahih.

BEBERAPA KESAKSIAN PELAKU SEJARAH

1. Imam Atho' Ibn Abi Rabah mawla Quraisy, (budak yang dimerdekakan ole Quraisy) lahir pada masa Khilafah Utsman Radhiyallahu anhu (antara tahun 24 Hsampai 35 H), yang mengambil ilmu dari Ibn Abbas Radhiyallahu anhu, (wafat 67 / 68 H), Aisyah Radhiyallahu anuhma dan yang menjadi mufti Mekkah setelah Ibn Abbas hingga tahun wafatnya 114 H) memperlihatkan kesaksian: "Saya telah mendapati orang-orang (masyarakat Mekkah) pada malam Ramadhan shalat 20 raka'at dan 3raka'at witir." [Fathul Bari, 4/235]

2. Imam Nafi' Al Qurasyi,(mawla (mantan budak) Ibn Umar Radhiyallahu ahu (wafat 73 H), mufti Madinah yang mengambil ilmu dari Ibn Umar, Abu Said, Rail' Ibn Khadij, Aisyah, Abu Hurairah dan Ummu Salamah, yang dikirim oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz ke Mesir sebagai da'i dan meninggal di Madinah pada tahun 117 H) telah memperlihatkan kesaksian sebagai berikut: "Saya mendapati orang-orang (masyarakat Madinah); mereka shalat pada bulan Ramadhan 36 raka'at dan witir 3 raka'at." [Al Hawadits, 141; Al Hawi, 1/415]

3. Daud Ibn Qais bersaksi, "Saya mendapati orang-orang di Madinah pada masa pemerintahan Aban Ibn Utsman Ibn Affan Al Umawi (Amir Madinah, wafat 105 H) dan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz (Al Imam Al Mujtahid,wafat 101 H) melaksanakan qiyamulail (Ramadhan) sebanyak 36 raka'at ditambah 3 witir." [Fathul Bari, 4/253]

4. Imam Malik Ibn Anas (wafat 179 H) yang menjadi murid Nafi' berkomentar, "Apa yang diceritakan oleh Nafi', itulah yang tetap dilakukan oleh penduduk Madinah. Yaitu apa yang dulu ada pada zaman Utsman Ibn Affan Radhiyallahu anhu." [Al Hawadits, 141]

5. Imam Syafi'i, murid Imam Malik yang hidup antara tahun 150 hingga 204 H. mengatakan, "Saya menjumpai orang-orang di Mekkah. Mereka shalat (tarawih, red.) 23 raka'at. Dan saya melihat penduduk Madinah, mereka shalat 39 raka'at, dan tidak ada problem sedikitpun perihal hal itu." [Sunan Thmidzi, 151; Fath Al Aziz, 4/266; Fathul Bari, 4/23]

BEBERAPA PEMAHAMAN ULAMA DALAM MENGGABUNGKAN RIWAYAT-RIWAYAT SHAHIH DI ATAS 

1. Imam Syafi'i, setelah meriwayatkan shalat di Mekkah 23 raka'at dan di Madinah 39 raka'at berkomentar, "Seandainya mereka memanjangkan bacaan dan menyedikitkan bilangan sujudnya, maka itu bagus. Dan seandainya mereka memperbanyak sujud dan meringankan bacaan, maka itu juga bagus; tetapi yang pertama lebih saya sukai." [Fathul Bari, 4/253]

2. Ibn Hibban (wafat 354 H) berkata, "Sesungguhnya tarawih itu pada mulanya yaitu 11 raka'at dengan bacaan yang sangat panjang hingga memberatkan mereka. Kemudian mereka meringankan bacaan dan menambah bilangan raka'at, menjadi 23 raka'at dengan bacaan sedang. Setelah itu mereka meringankan bacaan dan menyebabkan tarawih dalam 36 raka'at tanpa witr." [Fiqhus Sunnah, 1/174]

3.Al Kamal Ibnul Humam mengatakan,"Dalil-dalil yang ada menunjukkan, bahwa dari 20 raka'at itu, yang sunnah yaitu menyerupai yang pernah dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan sisanya yaitu mustahab." (Ibid, 1/175)

4.Al Subkhi berkata, "Tarawih yaitu termasuk nawafil. Terserah kepada masing-masing, ingin shalat sedikit atau banyak. Bolehjadi mereka terkadang menentukan bacaan panjang dengan bilangan sedikit, yaitu 11raka'at. Dan terkadang mereka menentukan bilangan raka'at banyak, yaitu 20 raka'atdaripada bacaan panjang, kemudian amalan ini yang terus berjalan." [Al Hawi,1/417]

5. Ibn Taimiyah berkata, "Ia boleh shalat tarawih 20 raka'at sebagaimana yang mashur dalam madzhab Ahmad dan Syafi'i. Boleh shalat 36 raka'at sebagaimana yang ada dalam madzhab Malik. Boleh shalat 11 raka'at, 13 raka'at. Semuanya baik. Makara banyaknya raka'at atau' sedikitnya tergantung lamanya bacaan dan pendeknya." Beliau juga berkata,"Yang paling utama itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan orang yang shalat.

