Showing posts sorted by relevance for query pengertian-jahiliyah. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pengertian-jahiliyah. Sort by date Show all posts

Pengertian Jahiliyah Berdasarkan Istilah Bahasa Dan Misalnya

Pengertian Jahiliyah Menurur Istilah bahasaYang dimaksud dengan Jahiliyah itu ialah insan tidak mengetahui ihwal pemikiran agama yang hak karena sudah sekian usang setelah kepergiannya Nabi Isya As dunia ini tidak ada yang mengarahkan insan ke jalan yang benar, maka pada ketika itu aturan yang berjalan ialah aturan rimba siapa yang berani itulah yang menang, tidak ada bedanya dengan kehidupan binatang.

Mungkin banyak diantara kita barangkali sering mendengar atau membaca bahwa sebelum Nabi Muhammad dihadirkan ditengah-tengah kehidupan bangsa Arab, kondisi masyarakat padasaat itu  berada dalam kondisi jahiliyah (kebodohan).

Menurut P.K. Hitti dalam bukunya History of The Arabic makna jahiliyah di sini bukan berarti terbelakang dalam segi ilmu pengetahuan, melainkan cuma terbelakang dari sudut agama alasannya pada zaman tersebut (ialah sebelum Rasul Muhammad datang) tak ada nabi dan tidak ada kitab suci yang dijadikan sebagai petunjuk hidup. Hitti mengemukakan bahwa dikala itu semenanjung Arab mempunyai peradaban yang tinggi, maka untun lebih jelasnya Pengertian Jahiliyah itu bisa Anda kaji dalam artikel kami ini:

Pengertian Jahiliyah Menurur Istilah bahasa Pengertian Jahiliyah Menurut Istilah Bahasa dan Contohnya

a. Arti Jahiliyah
Jahiliyah berasal dari kata dasar ja ha la yang berarti terbelakang atau sesat. Istilah dan makna kata tersebut akan kita saksikan di sekian banyak ayat di dalam Al Quran. Berikut ini beberapa diantaranya :

”Kemudian setelah kau berduka-cita Allah menurunkan terhadap kau keamanan (berupa) kantuk yang mencakup segolongan daripada anda, sedang segolongan lagi udah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang enggak benar kepada Allah sama ibarat sangkaan jahiliah.” (QS. Ali Imran : 154)

”dan hendaklah anda masih di rumahmu dan jangan kau berhias dan bertingkah laris sama ibarat beberapa orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab : 33)

”Dia-lah yang mengutus pada kaum yang buta karakter seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan Ayat-ayat-Nya pada mereka, menyucikan mereka serta mengajarkan terhadap mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). dansesungguhnya mereka diawal mulanya memang lah dalam kesesatan yang nyata” (QS. Al Jumuah : 2)

Menurut Mahyudin dan Hilmi, ayat-ayat diatas menawarkan citra kepada kita bahwa pengertian jahiliyah mempunyai makna kekufuran, keangkuhan, kemaksiatan dan juga kebodohan. Orang Arab jahiliyah dianggap terbelakang karena nggak cendekia menulis serta membaca.

Prof.Dr. Hamka di dalam buku nya Tafsir Al Azhar memberikan Rasul saw diutus terhadap kaum yang ummi. Ummi disini benar-benar berarti nggak bisa menulis dan membaca. Beliau menyampaikan bahwa dulu bangsa Arab bukanlah bangsa yang terpelajar dan bukan kaum yang mempunyai sejarah peradaban yang tinggi ibarat peradaban beberapa orang Yunani serta Romawi, orang Persia (Iran) serta India. Dalam 100 orang belum niscaya ada satu orang yang sanggup menulis serta membaca. Walau tidak bisa membaca serta menulis, bangsa Arab masihlah mempunyai satu kelebihan yakni ingatannya yang amat kuat.

Berdasarkan sejarah yang tetap disampaikan oleh Prof.Hamka, beberapa orang Yahudi yang berada di Yastrib (yang selanjutnya menjadi Madinah) mengemukakan bahwa orang Arab bukanlah orang terpelajar. Orang Arab pula tidak merasa terhina dengan ungkapan tersebut. Bahkan orang Arab di Madinah tidak sedikit yang menyerahkan anak-anaknya kepada orang Yahudi untuk menuntut ilmu maka banyak diantara mereka yang masuk Yahudi.

b. Jahiliyah Dalam Berbagai Bidang
Dari segi insiden serta fakta, sesungguhnya sebelum Rasul saw, bangsa Arab benar-benar berada dalam masa kegelapan atau masa jahiliyah dalam arti sebenarnya. Berikut ini sekian banyak insiden kelam bangsa Arab yang di sampaikan oleh Mahayudin dan Hilmi di dalam bukunya yang berjudul Sejarah Islam :

1. Agama dan Akhlak
Terhadap masa jahiliyah nilai kepercayaan serta moral orang Arab amat rendah karena belum ada nabi yang diutus untuk memberi mereka petunjuk. Ketika itu beberapa orang Arab menyembah patung dan berhala yang dibentuk oleh mereka sendiri. Patung-patung serta berhala itu juga diperjual-belikan oleh mereka. Ada pula diantara mereka yang menganut paham animisme. Dari sisi moral atau akhlak, tingkah laris bangsa Arab amat tak sopan dan nggak mempunyai rasa kemanusiaan. Mereka kadang saling bertukar isteri bahkan ada yang mengawini isteri bapaknya sendiri. Enggak cuma itu, ada pula yang mengubur anak perempuannya yang tetap hidup buat menjaga kehormatannya didunia.

