Showing posts with label Puasa Sunah. Show all posts
Showing posts with label Puasa Sunah. Show all posts

Hikmah Puasa Sunnah Bulan Sya'ban

Kumpulan Doa Islami - Tidak terasa sekarang kita berada pada bulan Sya’ban. Itu artinya, tinggal menghitung hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Nah, di bulan Sya’ban ini sudahkah kita mulai menunaikan puasa sunnah sebagaimana Rasulullah? Mengapa Rasulullah memperbanyak puasa sunnah di bulan ini? ternyata ini dia hikmahnya.

Pelajari juga : Niat Puasa Sunnah Sya'ban Lengkap Arab Latin dan Terjemahannya

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, hingga kami katakan bahwa dia tidak berbuka. Beliau pun berbuka hingga kami katakan bahwa dia tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara tepat sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat dia berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali mengenai pesan tersirat puasa Sya’ban sebagai berikut.
  1. Bulan Sya’ban ialah bulan daerah insan lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkalah insan lalai, inilah keutamaan melaksanakan amalan puasa saat itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di daerah orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti saat di pasar-, maka dzikir saat itu ialah amalan yang sangat istimewa.

    Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar ialah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”
  2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang dia menunda puasa tersebut hingga dia mengumpulkannya pada bulan Sya’ban. Makara dia shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya dia tidak melaksanakan beberapa puasa sunnah, maka dia mengqodho’nya saat itu. Sehingga puasa sunnah dia menjadi tepat sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.
  3. Puasa di bulan Sya’ban ialah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih besar lengan berkuasa dan lebih bersemangat untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 234-243)

Kesimpulannya, pesan tersirat puasa Syaban ialah semoga kita tidak tergolong orang-orang yang lalai alasannya ialah yang dinanti terus ialah bulan Ramadhan. Hikmah lainnya, semoga mengganti puasa sunnah yang dulu pernah luput. Hikmah lainnya pula, untuk pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Pelajari juga : Niat Puasa Sunnah Sya'ban Lengkap Arab Latin dan Terjemahannya

Mari kita penuhi amal catatan kita selama bulan Sya’ban ini dengan puasa sunnah di hadapan Allah.

Hikmah Dan Keutamaan Puasa Syawal 6 (Enam) Hari

Kumpulan Doa Islami - Puasa sunah 6 hari di bulan syawal mempunyai pesan yang tersirat dan keutamaan yang sangat luar biasa yaitu bagi siapa saja yang mengamalkan ibadah sunah puasa syawal 6 hari maka sama halnya berpuasa satu tahun penuh. Ini sungguh sangat istimewa sekali sebab jikalau kita melaksanakan puasa 1 tahun penuh maka sangatlah berat. Namun dengan hanya mengamalkan puasa enam hari di bulan syawal ini pahalanya sudah setara dengan puasa 1 tahun. Selain itu, Allah SWT juga akan menimbulkan kebaikan 10 kali lipat bagi hambaNya yang mengamalkan puasa sunah syawal selama 6 hari. Subhanallah....

Dalil mengenai keutamaan puasa 6 hari di bulan syawal ialah sebagai berikut :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya :
Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa 6 (enam) hari bulan Syawal, maka (pahalanya) menyerupai puasa satu tahun penuh. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari hadits diatas menawarkan keutamaan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal, yang ini termasuk karunia yang sangat besar dari Allah SWT kepada hamba-hambaNya, dengan akomodasi mendapatkan pahala puasa setahun penuh tanpa harus berpuasa selama 1 tahun.

Sungguh beruntung sekali jikalau kita sanggup melaksanakan puasa syawal enam hari. Ini sungguh keutamaan yang sangat luar biasa. Marilah kita melaksanakan puasa sunah ini demi mengharapkan rahmat dan ampunan Allah SWT.