Jika mereka berpengaruh 10 raka'at ditambah witir 3 raka'at sebagaimana yang diperbuat oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Ramadhan dan di luar Ramadhan maka ini yang lebih utama. Kalau mereka berpengaruh 20 raka'at, maka itu afdhal dan inilah yang dikerjakan oleh kebanyakan kaum muslimin, sebab ia yaitu pertengahan antara 10 dan 40. Dan jikalau ia shalat dengan 40 raka'at, maka boleh, atau yang lainnya juga boleh. Tidak dimaksudkan sedikitpun dari hal itu, maka barangsiapa menyangka, bahwa qiyam Ramadhan itu terdiri dari bilangan tertentu, dihentikan lebih dan dihentikan kurang, maka ia telah salah." [Majmu' Al Fatawa, 23/113; Al Ijabat Al Bahiyyah, 22; Faidh Al Rahim Al Kalman,132; Durus Ramadhan,48]

6.Al Tharthusi (451-520 H) berkata, Para sobat kami (Malikiyah) menjawab dengan tanggapan yang benar, yang bisa menyatukan semua riwayat. Mereka berkata,"Mungkin Umar pertama kali memerintahkan kepada mereka 11 raka'at dengan bacaan yang amat panjang. Pada raka'at pertama, imam membaca sekitar dua ratus ayat, sebab bangun usang yaitu yang terbaik dalam shalat. Tatkala masyarakat tidak lagi berpengaruh menanggung hal itu, maka Umar memerintahkan 23 raka'at demi meringankan lamanya bacaan. Dia menutupi kurangnya keutamaan dengan komplemen raka'at. Maka mereka membaca surat Al Baqarah dalam 8 raka'atatau 12 raka'at sesuai dengan hadits al a'raj tadi."

Telah dikatakan, bahwa pada waktu itu imam membaca antara 20 ayat hingga 30 ayat. Hal ini berlangsung terus hingga yaumul Harrah (penyerangan terhadap Madinah oleh YazidIbn Mu'awiyyah) tahun 60 H maka terasa berat bagi mereka lamanya bacaan. Akhirnya mereka mengurangi bacaan dan menambah bilangannya menjadi 36 raka'at ditambah 3 witir. Dan inilah yang berlaku kemudian. Bahkan diriwayatkan, bahwa yang pertama kali memerintahkan mereka shalat 36 raka'at ditambah dengan 3 witir ialah Khalifah Muawiyah Ibn Abi Sufyan (wafat 60 H). Kemudian hal tersebut dilakukan terus oleh khalifah sesudahnya. Lebih dari itu, Imam Malik menyatakan, shalat 39 raka'at itu telah ada sejak zaman Khalifah Utsman Radhiyallahu anhu. Kemudian Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz (wafat 101 H) memerintahkan supaya imam membaca 10 ayat pada tiap raka'at. Inilah yang dilakukan oleh para imam, dan disepakati oleh jama'ah kaum muslimin, maka ini yang paling utama dari segi takhfif (meringankan). [Lihat Al Hawadits, 143-145]

7. Ada juga yang mengatakan, bahwa Umar Radhiyallahu anhu memerintahkan kepada dua sahabat, yaitu "Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad Dari Radhiyallahu anhuma, supaya shalat memimpin tarawih sebanyak 11 raka'at, tetapi kedua sobat tersebut akibatnya menentukan untuk shalat 21 atau 23 raka'at. [Durus Ramadhan, 47]

8. Al Hafidz Ibn Hajar berkata, "Hal tersebut dipahami sebagai variasi sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan manusia. Kadang-kadang 11raka'at, atau 21, atau 23 raka'at, tergantung kesiapan dan kesanggupan mereka.Kalau 11 raka'at, mereka memanjangkan bacaan hingga bertumpu pada tongkat. Jika 23 raka'at, mereka meringankan bacaan supaya tidak memberatkan jama'ah. [Fathul Bari, 4/253]

9. Imam Abdul Aziz Ibn Bazz mengatakan: "Diantara masalah yang terkadang samar bagi sebagian orang yaitu shalat tarawih. Sebagian mereka mengira, bahwa tarawih dihentikan kurang dari 20 raka'at. Sebagian lain mengira, bahwa tarawih dihentikan lebih dari 11 raka'at atau 13 raka'at. Ini semua yaitu persangkaan yang tidak pada tempatnya, bahkan salah; bertentangan dengan dalil. Hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan, bahwa shalat malam itu yaitu muwassa' (leluasa, lentur, fleksibel).

Tidak ada batasan tertentu yang kaku. yang dihentikan dilanggar. Bahkan telah shahih dari Nabi, bahwa dia shalat malam 11 raka'at, terkadang 13 raka'at, terkadang lebihsedikit dari itu di Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Ketika ditanya perihal sifat shalat malam,beliau menjelaskan: "dua rakaat-dua raka'at, apabila salah seorang kau khawatir subuh, maka shalatlah satu raka'at witir, menutup shalat yang ia kerjakan." [HR Bukhari Muslim]

Beliau tidak membatasi dengan raka'at-raka'at tertentu, tidak di Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Karena itu, para sobat Radhiyallahu anhum pada masa Umar Radhiyallahu anhu di sebagian waktu shalat 23 raka'at dan pada waktu yang lain 11 raka'at. Semua itu shahih dari Umar Radhiyallahu anhu dan para sobat Radhiyallahu anhum pada zamannya. Dan sebagian salaf shalat tarawih 36 raka'at ditambah witir 3 raka'at. Sebagian lagi shalat 41 raka'at.