2. Politik
Bangsa Arab tak mempunyai posisi politik yang berpengaruh di zaman jahiliyah. Kemungkinan cuma kerajaan Himyar saja yang masih dianggap mempunyai kapabilitas politik serta struktur pemerintahan yang cukup baik tetapi terus di bawah efek negeri luar. disebelah utara semenanjung Arab dikuasai oleh kerajaan Romawi dan Persia, di sebelahselatan dikuasai oleh kerajaan Habsyah dan Persia. Di daerah tengah sebagaimana Mekkah, meski enggak dijajah, masih meraih efek dari penguasaan ke-2 wilayah tersebut. Kondisi ini bisa kita perhatikan terhadap peperangan Al-Fijar yg berjalan kepada bulan-bulan diharamkan berperang di antara kaum Quraisy bersama masyarakat Hirah yang dikala itu berada di bawah kerajaan Persia. Sampel lain yaitu serangan tentara gajah dari Yaman atas sokongan kerajaan Romawi ke kota Mekkah.

3. Ekonomi
Pasca runtuhnya bendungan Ma’rib di Yaman, kedudukan ekonomi orang arab di selatan Semenanjung Arab jadi tdk stabil. Kondisi ini memaksa sebahagian akbar penduduk di wilayah tersebut, merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Himyar, berpindah ke sebelah utara dgn berubah jadi pedagang dikarenakan wilayah sebelah utara yaitu daerah padang pasir. Tapi perdagangan ini pula tdk berlangsung tidak tersendat alasannya senantiasa menerima tekanan politik dari Romawi serta Persia dan adanya kondisi politik yang senantiasa tak menentu ialah adanya peperangan diantara pada kabilah Arab. Di th 534 M kerajaan Himyar jatuh ke tangan kerajaan Habsyah dulu jatuh ke tangan kekuasaan Persia.

Kerajaan Habsyah sempat memperburuk kondisi perekonomian di kota Mekkah dengan melaksanakan serangan ke kota tersebut maka pertalian perdagangan antara Yaman serta Mekkah jadi rusak. Kondisi ini berefek kepada interaksi perdagangan antara Yaman serta Syam dikarenakan Mekkah berada di antara ke-2 wilayah tersebut. Pertalian perdagangan antara Yaman serta Hirah pula sering terputus alasannya Hirah berada dibawah kekuasaan Persia sedangkan Yaman berada di kekuasaan Habsyah yang jadi sobat koalisi politik kerajaan Romawi.

ditengah kondisi ekonomi-politik yang nggak menentu akhir perseteruan antara Persia serta Romawi, penduduk kota Mekkah yakni kaum Quraisy cobalah laksanakan tekanan ekonomi ke kaum Badwi. Perihal ini menjadikan kaum Badwi melaksanakan perlawanan dengan wujud perompakan ke tiap-tiap kafilah-kafilah perdagangan Quraisy.

Dari sudut internal, kesenjangan ekonomi di kota Mekkah pula tidak mengecewakan tampak yakni kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Akibatnya sering berjalan huru-hara yang amat mengganggu perekonomian wilayah tersebut.

4. Ilmu Pengetahuan
Walau warga Arab Jahiliyah mempunyai sedikit kebolehan dalam berdagang tetapi keahlian tersebut nggak pass menjadikan mereka sebagai bangsa yang ber-peradaban alasannya satu buah peradaban mempunyai ciri-ciri tersendiri termasuk juga faktor ilmu dan moral.

Sekian Banyak argumen kenapa warga Arab nggak dianggap sebagai penduduk yang memilik peradaban, diantaranya mula-mula terhadap masa jahiliyah tersebut, adat penyebaran ilmu wawasan nyaris tak ada. Umumnya orang Arab buta huruf. Ke-2, waktu itu ilmu wawasan berasal dari negeri luar ialah dari bangsa Romawi, Yunani serta Persia. Tetapi, sebahagian agung dari mereka yang tiba ke Mekkah lebih menentukan konsentrasi berdagang di Mekkah daripada mengembangkan ilmu wawasan. Ke-3, alasannya penduduk Arab tidak sedikit yang nggak sanggup membaca serta posting, sehingga ilmu wawasan cuma di sampaikan dengan cara verbal serta hafalan.

Menurut Robert L. Gullick, sama ibarat dikutip oleh Hj.Yahya dan Halimi dalam buku Peristiwa Islam, mengemukakan bahwa orang Arab Jahiliyah tak menawarkan tunjangan apa-apa di bab ilmu wawasan.

“The ancient Arabs, during the many centuries preceding the appearance of Muhammad, did not, so far as we know, contribute anything of significance to the body of scientific knowledge or to scientific method.”