Silakan Pelajari : Niat Puasa Syawal Sunah 6 Hari Lengkap

Ibnu Rojab ra, menyebutkan beberapa manfaat puasa enam hari di bulan Syawal, di antaranya:
  1. Berpuasa enam hari di bulan Syawal sesudah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
  2. Puasa Syawal dan puasa Sya’ban menyerupai halnya shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunnah menyerupai ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam amalan wajib. Setiap orang niscaya mempunyai kekurangan dalam amalan wajib. Amalan sunnah inilah yang nanti akan menyempurnakannya.
  3. Membiasakan berpuasa sesudah puasa Ramadhan ialah tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah sat. jikalau mendapatkan amalan hamba, maka Dia akan memberi taufik pada amalan sholih selanjutnya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan, “Balasan dari amalan kebaikan ialah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan kemudian beliau melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu ialah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan kebaikan kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan kejelekan, maka ini ialah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”
  4. Karena Allah telah memberi taufik dan menolong kita untuk melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah lalu, maka hendaklah kita mensyukuri hal ini dengan melaksanakan puasa sesudah Ramadhan. Sebagaimana para salaf dahulu, sesudah malam harinya melaksanakan shalat malam, di siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufik yang diberikan. (Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, 244, Asy Syamilah).

Adapun untuk pelaksanaan puasa syawal, lebih utama jikalau puasa enam hari ini dilakukan berturut-turut, sebab termasuk bersegera dalam kebaikan, meskipun dibolehkan tidak berturut-turut. Lebih utama jikalau puasa ini dilakukan segera sesudah hari raya Idhul Fithri, sebab termasuk bersegera dalam kebaikan menawarkan kecintaan kepada ibadah puasa serta tidak bosan mengerjakannya, dan supaya nantinya tidak timbul halangan untuk mengerjakannya jikalau ditunda.

Itulah beberapa hikmah dan keutamaan puasa 6 hari di bulan syawal yang sanggup kami share, jikalau kalian tahu lebih banyak lagi ihwal pesan yang tersirat dan manfaat lainnya silain sanggup di share lewat kolom komentar. Terima kasih, biar bermanfaat.

Hukum Puasa Muharam - Puasa Asyura

Kumpulan Doa Islami - Di dalam Surah at-Taubah ayat 36 menyebut Muharram, termasuk empat bulan yang dimuliakan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Tak sedikit umat Muslim yang memutuskan untuk berpuasa penuh sepanjang bulan Suro dalam tradisi Jawa tersebut. Lantas Apa aturan Muharram atau Puasa Syura?

Jalal bin Ali Hamdan as-Sulami menjawab pertanyaan ini dalam makalahnya yang berjudul Dirasat Ushuliyyah Haditsiyya li Shaum ‘Asyura’. Ia mengungkapkan, para ulama setuju boleh berpuasa sepanjang Muharram, dan hukumnya sunat. Bukan wajib. Pandangan ini disampaikan oleh Mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’i.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم
Artinya :
“Sebaik-baik puasa sehabis Ramadlan yaitu puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim 1163).

Hadis ini merupakan dalil dianjurkannya memperbanyak puasa selama Muharam. An-Nawawi mengatakan,
تصريح بأنه أفضل الشهور للصوم
Artinya :
”Hadis ini menegaskan bahwa Muharam yaitu bulan yang paling utama untuk puasa.” (Syarh Shahih Muslim, 8/55).

Kemudian, dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya :
”Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim 1162).

Dan sehabis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat warta bahwa Puasa Asyura yaitu kebiasaan puasa yahudi yang paling agung, ia bertekad, tahun depan akan puasa tanggal 9 Muharam, semoga puasa ia beda dengan kebiasaan puasa yahudi. (HR. Muslim 1134)

Berdasarkan keterangan di atas, kita sepakat, bahwa dalam puasa Muharam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memilih hari khusus yang paling istimewa untuk puasa, selain tanggal 9 dan 10 Muharam. Beliau hanya menganjurkan memperbanyak puasa selama Muharam. Karena itu, tidak dibenarkan seseorang menyatakan ada usulan khusus untuk berpuasa tanggal 1 Muharam atau tanggal sekian Muharam, sementara dia tidak mempunyai dalil yang mendukung pernyataannya.