Semua itu dikisahkan dari mereka oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dan ulama lainnya. Sebagaimana dia juga menyebutkan, bahwa problem ini yaitu luas (tidak sempit). Beliau juga menyebutkan, bahwa yang afdhal bagi orang yang memanjangkan bacaan, ruku'. sujud, ialah menyedikitkan bilangan raka'at(nya). Dan bagi yang meringankan bacaan, ruku' dan sujud (yang afdhal) ialah menambah raka'at(nya). Ini yaitu makna ucapan beliau. Barangsiapa merenungkan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia niscaya mengetahui, bahwa yang paling afdhal dari semuanya itu ialah 11 raka'at atau 13 raka'at. Di Ramadhan atau di luar Ramadhan. Karena hal itu yang sesuai dengan perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kebiasaannya. Juga sebab lebih ringan bagi jama'ah. Lebih akrab kepada khusyu' dan tuma'ninah. Namun, barangsiapa menambah (raka'at), maka tidak mengapa dan tidak makruh,seperti yang telah lalu."[Al Ijabat Al Bahiyyah, 17-18. Lihat juga Fatawa Lajnah Daimah, 7/194-198]

KESIMPULAN

Maka berdasarkan paparan di atas, saya bisa mengambil kesimpulan, antara lain:

1. Shalat tarawih merupakan penggalan dari qiyam Ramadhan, yang dilakukan setelah shalat Isya' hingga sebelum fajar, dengan dua raka'at salam dua raka'at salam. Shalat tarawih mempunyai keutamaan yang sangat besar. Oleh sebab itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkannya -dan para sobat punmenjadikannya- sebagai syiar Ramadhan.

2. Shalat tarawih yang lebih utama sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu bilangannya 11 raka'at. Inilah yang lebih baik. Seperti ucapan Imam Malik rahimahullah, "Yang saya pilih untuk diri saya dalam qiyam Ramadhan, ialah shalat yang diperintahkan oleh Umar Radhiyallahu anhu, yaitu 11 raka'at, yaitu (cara) shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun 11 yaitu akrab dengan 13." [Al Hawadits, 141]

3. Perbedaan tersebut bersifat variasi, lebih dari 11 raka'at yaitu boleh, dan 23 raka'at lebih banyak diikuti oleh jumhur ulama, sebab ada asalnya dari para sobat pada zaman Khulafaur Rasyidin, dan lebih ringan berdirinya dibanding dengan 11 raka'at.

4. Yang lebih penting lagi yaitu prakteknya harus khusyu', tuma'ninah. Kalau bisa lamanya sama dengan tarawihnya ulama salaf, sebagai pengamalan hadits "Sebaik-baik shalat yaitu yang panjang bacaanya"

Demikian keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits Shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Semoga Allah Ta’ala memperlihatkan Taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita semua untuk sanggup istiqomah dalam melaksanakan sholat tarawih dan ibadah lainnya di bulan Romadhon dan di bulan-bulan setelahnya. Amiin. Begitu juga kami telah merangkum bacaan doa menyambut ramadhan, kata ucapan ramadhan dan masih banyak lago yang lainnya.

8 Amalan Sunah Yang Dilakukan Rasulullah Saw Setiap Hari

Kumpulan Doa Islami - Amalan Sunnah yaitu amalan-amalan yang apabila dilakukan mendapat pahala, namun tidak berdosa jikalau kita meninggalkannya. Rasulullah SAW sering mengamalkan amalan sunnah setiap hari. Beliau yang sudah maksum saja masih memohon ampun kepada Allah, kemudian bagaimana dengan kita yang selalu berkubang dalam maksiat?

Setiap insan seharusnya mengetahui bahwa Allah SWT telah menyeru semoga beribadah dan berzakat saleh sebaik dan sebanyak mungkin. Agar kita menjadi langsung yang bertakwa, setidaknya sunah harian Nabi SAW yang sanggup kita pola dan amalkan dalam keseharian, diantaranya yaitu :
#1. Membaca Dzikir Pagi dan Sore.
Allah SWT berfirman:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Artinya :
''Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan bunyi di waktu pagi dan petang dan janganlah kau termasuk orang-orang yang lalai.'' (QS al-Araf: 205).
(Pelajari juga: Bacaan Doa di Pagi hari dan Doa di Sore Hari Lengkap Arab Latin dan Artinya)

#2. Merutinkan shalat Dhuha
Nabi SAW bersabda:
''Pada pagi hari setiap persendian kalian diwajibkan sedekah, setiap ucapan tasbih itu bernilai satu sedekah, setiap kalimat tahmid itu bernilai satu sedekah, satu ucapan tahlil bernilai satu sedekah, satu ucapan takbir bernilai satu sedekah. memerintah yang makruf satu sedekah, mencegah yang mungkar satu sedekah. Dan semua itu sanggup diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.'' (HR Muslim).
Untuk lebih mengetahui perihal sholat dhuha, silakan teman-teman sanggup pelajari 4 Keutamaan Sholat Dhuha yang Sangat Luar Biasa. Adapun untuk bacaan niat sholat dhuha serta doa sehabis sholat dhuha teman-teman sanggup cari di blog ini dengan memanfaatkan kolom pencarian, alasannya yaitu kami sudah pernah mempostingnya.

#3. Shalat Berjamaah Tepat Waktu.
Saking pentingnya shalat berjamaah sempurna waktu ini, sampai-sampai Nabi SAW bersabda:
''Kalau saja insan tahu pahala panggilan shalat dan shaf awal, kemudian mereka tidak sanggup mendapatkannya selain harus dengan mengundi, niscaya mereka akan mengundi.'' (HR Muslim).