Dengan Cara umum, rata-rata satu buah penduduk yang mempunyai peradaban sebagaimana Mesopotamia, Mesir, India, Yunani, Cina, Roma, Saba’ , mempunyai monument yang difungsikan dan peralatan komunikasi, mata duit, serta pemerintahan yang rutin. Tetapi, penduduk Arab jahiliyah enggak mempunyai ciri-ciri tersebut.

Atas kejahiliyahan yang dimiliki oleh bangsa Arab inilah, sehingga mereka tak patut dinamakan yang merupakan penduduk yang mempunyai peradaban. Tapi ketika Allah SWT mengutus satu orang rasul serta mengambil kitab AL Quran, kehidupan penduduk Arab jadi beralih 1800. Bangsa yang diawal mulanya tdk diperhitungkan di kancah perpolitikan dunia, setelah Rasul saw tiba serta mendirikan suatu Negeri Islam di wilayah Arab, seluruhnya dunia mengalihkan pandangannya terhadap peradaban yang gres lahir tersebut.

Itulah yang sanggup saya sampaikan mengenai tantang mas'alah pengertian jahiliyyah berdasarkan bahasa sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW kedunia ini biar sanggup membawa manpaat bagi kita semua. Begitu juga kami sajikan untuk langkah berikutnya, sholat tarawih, keutamaan sholat awal waktu, cara menumbuhkan Jiwa semangat dan masih banyak lagi yang lainnya makanya terus saja update disini.

Pengertian Dalil Rujukan Sunnah Dan Bid'ah Ibadah Berdasarkan Islam Dalam Kehidupan

Pengertian Dalil Contoh Sunnah dan Bid’ah Dalam Ibadah - Pengertian bid'ah yakni salah satu amal perbuatan yang tidak pernah Rosul SAW melaksanakannya, inilah yang menjadi salah satu senjata utama kaum wahaby (khawarij zaman ini) yakni kata bid’ah. Dalam setiap pembahasan mereka tidak terlepas dari kata-kata bid’ah. Dengan jurus bid’ah pula mereka menyesatkan para ulama-ulama besar dan lebih banyak didominasi kaum mulimin terutama para ulama yang ada di Indonesia.

Dalam menafsirkan makna bid’ah mereka menolak penafsiran para ulama-ulama besar dan hanya mendapatkan penafsiran yang di lakukan oleh tokoh-tokoh mereka (seperti al-bani, utsaimin, salih fauzan dan lain- lain) padahal kalau kita tau mas'alah pembagian bid'ah niscaya tidak akan menyampaikan semua bid'ah itu sesat , mungkin alasannya yakni mereka-mereka itu masih melirik dengan sebelah mata padahal kalau benar-benar faham dengan yang 12 fan(ILMU) dalam Islam niscaya mereka tidak akan menyampaikan semua bid'ah itu sesat.

Maka dengan hal menyerupai itu supaya kita benar-benar memahami perihal keadaan yang dinamakan bid'ah  tidak semuanya sesat, aka kami disini akan membuatkan sedikit ilmu perihal pembagian pengertian sunnah dan bid'ah dengan judul bahan Pengertian Sunnah dan Bid'ah berdasarkan islam, Insya Alloh kalau kita sudah benar memahami pendapat para mujtahid fiqih menyerupai Imam Syafi'i, Imam al-Baihaki, Imam Nawai, Imam al-Hafidz Ibnu Atsir dan masih banyak yang lainnya menyerupai di bawah ini:

ah yakni salah satu amal perbuatan yang tidak pernah Rosul SAW melaksanakannya Pengertian Dalil Contoh Sunnah Dan Bid'ah Ibadah Menurut Islam Dalam Kehidupan

Menurut para ulama’ Pengertian Bid’ah dalam ibadah dibagi dua:yaitu bid’ah hasanah dan bid’ah dhalalah.Diantara para ulama, yang membagi bid’ah kedalam dua kategori ini adalah:

1.Imam Syafi’i,
Menurut Imam Syafi’i bid’ah dibagi dua; bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah. Makara bid’ah yang mencocoki sunah yakni mahmudah, dan yang tidak mencocoki sunah yakni madzmumah.

Bid’ah hasanah/mahmudah dibagi menjadi dua.Yang pertama yakni bid’ah wajib menyerupai kodifikasi ( pengumpulan ) al-Qur’an pada jaman khalifah Usman bin Affan dan pengumpulan hadits ke dalam kitab-kitab besar pada jaman sesudahnya.Sedangkan bid’ah hasanah yang kedua yakni bid’ah sunah, menyerupai shalat taraweh 20 rakaat pada jaman khalifah Umar bin Khathab.
Al-Imam asy-Syafi’i berkata :

الْمُحْدَثَاتُ مِنَ اْلأُمُوْرِ ضَرْبَانِ : أَحَدُهُمَا : مَا أُحْدِثَ ِممَّا يُخَالـِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ أَثرًا أَوْ إِجْمَاعًا ، فهَذِهِ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلـَةُ، وَالثَّانِيَةُ : مَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ خِلاَفَ فِيْهِ لِوَاحِدٍ مِنْ هذا ، وَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ (رواه الحافظ البيهقيّ في كتاب " مناقب الشافعيّ)