Hukum Puasa Tanggal 1 Muharam

Satu prinsip yang penting untuk kita garis bawahi, bahwa satu amal yang sama, dapat jadi mempunyai aturan yang berbeda, tergantung dari niat pelakunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan kaidah,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya :
”Sah dan tidaknya amal, bergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapat sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari 1 dan Muslim 1907)

Keutamaan Puasa 'Asyura - 9, 10, 11 Muharram

Kumpulan Doa Islami - Alhamdulillah kita hampir memasuki pertengahan bulan muharram, yang mana khususnya di tanggal 9, 10 dan 11 muharram kita umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah yang biasa disebut puasa asyura. Sungguh sangat luar biasa jikalau kita sanggup mengamalkan ibadah puasa ini alasannya pahalanya begitu besar, yaitu akan dihapusnya dosa-dosa tahun sebelumnya.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya :
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro saya berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih dia (1162) ]

Jika teman-teman hendak berpuasa asyura, hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya. Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya Rasulullah ini yaitu hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya :
Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“
Akan tetapi belum datang Muharram tahun depan sampai Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ
Artinya :
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma dia berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi” [Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]

Hukum Berpuasa Sehari Sesudah ‘Asyuro (tanggal 11 Muharram)

Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad setelah merinci dan menjelaskan riwayat-riwayat seputar puasa ‘Asyuro, dia menyimpulkan : Ada tiga tingkatan berpuasa ‘Asyuro: Urutan pertama; dan ini yang paling tepat yaitu puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11). Urutan kedua; puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits . Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja. Kesimpulan Ibnul Qayyim di atas didasari dengan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. bersabda :
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
Artinya :
“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam problem ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ [HR. Imam Ahmad(2047), Ibnu Khuzaimah(2095) dan Baihaqi (8667)]
Namun hadits ini sanadnya lemah, Asy Syaikh Al Albani rahimahulloh menyatakan, “Hadits ini sanadnya lemah alasannya salah seorang perowinya yang berjulukan Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila buruk hafalannya, selain itu riwayatnya menyelisihi riwayat ‘Atho bin Abi Rabah dan selainnya yang juga meriwayatkan dengan sanad yang shohih bahwa ini yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma sebagaimana yang disebutkan oleh Thahawi dan Baihaqi .

Dalam pandangan yang lain, hadist yang lemah boleh dilaksanakan, hal ini dikarenakan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan umat-Nya. Bereda dengan hadist yang menjelaskan ihwal syari’at. Maka hadist yang lemah tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai landasan atau dasar.

Namun demikian puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11 Muharram) dikuatkan oleh para ulama dengan dua alasan:
  1. Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat, maka puasa tanggal sebelasnya akan sanggup memastikan bahwa seseorang mendapat puasa Tasu’a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10).
  2. Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).

Adapun puasa tanggal 9 dan 10, pensyariatannya dinyatakan dalam hadis yang shahih, dimana Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pada janjkematian dia sudah merencanakan untuk puasa pada tanggal 9, hanya saja dia wafat sebelum melaksanakannya. Beliau juga telah memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 supaya berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.

Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja; sebagian ulama memakruhkannya, meskipun sebagian ulama yang lain memandang tidak mengapa jikalau hanya berpuasa ‘Asyuro (tanggal 10) saja, wallohu a’lam. Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan ajuan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam untuk melaksanakan puasa, sekalipun hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dan tentunya kita sepatutnya berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.

Itulah sedikit ulasan ihwal puasa 'asyuro. Selamat menjalankan ibadah puasa sunnah ini, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin-amin Ya Rabbal 'Alamin. Amin

Manfaat Puasa, Puasa Arafah Dan Puasa Tarwiyah

Kumpulan Doa Islami - Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah dilakukan umat Muslim dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha. Untuk pembahasan mengenai keutamaan puasa sunnah di bulan dzhulhijjah ini, sudah pernah kami paparkan pada artikel yang berjudul: "Hikmah dan Keutamaan Puasa 10 Hari Pertama Bulan Dzhulhijjah"

Nah, lebih lanjut pada kesempatan ini kami akan sedikit membahas wacana manfaat puasa khususnya bagi kesehatan tubuh insan serta manfaat puasa arafah dan tarwiyah pada umumnya. Sebelum lebih lanjut membahas manfaat puasa, bagi teman-teman yang belum menghafal bacaan niat puasa arafah dan puasa tarwiyah silakan sanggup dipelajari pada artikel kami yang berjudul: "Niat Puasa Dzhulhijjah 10 Hari Pertama Lengkap"