#4. Menjaga Shalat Rawatib.
Dalam sebuah hadis disebutkan:
''Tidaklah seorang hamba melaksanakan shalat sunah dengan tulus lillahitaala setiap hari sebanyak 12 rakaat melainkan niscaya Allah akan membangunkan rumah di surga.'' (HR Muslim).
Niat Sholat Rawatib - Niat Sholat Sunah Ba'diah dan Qobliyah Lengkap"

#5. Membaca Alquran.
Membaca Quran yaitu zikir terbaik yang akan mendatangkan banyak kebaikan bagi yang membacanya. Nabi SAW bersabda, ''Bacalah Quran alasannya yaitu bahwasanya Quran akan tiba sebagai pemberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang rajin membacanya).'' (HR Muslim).

#6. Selalu berusaha dalam kondisi yang suci.
Tentang senantiasa suci ini, Nabi SAW pernah bersabda, ''Siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kesalahan-kesalahannya akan keluar dari jasadnya, bahkan hingga keluar dari ujung-ujung kukunya.'' (HR Muslim).

#7. Sedekah harian.
''Pernah suatu ketika, seorang lelaki tiba menemui Rasulullah SAW dan bertanya, Wahai Nabi, sedekah apa yang paling utama? Nabi SAW menjawab, Bersedekahlah dikala kau dalam kondisi sehat, kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi kaya, tidak menunda hingga nyawa di tenggorokan gres kau berkata, Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini, padahal itu sudah menjadi bab si fulan (ahli warisnya).” (HR Bukhari).
(Pelajari juga: 16 Syarat Agar Amal Sedekah Kia diterima Allah SWT)

#8. Istighfar minimal 100 kali.
Tentang meminta ampun ini, Nabi SAW bersabda, ''Demi Allah, saya selalu beristighfar dan bertobat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari.'' (HR Muslim).

Itulah beberapa amalan sunah yang diamalkan setiap hari oleh Rasulullah SAW. Tentu masih banyak amalan-amalan sunah lainnya yang Rasulullah amalkan. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu mengamalkan sunnah rasul tanpa meninggalkan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT. Amin.

9 Adat Ziarah Kubur Yang Sesuai Syariat Islam

Kumpulan Doa Islami - Ziarah kubur sering dilakukan minimal satu ahad sekali setiap hari kamis atau hari jum'at. Banyak manfaat saat kita melaksanakan ziarah kubur menyerupai mengingatkan kita semua akan kematian, mendoakan para hebat kubur semoga diberi daerah yang terbaik oleh Allah SWT terutama untuk keluarga kita, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Dalam berziarah kubur hendaknya kita melakukannya sesuai dengan budbahasa dalam syariat islam, semoga supaya ziarah kita berpahala. Beberapa diantara adab-adab ziarah kubur berdasarkan islam yaitu sebagai berikut:
#1. Mengingat Tujuan Utama Berziarah
Ingatlah selalu pesan yang tersirat disyari’atkannya ziarah kubur, yakni untuk mengambil pelajaran dan mengingat kematian.

Imam Ash Shan’ani rahimahullah berkata :
“Semua hadits yang menunjukkan disyari’atkannya ziarah kubur dan menjelaskan pesan yang tersirat dari ziarah kubur, yakni untuk mengambil pelajaran menyerupai di dalam hadits Ibnu Mas’ud (yang artinya) : “Karena di dalam ziarah terdapat pelajaran dan peringatan terhadap darul abadi dan menciptakan zuhud terhadap dunia”. Jika tujuan ini tidak tercapai, maka ziarah tersebut bukanlah ziarah yang diinginkan secara syari’at,” (Lihat Subulus Salaam (1/502), Maktabah Syamilah).

#2. Tidak Boleh Melakukan Safar untuk Berziarah
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Janganlah melaksanakan perjalanan jauh (dalam rangka ibadah, ed) kecuali ke tiga masjid : Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha,” (Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

#3. Mengucapkan Salam Ketika Masuk Pemakaman (Kuburan)
“Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka (para shahabat) kalau mereka keluar menuju pekuburan semoga mengucapkan :
“Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan orang-orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian,” (HR. Muslim no. 974).
(Pelajari juga: Lafadz Doa Ziarah Kubur, Doa Masuk Kuburan Bahasa Arab, Latin dan Artinya)

#4. Tidak Memakai Sandal Ketika Memasuki Pekuburan
Dari shahabat Basyir bin Khashashiyah radhiyallahu ‘anhu : “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seseorang sedang berjalan diantara kuburan dengan menggunakan sandal. Lalu Rasulullah bersabda,
“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia melepas kedua sandalnya dan melemparnya,” (HR. Abu Dawud (2/72), An Nasa’I (1/288), Ibnu Majah (1/474), Ahmad (5/83), dan selainnya. Al Hakim berkata : “Sanadnya shahih”. Hal ini disetujui oleh Adz Dzahabi dan juga Al Hafizh di Fathul Baari (3/160). Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 173, Maktabah Al Ma’arif).

#5. Tidak Duduk di atas Kuburan dan Menginjaknya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh kalau salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga memperabukan bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur,” (HR. Muslim (3/62)).