“Perkara-perkara gres itu terbagi menjadi dua bagian. Pertama: Perkara gres yang menyalahi al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ atau menyalahi Atsar (sesuatu yang dilakukan atau dikatakan sahabat tanpa ada di antara mereka yang mengingkarinya), kasus gres semacam ini yakni bid’ah yang sesat. Kedua: Perkara gres yang gres yang baik dan tidak menyalahi al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’, maka sesuatu yang gres menyerupai ini tidak tercela”. (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang Shahih dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i) (Manaqib asy-Syafi’i, j. 1, h. 469).

2.Imam al-Baihaqi
Bid’ah berdasarkan Imam Baihaqi dibagi dua; bid’ah madzmumah dan ghaeru madzmumah. Setipa bid’ah yang tidak menyalahi al-Qur’an, sunah, dan Ijma’ yakni bid’ah mahmudah atau ghaeru madzmumah.Sedangkan bid’ah yang tercela ( madzmumah) yakni bid’ah yang tidak mempunyai dasar syar’i sama sekali.

3.Imam Nawai
Bid’ah berdasarkan Imam Nawawi itu dibagi menjad dua bab yaitu; bid’ah hasnah/ mahmudah dan bid’ah qabihah/ madzmumah.

4.Imam al-Hafidz Ibnu Atsir
Ibnu atsir juga membagi bid’ah menjadi dua bagian, yaitu bid’ah yang menerima petunjuk nash (teks al-Qur’an/hadits) di dalamnya, dan bid’ah yang tidak ada petunjuk nash di dalamnya.

Pembagian bid’ah menjadi dua bab ini sanggup dipahami dari hadits ‘Aisyah, bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاريّ ومسلم)


“Barang siapa yang berbuat sesuatu yang gres dalam syari’at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolak”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalil-Dalil Bid’ah Hasanah
Al-Muhaddits al-‘Allamah as-Sayyid ‘Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari al-Hasani dalam kitab Itqan ash-Shun’ah Fi Tahqiq Ma’na al-Bid’ah, menuliskan bahwa di antara dalil-dalil yang menunjukkan adanya bid’ah hasanah yakni sebagai berikut (Lihat Itqan ash-Shun’ah, h. 17-28):

1. Firman Allah dalam QS. al-Hadid: 27:

وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ (الحديد: 27)


“Dan Kami (Allah) jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya (Nabi ‘Isa) rasa santun dan kasih sayang, dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah” (Q.S. al-Hadid: 27)

2. Hadits sahabat Jarir ibn Abdillah al-Bajali,

bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda:

مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ (رواه مسلم)


“Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang jelek maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)

Makara setiap bentuk bid’ah yang menyalahi kitab dan sunah yakni tercela dan harus diinkari. Akan tetapi bid’ah yang mencocoki keumuman dalil-dalil nash, maka masuk dalam kategori terpuji.

Lalu bagai mana maksud dalam hadits,Setiap bid’ah yakni sesat? Berikut ini yakni pendapat para ulama;
1.Imama Nawawi
Hadts diatas yakni masuk dalam kategori ‘am (umum) yang harus ditakhshish (diperinci)

2.Imam al-Hafidz Ibnu Rajab
Hadits di atas yakni dalam kategori ‘am akan tetapi yang dikehendaki yakni khash(‘am yuridu bihil khash). Artinya secara teks hadits tersebut bersifat umum, namun dalam pemaknaannya diharapkan rincian-rincian.

Ada sebahagian ulama’ yang membagi bid’ah menjadi lima bab menyerupai berikut;
1.Bid’ah yang wajib dilakukan:
contohnya, berguru ilmu nahwu, berguru sestematika argumentasi teologi dengan tujuan untuk
menerangkan kepada orang-orang atheis dan orang-orang yang inkar kepada agama islam dll.

2.Bid’ah yang mandub(dianjurkan);
misalnya adzan memakai pengeras suara, mencetak buku-buku ilmiah, membangun madrasah, dan lain-lain.

3.Bid’ah yang mubah :
contohnya, menciptakan hidangan makanan yazng berwarna warni dan sejenisnya.

4.Bid’ah yang makruh;
contohnya: berlebihan dalam menghias mashaf, masjid dan sebagainya.

5.Bid’ah yang haram:
Yaitu setiap sesuatu yang gres dalam hal agama yang bertentangan keumuman dalil syar’i.