Dan berikut yakni beberapa manfaat puasa. Silakan disimak:

* Puasa berarti menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 14 jam. Dari sisi kesehatan, puasa sanggup mengosongkan perut, yang secara otomatis mengistirahatkan susukan pencernaan. Dengan begitu, susukan pencernaan menjadi lebih optimal dari sebelumnya, mengeluarkan racun di organ pencernaan, sampai mengurangi risiko organ pencernaan rusak dengan cepat.

* Puasa juga membantu seseorang mengontrol contoh makan. Puasa juga memungkinkan Anda untuk menentukan makanan sehat untuk dikonsumsi dikala sahur dan berbuka. Terlebih, puasa juga menciptakan seseorang menahan diri dari makan dan minum yang berlebihan.

* Sebuah penelitian dari Mesir menyebut puasa sanggup memperpanjang umur. Hal ini dikarenakan selama puasa tubuh sanggup membersihkan tubuh dari radikal bebas, menekan pengeluaran insulin, serta mengurangi impian untuk mengonsumsi gula yang merupakan faktor risiko beberapa penyakit kronis.

* Puasa juga sanggup dijadikan sebagai salah satu cara untuk memulai agenda penurunan berat badan. Dengan berpuasa, porsi dan jam makan akan lebih sedikit.

* Dari sisi agama dan ibadah, hadis Nabi Muhammad SAW menyampaikan barangsiapa yang melaksanakan puasa arafah akan diampuni dosanya setahun yang kemudian dan setahun kemudian.

* Puasa arafah juga sanggup dijadikan momen untuk melaksanakan meditasi dan beribadah, mendekatkan diri kepada Allah sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha.

Itulah beberapa manfaat puasa yang sanggup kami share pada kesempatan kali ini. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang mengamalkan puasa sunah ini. Selamat menjalankan ibadah puasa arafah dan tarwiyah, supaya amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin.

Jangan lupa untuk menyantap makan sahur ketika akan menjalankan ibadah puasa. Karena makan sahur berbagai pesan tersirat dan keutamaannya. Untuk selengkapnya silakan teman-teman sanggup mempelajari artikel : "Hikmah dan Keutamaan Makan Sahur Ketika Puasa".

Keistimewaan Bulan Rajab Dan Keutamaan Puasa Rajab

Kumpulan Doa Islami - Dalam hitungan kalender hijriyah, bulan rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram (suci) dan/atau bulan yang dimuliakan. Karena merupakan bulan haram, maka tidak heran jikalau dikalangan masyarakat muslim banyak yang melaksanakan amal-amalan ketaatan di bulan ini, termasuk menunaikan puasa sunnah rajab.  

Terdapat 4 (empat) bulan haram yang dikenal tradisi Islam, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satunya yaitu bulan Rajab. Beberapa alasan kenapa bulan-bulan tersebut dinamakan bulan haram yaitu :
  • Pada bulan tersebut diharamkan aneka macam pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
  • Pada bulan tersebut larangan untuk melaksanakan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya alasannya mulianya bulan itu. Demikian pula pada dikala itu sangatlah baik untuk melaksanakan amalan ketaatan. (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
 Bulan ini termasuk salah satu bulan haram  Keistimewaan Bulan Rajab dan Keutamaan Puasa Rajab

Allah SWT berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah yaitu dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kau Menganiaya diri kau dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kau semuanya, dan ketahuilah bersama-sama Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah : 36)

Keutamaan Puasa Rajab

Hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) itu cukup menjadi hujjah atau landasan mengenai keutamaan puasa di bulan Rajab.

Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya yaitu riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melaksanakan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban yaitu bulan antara Rajab dan bulan berkat yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut as-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, "Bulan Sya'ban yaitu bulan antara Rajab dan bulan berkat yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit mengatakan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melaksanakan puasa di dalamnya.

Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa sesudah bulan berkat yaitu puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih berpengaruh jikalau dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini sanggup ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.

Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa sesudah bulan berkat yaitu bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa yaitu bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun berdasarkan Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama sesudah al-Muharram yaitu Rajab.

Terkait aturan puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah terperinci dan shahih riwayat bahwa Rasul SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab yaitu salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).

Keistimewaan Bulan Rajab

Berikut beberapa hadis yang membuktikan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab:
  1. Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab dia berdo’a:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
  2. "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
  3. Riwayat al-Thabarani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
  4. "Sesungguhnya di nirwana terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih bagus dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
  5. Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan bulan berkat bulannya umatku."
  6. Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih bagus dari madu, lebih sejuk dari air kerikil dan lebih harum dari minyak wangi, kemudian saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini yaitu untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.


(Sumber: nu.or.id)

Niat Puasa Sunah Sya'ban Lengkap Arab, Latin Dan Terjemahannya

Kumpulan Doa Islami - Salah satu bulan dimana Rasulullah SAW paling banyak mengamalkan puasa sunnah yaitu bulan sya'ban. Rasulullah SAW sangatlah suka berpuasa di bulan sya'ban alasannya pada bulan inilah banyak sekali amalan-amalan insan dinaikkan atau diangkat kepada Allah SWT. Jadi, sebagai umat Nabi Muhammad, dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah sya'ban sesuai kemampuan kita (lebih banyak lebih bagus), sebagaimana yang Rasulullah SAW amalkan selama bulan sya'ban.

Banyak hikmah dan keutamaan dibalik puasa sya'ban. Salah satunya yaitu puasa di bulan Sya’ban sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih besar lengan berkuasa dan lebih bersemangat untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

    Salah satu bulan dimana Rasulullah SAW paling banyak mengamalkan puasa sunnah yaitu  Niat Puasa Sunah Sya'ban Lengkap Arab, Latin dan Terjemahannya
Ilustrasi : Niat Puasa Sunnah Sya'ban (Sebelum sahur)

Adapun untuk lafadz bacaan niatnya yaitu sebagai berikut :
نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى

NAWAITU SAUMA SYAHRI SYAHBAN SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
Artinya :
Saya niat puasa bulan sya’ban sunnah alasannya Allah ta’ala

Para Ulama berselisih pendapat ihwal dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, mengingat adanya banyak riwayat ihwal puasa sunnah ini. Pendapat yang paling besar lengan berkuasa yaitu keterangan yang sesuai dengan hadis dari Usamah bin Zaid, dia bertanya: “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban". Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya :
Bulan Sya’ban yaitu bulan di mana insan mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut yaitu bulan dinaikkannya banyak sekali amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh alasannya itu, saya amatlah suka untuk berpuasa saat amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini hasan)

Sebagaiamana yang kita ketahui, bahwa bulan sya’ban yaitu bulan kedelapan pada penanggalan tahun hijriah atau bulan setelah bulan rajab, sementara Ramadhan bulan kesembilan. Kaprikornus Sya’ban posisinya sebelum Ramadhan. Rasulullah SAW puasa secara penuh selama satu bulan hanya di bulan Ramadhan. Sementara , bulan Sya’ban yaitu bulan yang paling banyak diisi dengan puasa sunnah oleh Nabi SAW, mirip puasa senin-kamis, shaum daud, dan puasa sunnah lainnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
Artinya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, hingga kami katakan bahwa dia tidak berbuka. Beliau pun berbuka hingga kami katakan bahwa dia tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara tepat sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat dia berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban. (HR. Bukhari dan Muslim)

Pelajari juga: Hikmah Puasa Sunnah Bulan Sya'ban

Di antara belakang layar kenapa Nabi SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban yaitu alasannya puasa Sya’ban yaitu menyerupai ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib yaitu shalat yang mempunyai keutamaan alasannya dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat erat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut mempunyai keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.


Sumber Referensi:
#http://muslim.or.id/bahasan-utama-2/anjuran-puasa-syaban.html
#https://rvak9z.blogspot.com//search?q=hikmah-puasa-sunnah-bulan-syaban