#6. Mendo’akan Mayit kalau Dia Seorang Muslim
Adapun kalau mayat yaitu orang kafir, maka dihentikan mendo’akannya.
(Pelajari juga: Doa Khusus bagi Mayit Laki-laki dan Perempuan Lengkap Arab, Latin dan Artinya)

#7. Boleh mengangkat tangan saat mendo’akan mayat tetapi dihentikan menghadap kuburnya saat mendo’akannya (yang dituntunkan yaitu menghadap kiblat)
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha saat dia mengutus Barirah untuk membuntuti Nabi yang pergi ke Baqi’ Al Gharqad. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhenti di bersahabat Baqi’, kemudian mengangkat tangan dia untuk mendo’akan mereka.[22] Dan saat berdo’a, hendaknya tidak menghadap kubur alasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang shalat menghadap kuburan. Sedangkan do’a yaitu intisari sholat.

#8. Tidak Mengucapkan Al Hujr
Telah lewat keterangan dari Imam An Nawawi rahimahullah bahwa al hujr yaitu ucapan yang bathil. Syaikh Al Albani rahimahullah menyampaikan : “Tidaklah samar lagi bahwa apa yang orang-orang awam lakukan saat berziarah semisal berdo’a pada mayit, beristighotsah kepadanya, dan meminta sesuatu kepada Allah dengan perantaranya, yaitu termasuk al hujr yang paling berat dan ucapan bathil yang paling besar.

Maka wajib bagi para ulama untuk menjelaskan kepada mereka perihal aturan Allah dalam hal itu. Dan memahamkan mereka perihal ziarah yang disyari’atkan dan tujuan syar’i dari ziarah tersebut,” (Syaikh Al Albani menyampaikan : “Diriwayatkan oleh Ahmad (6/92), dan hadits ini terdapat di Al Muwaththo’ (1/239-240), dan An Nasa’I dengan redaksi yang semisal tetapi disana tidak disebutkan (kalau Nabi) mengangkat tangan. Dan sanad hadits ini hasan”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 246, Maktabah Al Ma’arif).

#9. Diperbolehkan Menangis tetapi dihentikan Meratapi Mayit
Menangis yang masuk akal diperbolehkan sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis saat menziarahi kubur ibu dia sehingga menciptakan orang-orang disekitar dia ikut menangis. Tetapi kalau hingga tingkat menyesali mayit, menangis dengan histeris, menampar pipi, merobek kerah, maka hal ini diharamkan.

Teman-teman, itulah beberapa adab dalam ziarah kubur sesuai syariat islam yang patut kita praktekkan. Semoga sedikit artikel ini sanggup bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Amin

Benarkan Bulan Shafar Ialah Bulan Sial? Inilah Jawabannya!

Kumpulan Doa Islami - Bulan safar 2016 jatuh pada bulan Oktober 2016 Tahun Masehi. Banyak mitos miring yang beredar dikalangan masyarakat kita ihwal bulan safar, contohnya mitos ijab kabul di bulan safar yaitu "keluarga kedua mempelai banyak hutang, pengantin gres akan menderita dala berumagh tangga, sekalipun telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya nihil".

Selain mitos pernikahan, beberapa masyarakat hingga sekarang ada yang menghindari hari Sabtu dan Ahad pada bulan Safar untuk melaksanakan acara apa pun, lantaran dianggap angker. Sementara tanggal yang harus dihindari ialah tanggal 1, 10 dan 20 Safar. Hari Senin dan Selasa pada bulan Safar juga dianggap hari buruk, dihindari untuk program tertentu.

Benarkah bulan safar merupakan bulan sial/banyak keburukan? Untuk lebih jelasnya, berikut kami paparkan beberapa insiden penting di bulan safar yang mungkin belum kalian ketahui dan patut untuk diketahui. Bulan safar ialah bulan kedua sesudah Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) yang menurut tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong atau nol. Dinamakan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada jelek sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai).”

Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan hewan terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kau melarikan diri dari seekor singa” (HR. Bukhari)

Dalam sejarah Islam, bulan shafar menempatkan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam dari zaman Rasulullah hingga kejayaan dan keruntuhunnya. Berikut ialah beberapa insiden penting di bulan Safar, ibarat dilansir dari laman Islampos.com.
  • Pernikahan Rasulullah saw dengan Khadijah binti Khuwailid
    Menurut beberapa sumber Rasulullah saw menikahi khadijah rha pada bulan Shafar. Menurut Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Rasulullah muda menikahi khadijah atas prakarsa Nafisah binti Munabbih. Mahar yang diberikan Rasulullah saw berupa unta 20 ekor dengan jarak usia lebih bau tanah khadijah 15 tahun.
  • Peristiwa Perang Al-Abwa
    Dalam Zaadul Maad Peristiwa ini terjadi pada bulan Shafar tahun ke 12 Hijrah. Perang Al Abwa disebut pula dengan Perang Waddaan. Pembawa panji perang ketika itu Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketika itu panji yang dibawa berwarna putih. Kepemimpinan kota Madinah sementara waktu diserahkan kepada Saad bin Ubadah. Perang ini Dilakukan khusus untuk menyergap kafilah Quraisy namun tidak membuahkan hasil.