Itulah yang sanggup saya sampaikan mengenai pengertian sunnah dan bid’ah dalam agama islam supaya dengan adanya goresan pena ini kita semua sanggup memahaminya, alasannya yakni masih banyak di kalangan umat islam yang sering memperdebatkan isi-isi dari sunah dan bid’ah. Begitu juga kami sajikan tata cara sholat tahaujd, doa tahajud, pengertian puasa ramadhan, niat puasa ramadhan, pengertian doa dan dzikir, pengertian jahiliyah berdasarkan istilah bahasa dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pengertian Dan Klarifikasi Syari'ah Fiqih Dan Aturan Dalam Agama Islam

Pengertian Syari'ah Fiqih Dan Hukum Dalam Agama Islam - Kita sebagai umat islam perlu mengetahui perihal Syari’ah, fiqih dan aturan islam ialah suatu kebutuhan bagi kita semua khususnya bagi seorang muslim dan muslimat alasannya ialah masih banyak diantar umat islam yang masih kurang mengerti bahkan ada yang belum mengerti sama sekali perihal pengertian dari pada Syari’ah, fiqih dan aturan islam. Maka dengan hal menyerupai itu, Admin disini akan mencoba untuk menandakan perihal apa yang dimaksud dengan syari’at, fiqih dan aturan islam.

Karena dengan menguasai syari’ah, fiqih dan aturan islam kita akan lebih dan  menyikapi masalah-masalah ubudiah,mu'amalah, sosial, ekonomi, politik, budaya dan lebih gampang mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terus muncul dan berkembang di dalam masyarakat kita ini.Maka dengan demikian dikernakan dalam pedoman agama islam terdapat aturan atau aturan undang-undang yang harus dipatuhi oleh setiap umatnya menurut Al-qur'an dan hadist. Hukum islam yang disebut juga sebagai aturan syara' terdiri atas lima bab yaitu; Wajib, Sunat, Haram, makruh dan Mubah.

Dengan adanya aturan ini supaya umat islam dalam menjalankan kehidupannya didunia ini tidak tersesat arah dan tujuan mana yang hak dan mana yang batil, sehingga kita sanggup membedakannya dengan terang bahwa ini ialah jalan tuk menuju ridho Alloh SWT. Kalau seandainya umat insan hidupnya sudah sanggup mengikuti keadaan dengan syari'ah fiqih dan aturan islam yang telah di menetapkan dalam agama islam sudah niscaya umat islam sanggup meraih kebahagiaan dunia dan akherat.

Penjelasan dan Pengertian/ Definisi Hukum-Hukum Islam :

Kita sebagai umat islam perlu mengetahui perihal Syari Pengertian Dan Penjelasan Syari'ah Fiqih Dan Hukum Dalam Agama Islam

1. Wajib ( Fardu)
Wajib ialah sebuah kasus yang misti dilakukan oleh setiap muslim yang cukup umur ( mukalaf), dimana kalau dikerjakan menerima pahala dan seandainya bila ditinggalkan akan menerima dosa. Contuh; shalat lima waktu, tunai haji (jika suda dapat), membayar zakat dan lain-lain
Wajib terdiri atas dua jenis/ macam:

-Fardu/Wajib 'ain ialah sebuah elemen yang misti dilakukan oleh semua muslim mukalaf menyerupai shalat fardu, puasa ramadhan, zakat,haji apabila sudah bisdan lain-lain.

-Fardu/Wajib Kifayah ialah kasus yang misti dilakukan oleh muslim mukalaf, namun bila sudah ada yang melakukannya maka menjadi tak wajib lagi bagi yang lainsebagai mana mengurus jenazah.

2. Sunat
Sunat adala suatu kasus yang jikalau dilakukan umat islam akan menerima pahala serta kalau tidak dilaksanakan tidak berdosa . Contoh ; shalat sunat, puasa isnain / khamis, shalat tahajud memelihara dan sebagainya,

Sunat terbagi dua jenis / macam;
- Sunat mu'akad merupakan sunat yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW menyerupai shalat 'id/ raya shalat tarawih.
- Sunat ghariru mu'akad yaitu kasus yang diputuskan oleh aturan fiqih sebagai sunat ghairu mu'akad atau alasannya ialah ia kurang dilakukan oleh Nabi MuhammadSAW menyerupai puasa isnain/ khamis serta lain-lain.
 .
3. Haram
Haram ialah suatu kasus yang mana tak boleh sama sekali dilakukan oleh umat islam dimana sekalipun mereka berada, alasannya ialah seandainya dilakukan akan menerima dosa dan siksa dineraka nanti. Contoh ; main-main judi, minum minuman keras, zina, durhaka terhadap orang tua, riba, membunuh, fitnah dan lain-lain.

4. Makruh
Makruh ialah sebuah kasus yang digalakan supaya tidak dilakukan akan tetapi, jikalau dilakukan Ia tak jug berdosa dan malah jikalau dirinya ditinggalkan akan menerima pahala dari Alloh SWT. Contoh : Makan minum sambil berdiri, makan bawang / makanan yang berbau kurang lezat sebelum shalat berjamaah dan lain-lain.

5. Mubah/ Harus
Mubah adal suatu kasus yang bila mana dikerjakan oleh seorang miuslim mukalaf Ia tidak akan menerima dosa serta tidak juga akan menerima pahala. Contoh; Makan dan Minum, berziarah serta belanja, berhibur dan lain sebagainya.