    Pada insiden ini Nabi berpesan kepada Makhsyi bin Amr adh-Dhamari, yang merupakan pemimpin Bani Dhamrah kala itu, untuk tidak saling berperang dan tidak membantu lawan. Perjanjian dibentuk tertulis. Itu berlangsung selama lima belas malam.
  • Tragedi Ar Raji’
    Pada tahun 3 H bulan Shafar datanglah kepada Nabi saw kaum dari Bani ‘Adhal dan al-Qaaroh dan menyatakan bahwa mereka masuk Islam. Dalam Zaadul Maad dikisahkan Kedua kabilah itu meminta dikirim orang-orang yang sanggup mengajarkan mereka ihwal Islam dan membacakan kepada mereka al-Quran. Nabi saw mengutus kepada mereka enam orang. -Ibnu Ishaq dan al-Bukhari menyebutkan: sepuluh orang.- yang dipimpin oleh Mursyid bin Abi Mursyid al-Ghanawi, yang salah satunya Khabib bin Adi. Namun, ketika rombongan hingga pada suatu daerah berjulukan Ar Raji’ dua kabilah tersebut berkhianat. Para utusan Islam dibantai dengan dibantu oleh kabilah Hudzail dan menawan Khabib bin Adi dan Zaid bin ad-Datsiah. Kemudian keduanya dijual di Mekkah. Mereka berdualah yang nantinya membunuh tetua kabilah Hudzail pada perang Badar.
  • Tragedi Bi’ir Ma’unah
    Peristiwa Bi’ir Ma’unah terjadi pada bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa ketika sesudah bencana Ar Raji’. Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal pada waktu itu Rasulullah saw memperlihatkan keIslaman kepada Abu Bara’ Amr bin Malik. Namun Abu Bara’menolak dengan halus. Kemudian ia memperlihatkan kepada Rasulullah saw semoga mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd memeluk Islam. Atas jaminan dari Abu Bara’ Rasulullah saw lalu mengutus Al Mundhir bin Amr dari Bani Sa’idah beserta 40 sobat pilihan menuju Najd.

    Ketika hingga di Bi’ir Ma’unah Para utusan berhenti dan mengutus Haram bin Milhan membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail. Namun surat itu tidak dibaca Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail meminta derma kabilah Bani Amir yang hasilnya ditolaknya lantaran ada jaminan proteksi (suaka) dari Abu Bara’. Amir Bin Thufail lalu mengajak kabilah Bani Sulaim dan menerima sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir dan sekutunya dengan utusan Rasululah, hasilnya semua utusan terbunuh kecuali Ka’ab bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka dan bergelimpangan bersama jasad-jasad lain. Dia hidup hingga gugur pada insiden perang Khandak.

    Pada pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan. Ketika tahu bahwa Amr dari kabilah Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) dan membebaskannya dengan jaminan yang ada pada Amiah.

    Amr bin Amiahpun kembali ke Madinah. Ketika hingga di Qorqorah di Sodr Qonaah (nama tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada ketika yang sama datanglah dua orang dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Manakala kedua orang dari bani Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya. Amr merasa sedikit telah membalaskan apa yang telah dilakukan terhadap para sahabatnya. Tetapi ayalnya, ternyata kedua orang yang dibunuh itu telah mempunyai perjanjian dengan Rasulullah saw, dan dia tidak menyadarinya. Ketika hingga di Madinah Amr mengabarkan apa yang terjadi kepada Rasulullah saw dan apa yang dia lakukan terhadap dua orang dari Bani Kilaab. (Mendengar itu) Nabi pun bekata;

    لَقَدْ قَتَلْت قَتِيلَيْنِ لَأُودِيَنَّهُمَا
    Artinya :
    “Sungguh engkau telah membunuh dua orang yang harus saya bayar diah (denda) pembunuhan keduanya”.
  • Kemengan Perang Khaibar
    Menurut Ibnu Qayim Al Jauziyah dalam Zaadul Maad Sesungguhnya keluarnya Rasulullah r ke Khaibar ialah di simpulan bulan Muharram, bukan permulaannya. Fath (kemenangannya) ialah di bulan Shafar.

    Perang Khaibar merupakan peperangan kaum muslimin dengan Yahudi di Khaibar lantaran bersekutu denga Raja Hiraklius. Kaum Muslimin menaklukkan sebuag benteng yang berlapis dengan membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengepung dan menembus masuk ke bentng tersebut.
  • Peristiwa Pengepungan di Khats’am
    Peristiwan ini jatuh pada bulan Shafar tahun 9 H. Ibnu Mas’ud berkata, “Mereka menceritakan:
    Rasulullah saw mengutus Qutbah bin Aamir dengan dua puluh orang ke distrik dari wilayah Khast’am pinggiran Tabbaalah. Nabi memerintahkannya untuk mengepung daerah itu. Merekapun keluar dengan berbekal sepuluh onta. Mereka manawan seorang lelaki dan menginterogasinya. Tetapi bahasa orang itu tidak sanggup dimengerti dan dia berteriak-teriak. Karena membahayakan merekapun memenggal lehernya. Ketika penduduk al-Hadiroh telah tertidur lelap, pengepunganpun dilakukan, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit, banyak yang terluka dari kedua belah pihak. Qutbah bin Aamir memerangi siapa saja yang melawan. Ternak, perempuan dan apapun yang bisa dibawa digiring ke Madinah. Dikisahkan bahwa lawan berkumpul untuk menyusul dan mengikuti jejak mereka, tetapi Allah swt mengirim banjir bandang yang mencegat mereka untuk bisa hingga kepada para sobat dan apa yang mereka bawa. Kaum itu hanya bisa menatap hingga rombongan menghilang dari pandangan mereka, tidak sanggup menyeberang (Zaadul Maad).
  • Masuk Islamnya Bani Udzrah
    Bani Udzrah ialah salah satu bani yang mempunyai garis keturunan hingga kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah saw. Pada waktu itu tiba kepada Rasulullah utusan dari Udzroh pada bulan Shafar, tahun kesembilan sebanyak dua belas orang. Di antaranya Jumroh bin an-Nu’maan. Mereka menyatakan diri memeluk Islam. Rasulullah saw lalu menceritakan kepada mereka akan datangnya kemenangan atas Syam dan diperanginya Hiraklius hingga simpulan imperiumnya.
  • Pengangkatan Usamah Bin Zaid
    Pada bulan safar Rasulullah mempersiapkan kaum muslimin untuk berperang. Pasukan kaum muslimin yang berjumlah 3000 ribu dan didalamnya terdapat banyak sahabat. Rasulullah memerintahkan untuk berangkat ke tanah al-Balqa yang berada di Syam, persisnya daerah gugur (syahidnya) Zaid bin Haritsah. Keesokan hari, 29 Safar tahun 11 H atau 24 Mei 632 Rasululllah memanggil Usamah bin Zaid supaya menghadap beliau. Setelah Usamah menghadap, Nabi mengangkatnya menjadi panglima perang untuk memimpin pasukan yang akan diberangkatkan itu.

    Nabi bersabda, “Pergilah kau ke daerah terbunuhnya bapakmu, injaklah mereka dengan kuda. Aku menyerahkan pimpinan ini kepadamu, maka perangilah penduduk Ubna pada pagi hari dan bakarlah (hancur binasakanlah) mereka. Cepatlah kau berangkat, sebelum isu ini terdengar oleh mereka. Jika Allah memberi kemenangan kepadamu atas mereka, janganlah kau berlama-lama bersama mereka. Bawalah bersamamu petunjuk-petunjuk jalan dan dahulukanlah mata-matamu.”

    Usamah Bin Zaid ialah sobat Rasulullah saw yang masih belia usianya. Dikatakan belia lantaran usia Usamah ketika diangkat menjadi panglima perang belum mencapai 20 tahun. Usamah diangkat menjadi panglima perang sudah dalam kondisi menikah dan siap perang.
  • Penaklukan Persia
    Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab pada tanggal 14 Safar 16 H atau 17 Maret 637 M. Kaum muslimin dibawah pimpinan Saad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang andal di qadisiyah (masuk negara Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin waqash sebelumnya sempat mengalami luka pedang cukup parah jawaban pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin.
  • Jatuhnya kota Baghdad ke tangan Hulakhu Khan
    Kota Baghdad yang pada masa itu menjadi sentra pemerintahan Daulah Bani Abasiyah sungguh kehilangan daya. Pada tanggal 9 safar tahun 565 H/ 14 februari 1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad betul-betul tidak berdaya dan tidak bisa membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tar tar ini membantai serta menghancurkan seluruh isi kota Baghdad termasuk produk Ilmu pengetahuan. Jatuhnya kota Baghdad yang menerangkan runtuhnya Daulah Bani Umayah disebabkan oleh pengkhiantan yang dilakukan oleh al-wazir Umayyiduddien Muhammad bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah Rafidhah.
  • Meninggalnya Pembebas Jerusalem Shalahuddin Al Ayyubi
    Pada tanggal 27 Safar 859 atau 15 Februari 1455 Sholahuddin menghembuskan nafas terakhir di damaskus. Para pengurus mayit terkaget-kaget lantaran Sholahuddin tidak mempunyai harta. Ia hanya mempunyai kain kafan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya dia memberikan pesan yang luar biasa “Jangan Tumpahkan Darah, Sebab darah yang terpecik tak akan pernah tidur”. Beliau meninggalkan penasihat yang merupakan ulama populer yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja’ al-Qadiri al Hambali.

Dari beberapa uraian peristiwa-peristiwa penting di bulan safar tersebut, memang banyak terjadi insiden peperangan namun bukan berarti bulan ini jelek dan sial. Karena ibarat yang sudah kami uraikan diatas bahwa dinamakan bulan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh. Namun disisi lain, Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid sempurna di bulan shafar. Jadi, untuk asumsi atau mitos bulan safar ialah bulan sial itu tergantung dari kepercayaan dan keyakinan kita masing-masing. Wallahu A'lam...

Doa Diberi Fasilitas Sebelum Melaksanakan Acara Berangkat Bekerja

Doa Diberi Kemudahan Sebelum Berangkat Memulai Bekerja. Setiap hari kita niscaya selalu melakukan acara aktifitas bekerja di mana saja untuk memenuhi kebutuhan dala keseharian baik berupa masakan dan minuman untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain menyerupai orang yang sudah berumah tangga untuk memberi nafkah keluarganya bahkan bukan cuman masakan dan minuman saja termasuk pakaian dan kebutuhan yang lainnya.

Maka untuk itu alasannya yang namanya milik dan rezeki dari Alloh SWT tidak begitu eksklusif tiba dihadapan kita, namun perlu kita menjemputnya dengan cara bekerja menyerupai buruh, dagang, tani, dan yang lainnya, nah untuk supaya kita di berikan kelancaran atau akomodasi dalam melakukan setiap pekerjaan, Islam menawarkan solusinya bagi kita dengan cara terlebih dahulu membaca doa sebelum bekerja dan doa sebelum memulai pekerjaannya yang benar sesuai dengan fatwa agama Islam.