Akhir kata dari saya di cukupkan sekian saja mengenai perihal pengertian syari'ah fiqih dan aturan dalam agama islam, supaya bermanfaat bagi kita semua supaya kita menerima kebahagiaan dunia dan akherat. Baca juga selengkapnya pada artikel kami ini perihal pengertian jahiliyah, sholat tahajud, sholat dhuha, doa selesai dan awal tahun alasannya ialah kita sebentar lagi akan memasuki tahun 2018, ucapan tahun gres yang biasa kita menyebarkan sama kerabat, teman dan yang lainnya.

Tata Cara Niat Dan Bacaan Doa Sehabis Sholat Istikharah Untuk Jodoh

Tata Cara Niat Dan Bacaan Doa Setelah Shalat Istikharah - Terkadang kita sering menghadapi aneka macam macam mas'alah yang mempunyai urgensi(tingkat kepentingan)yang sama bagi kita .Kita pun ingin memohon secara istikharah, namun gundah bagai mana tata caranya. Praktis mudahan dengan adanya goresan pena ini jadi jalan pintas untuk memudahkannya tata cara shalat istikharah yang benar sesuai dengan anutan Rosululloh SAW.

Shalat istikharah ialah merupakan shalat sunat yang harus dikerjakan ketika waktu seseorang hendak memohon petunjuk pada Alloh, untuk memilih keputusan yang benar waktu dihadapkan kepada beberapa pilihan yang kita ragukan sebab dengan Istikharah kita akan mendapat petunjuk yang mengarah kepada permas'alahan kita baik atau buruknya itu bisa kita fahami, namun waktu shalat istikharah lebih utama dilaksanakan pada malam hari tapi bisa uga di laksanakan pada siang harinya di waktu pagi ibarat melaksanakan sholat idul fitri dan sholat dhuha uga sholat sunnah lainnya, asal angan pada waktu yang di haramkan untuk melaksanakan sholat.

Sebelum datangnya Islam,masyarakat jahiliyah yang mana pada waktu itu bila mana seseorang punya keinginan maka mereka datanglah ke azlam yang berada bersahabat baitulloh untuk memilih keinginanya baik atau buruknya mereka selalu menggantungkan nasibnya setiap akan memulai pekerjaan apapun, tapi setelah Islam tiba maka cara yang ibarat itu diganti dengan adanya shalat istikharah. Nah untuk itu supaya kita tau bagai mana sholat istikharah maka kami di sini akan mengembangkan Ilmu dengan tema Tata Cara Shalat Istikharah lengkap Dengan Doanya ibarat dibawah ini:

Tata Cara Niat Dan Bacaan Doa Setelah Shalat Istikharah Tata Cara Niat Dan Bacaan Doa Setelah Sholat Istikharah Untuk Jodoh

Tata Cara Melaksanakan Shalat Istikharah
Sebelum kita melaksanakan Shalat istikharah sebaiknya kita terlebih dahulu kosongkan pikiran dan hati kita dari kecondongan kepada salah satu pilihan dengan cara perbanyak beristighfar supaya dijauhi dari aneka macam bisikan setan.

1. Istikharah dilakukan ketika seseorang bertekad untuk melaksanakan satu hal tertentu. Artinya memang benar-benar butuh dukungan Allah dalam memilih pilihan. Bukan sebatas lintasan batin.

2. Bersuci, baik wudhu atau tayammum.

3. Kalau sholatnya di masjid, lebih baik sholat tahiyatul masjid dulu, plus sholat dhuha, atau witir (tergantung waktu)

4. Niat shalat istikharah ketika takbiratul ihram:

أُصَلِّي سُنَّةَ اْلإِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْن لِلَّهِ تَعَال

Ushalli Sunnatal Istikharaati Rak’ataini Lillahi Ta’aala..”

Artinya: saya salat sunnat istikharah sebab Allah SWT.

5. Tidak ada bacaan surat khusus ketika shalat. Artinya cukup membaca Al-Fatihah (ini wajib) dan surat atau ayat yang dihafal.

Lebih bagus
– Rakaat pertama: Baca surah Al-fatihah dan surah Al-kafirun

– Rakaat kedua: Baca surah Al-fatihah dan surah Al-ikhlas

5. Setelah salam Disunatkan membaca hamdalah dan shalawat. Kemudian membaca doa dengan mengangkat kedua tangan.
Caranya: membaca doa ibarat di bawah. Selesai doa pribadi menyebutkan keinginannya dengan bahasa bebas.

6. Melakukan apa yang menjadi tekadnya. Jika menjumpai halangan, berarti itu arahan bahwa Allah tidak menginginkan hal itu terjadi pada anda.

7.Apapun hasil final setelah istikharah, itulah yang terbaikbagi kita. Meskipun bisa jadi tidak sesuai dengan cita-cita sebelumnya. Karena itu, kita harus berusaha ridha dan lapang dada dengan pilihan Allah untuk kita.

Waktu yang baik untuk Shalat Istikharah
Pada dasarnya salat istikharah sanggup dilaksanakan kapan saja, selain pada waktu-waktu yang terlarang untuk shalat. Namun dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir ibarat Shalat Tahajud sebab kalau dilakukan pada keheningan malam sebab berpotensi lebih sanggup mendatangkan kekhusyukan.