Bahkan ada juga doa mendapatkan pekerjaan bagi orang yang masih belum punya pekerjaan biar secepatnya oleh Alloh SWT diberikan jalan keluar untuk secepatnya mendapatkan pekerjaan. Makara segala sesuatu yang kita harapkan harus selalu berdoa kepada Alloh SWT alasannya Alloh Maha Kaya dan Maha Pemurah serta kasih sayang kepada hambanya yang selalu mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

Doa Diberi Kemudahan Sebelum Berangkat Memulai Bekerja Doa Diberi Kemudahan Sebelum Melakukan Kegiatan Berangkat Bekerja

Dengan demikian kami di sini akan menyebarkan Doa biar diberi akomodasi sebelum berangkat memulai pekerjaan yang baik dan benar dalam bahasa arab latin lengkap dengan artinya, begitu juga bacaan atau lafadz doa setelah selesai bekerja kami tulis dalam artikel menyerupai di bawah ini:

Bacaan Doa Sebelum Berangkat Bekerja (MENCARI RIZQI)

Bacalah doa ini 3x sebelum berangkat / keluar rumah

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِيْ رِزْقًا حَلاَلاً طَيِّباً, وَاسْتَعْمِلْنِيْ طَيِّباً. اَللّهُمَّ اجْعَلْ اَوْسَعَ رِزْقِكَ عَلَيَّ عِنْدَ كِبَرِ سِنِّيْ وَانْقِطَاعِ عُمْرِيْ. اَللّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ, وَاَغِْننِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ. اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ رِزْقًا وَاسِعًا نَافِعًا. اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ نَعِيْمًا مُقِيْمًا, اَلَّذِيْ لاَ يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ.


Alloohummarzuqnii rizqon halaalan thoyyibaa, wasta’milniithayyibaa. Alloohummaj’al ausa’a rizqika ‘alayya ‘inda kibari sinnii wanqithoo’i ‘umrii. Alloohummakfinii bihalaalika ‘an haraamika. wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaaka. Alloohumma in nii as-aluka rizqon waasi’an naafi’an. Alloohumma innii as-alukan na’iimaan muqiiman, alladzii laa yahuulu wa laa yazuulu.

Artinya :Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik. Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas dikala tuaku dan dikala lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah saya dengan karunia-Mu dari yang lainnya. YaAllah, saya mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna. Ya Allah, saya mohonkan pada-Mu ni’mat yang infinit yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang

Doa Nabi Isa ‘Alaihissalam Untuk Minta Rezeki


اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ.


Lafal bacaan : Allaahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maaidatan minas samaai takuunu lanaa ‘idan liawwalinaa wa aakhirinaa wa ayatan minka warzuqna wa anta khairur raaziqiina

Artinya : “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami ialah orang-orang yang bersama kami dan yang tiba setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama.” [QS. Al-Maidah : 114]

Lafadz Doa Supaya Cepat Dapat Kerja Arab Latin Dan Artinya:


اَللهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِيْ، وَوَسِّعْ خُلُقِيْ، وَطَيِّبْ لِيْ كَسَبِيْ، وَقَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ، وَلاَتَذْهَبْ قَلْبِيْ إِلَى شَيْئٍ صَرَّفْتَهُ عَنِّيْ


ALLAAHUMMAGHFIR LII DZANBII, WA WASSI' KHULUQII, WA THAYYIB LII KASABII, WA QANNI'NII BIMAA RAZAQTANII, WA LAA TADZ-HAB QALBII ILAA SYAI-IN SHARRAFTAHU 'ANNII.

Artinya :"Ya Allah, ampunillah dosaku, perluaslah (muliakanlah) akhlakku, berilah untukku pekerjaan yang baik, jadikanlah saya puas mendapatkan apapun yang Engkau karuniakan kepadaku, dan janganlah Engkau buat hatiku mengingat apapun yang telah Engkau palingkan dariku". (HR. Ibnu An-Najjar)

Lafadz Doa Supaya Cepat Di Terima Bekerja.

اَللهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الْخَيْرِ وَاَبْوَابَ الْبَرَكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَاَبْوَابَ الْقُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَأَبْوَابَ الْجَنَّةِ. رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَارَشَدًا. بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ


ALLAAHUMMAFTAH 'ALAINAA ABWAABAL KHAIRI WA ABWAABAL BARAKATI WA ABWAABAN NI'MATI WA ABWAABAL QUWWATI WA ABWAABASHSHIHHATI WA ABWAABAS SALAAMATI WA ABWAABAL JANNATI. RABBANAA AATINAA MIN LADUNKA RAHMATAN WA HAYYI' LANAA MIN AMRINAA RASYADAA. bISMILLAAHI TAWAKKALTU 'ALALLAAHI LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH.

Artinya :Ya Allah, bukakanlah atas kami pintu-pintu kebaikan, pintu-pintu berkah, pintu-pintu nikmat, pintu-pintu kekuatan, pintu-pintu kesehatan, pintu-pintu keselamatan, dan pintu-pintu surga. Ya Allah ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakal kepada-Nya, tidak ada daya serta kekuatan melainkan hanya dengan kekuasaan dan pinjaman Allah.

Itulah  bacaan Doa Diberi Kemudahan Sebelum Berangkat Memulai Pekerjaan yang benar dalam bahasa arab latin, begitu juga kami sajikan doa selamat, doa keluar masuk rumah, doa sholat dhuha, alasannya alangkah baiknya sebelum kita berangkat kerja pada padi hari di awali dengan sholat dhuha alasannya dengan melakukan sholat dhuha banyak manfaat dan nasihat yang akan kita rasakan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.