Bacaan Doa Setelah Sholat Istikhara Arab, Latin Dan Artinya

اَللهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَخَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَشَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْلِى الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِىْ بِهِ.

ALLOOHUMMA INNI ASTAKHIIRUKA BI'ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA WA AS ALUKA MIN FADHLIKAL 'ADZHIIMI. FAINNAKA TAQDIRU WALAA AQDIRU WALAA A'LAMU WA ANTA 'AL-LAAMULGHUYUUBI. ALLOOHUMMA INKUNTA TA'LAMU ANNA HAADZAL AMRO KHOIRUN LII FII DIINII WAMA'AASYII FAQDURHU LII WA YASSIRHU LII TSUMMA BAARIKLII FIIHI WA INKUNTA TA'LAMU ANNA HAADZAL AMRO SYARRUN LII FII DIINII WA MA'AASYII WA 'AAQIBATI AMRII WA 'AAJILIHI FASHRIFHU 'ANNII WASHRIFNII 'ANHU WAQDURLIL KHOIRO HAITSU KAANA TSUMMA RODH-DHINII BIHI.

Artinya :Wahai Allah, bahu-membahu saya mohon pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sebab Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang saya tiada kuasa, dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang saya tiada mengetahui, dan Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib. Wahai Allah, bila adanya, Engkau ketahui bahwa urusan ini ........ ialah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akhir urusanku untuk masa kini maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku. Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ......... menjadi jelek bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan risikonya persoalanku pada masa kini maupun besoknya, maka hindarkanlah saya dari padanya, kemudian tetapkanlah bagiku kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah saya dengan kebaikan itu.

Dalil disyariatkannya shalat istikharah.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhu ia berkata,

>
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى – قَالَ – وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ

"Rasulullah SAW mengajari para shahabatnya untuk melaksanakan tata carashalat istikharah dalam setiap urusan, sebagai mana ia mengajari surat dari al-Qur'an.Beliau bersabda," bila kalian ingin melaksanakan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdo'a:

 "Rasulullah SAW mengajari para shahabatnya untuk melaksanakan tata carashalat istikharah dalam setiap urusan, sebagai mana ia mengajari surat dari al-Qur'an.Beliau bersabda," bila kalian ingin melaksanakan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdo'a:

Allahumma  inni astakhiruka biilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka  min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa talamu wa laa alamu,  wa anta allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta talamu hadzal amro  (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii aajili amrii wa aajilih  (aw fii diinii wa maaasyi wa aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu  lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta taamu annahu syarrun  lii fii diini wa maaasyi waaqibati amrii (fii aajili amri wa  aajilih) fash-rifnii anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma  rodh-dhinii bih.

Ya Alloh sesungguhnya saya beristikharah pada-Mu dengan Ilmu-Mu, saya memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, saya meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu.Sesungguhnya engkau menakdirkan dan saya tidaklah bisa melakukannya.Engkau yang Maha Tahu, sedangkan saya tidak tahu.Engkau yang yang mengetahui kasus yang gaib.

Ya Alloh, bila Engkau mengetahui bahwa kasus ini baik bagi ku dalam urusanku didunia dan akherat,(atau baik bagi agama, kehidupan dan final urusanku), sehingga takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku, dan berkahilah ia untukku.

Ya Alloh, jikalau Engakau mengetahui bahwa kasus tersebut tidak baik bagi agama, kehidupan, dan final urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku didunia dan akherat),maka palingkanlah ia dariku, serta palingkanlah saya darinya, dan takdirkanlah yang paling baik untukku apapun keadaan dan jadikanlah saya ridha dengannya.selanjutnya ia menyebutkan keinginnannya".(HR Ahmad, Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Al-Baihaki dan yang lainnya)

Sekian dan terima kasih supaya ada keuntungannya perihal tata cara niat dan bacaan doa setelah sholat istikharah dalam bahasa arab latin lengkap dengan artinya begitu juga kami sajikan pengertian sunnah pengertian bid'ah, pengertian jamak qashar, sholat jenazah, pengertian doa dan masih banyak yang lainnya. Semoga kita semua bisa melaksanakannya supaya bisa mendapat kebaikan dalam segala hal yang kita inginkan.

Tata Cara Bacaan Niat Doa Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Dan Witir

Tata Cara Niat Dan Doa Sholat Tarawih Serta Keutamaannya - Diatara sekian banyak amal-amalan yang kita harus dikerjakan menyerupai tadarus(baca al-Qur'an), shadaqah, dan lain sebagainya, bahkan ada juga ibadah yang spesial  harus dikerjakan pada bulan ramadhan yaitu shalat tarawih, selain bulan ramadhan kita tidak boleh melaksanakannya, itu menunjukan istimewanya bulan ramadhan di banding dengan bulan-bulan yang lainya.

Bila mana bulan ramadhan telah tiba, kita sepantasnya sebagai orang muslim mempunyai banyak kegiatan-kegiatan amal ibadah yang semestinya harus kita kerjakan selain kita melaksanakan kewajiban puasa sebulan lamanya demi kita memanfaatkan kesempatan pada bulan yang yang mulia dan penuh barakah ini.

Sholat Tarawih merupakan salah satu amal ibadah yang Allah syari’atkan bagi para hamba-Nya di bulan suci romadhon. dan aturan sholat tarawih yakni sunnah, namun walaupun hukumnya sunnah dalam tata cara pelaksanaan salah tarawih ini tidak ada bedanya dengan shalat fardlu (wajib)  bahkan kita ini dalam melaksanakan shalat tarawih itu harus sungguh-sunggu guna untauk menyempurnakan ibadah puasa kita sebagaimana yang akan kami paparkan Tata Cara Niat Dan Doa Shalat Tarawih Serta Keutamaannya dibawai ini:

Tata Cara Niat Dan Doa Sholat Tarawih Serta Keutamaannya Tata Cara Bacaan Niat Doa Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Dan Witir

Niat Shalat Tarawih :

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَ

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini (ma’muman/imaaman) lillahi ta’aalaa

Artinya : “Aku niat Shalat Tarawih dua rakaat (jadi imam/ma’mum) sebab Allah Ta’ala“

Doa Shalat Tarawih

اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلَمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang tepat imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi darul abadi , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, hingga kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan banyak sekali sutra ,yang makan masakan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Keutamaan Shalat Tarawih

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata :
Nabi Muhammad SAW ditanya wacana keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan.Kemudian dia menjawab;
Seorang Muslim yang melaksanakan Sholat Tarawih dari Malam Pertama hingga Malam Terakhir (Ke-29 atau 30), maka Fadhilah (Kebaikan) yg ALLOH sediakan baginya pada tiap malam adalah:
1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, menyerupai ketika dia dilahirkan oleh ibunya.
2. Dan pada malam kedua, ia diampuni dan juga kedua orang tuanya (diampuni dosa-dosanya), bila keduanya mukmin.
3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, sebab ALLOH telah mengampuni dosamu yang telah lewat.
4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala menyerupai pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
5. Pada malam kelima, ALLOH Ta’ala memeberikan pahala menyerupai pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah (Nabawi) dan Masjidil Aqsha.
6. Pada malam keenam, ALLOH Ta’ala memperlihatkan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap kerikil dan cadas.
7. Pada malam ketujuh, seakan-akan ia mencapai derajat Nabi Musa AS dan kemenangan Beliau atas Fir’aun dan Haman.
8. Pada malam kedelapan, ALLOH Ta’ala memberinya apa yang pernah ALLOH berikan kepada Nabi Ibrahin as
9. Pada malam kesembilan, seakan-akan ia beribadat kepada ALLOH Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi Muhammad SAW
10. Pada Malam kesepuluh, ALLOH Ta’ala mengkaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia menyerupai ketika ia dilahirkan dari perut ibunya.
12. Pada malam keduabelas, ia tiba pada hari simpulan zaman sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
13. Pada malam ketiga belas, ia tiba pada hari simpulan zaman dalam keadaan kondusif dari segala keburukan.
14. Pada malam keempat belas, para malaikat tiba seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melaksanakan shalat tarawih, maka ALLOH membebaskannya dari Hisab pada hari kiamat.
15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
16. Pada malam keenam belas, ALLOH memutuskan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam Surga.
17. Pada malam ketujuh belas, ALLOH berikan padanya pahala menyerupai pahala para Nabi.
18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba ALLOH, sesungguhnya ALLOH ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.
19. Pada malam kesembilan belas, ALLOH mengangkat derajat-derajatnya dalam Surga Firdaus.
20. Pada malam kedua puluh, ALLOH memberikannya pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
21. Pada malam kedua puluh satu, ALLOH membangunkan untuknya sebuah gedung dari cahaya.
22. Pada malam kedua puluh dua, ia tiba pada hari simpulan zaman dalam keadaan kondusif dari setiap kesedihan dan kesusahan.
23. Pada malam kedua puluh tiga, ALLOH membangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga.
24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh 24 (duapuluh empat) doa yang dikabulkan.
25. Pada malam kedua puluh lima, ALLOH Ta’ala membebaskannya dari azab kubur.
26. Pada malam keduapuluh enam, ALLOH mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia sanggup melewati Shiroth pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
28. Pada malam keduapuluh delapan, ALLOH mengangkat baginya 1000 (seribu) derajat dalam surga.
29. Pada malam kedua puluh sembilan, ALLOH memberinya pahala 1000 (seribu) haji yang diterima.
30. Dan pada malam ketiga puluh, ALLOH berfirman : “Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”

(Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad al-Khubari dalam kitab Durrotun Nashihiin Fil Wa’zhi wal Irsyaad, hal. 16 – 17).

Keterangan ini memang dho'if , tapi walaupun dho'if , kita sanggup mengamalkannya sebab ada sebahagian ulama yang memberi dispensasi mengamalkan hadist tersebut dalam fadilah amal asalkan memenuhi syarat-syaratnya sebagai berikut ini:

1. Dho’if-nya tidak terlalu dho’if.
2. Hadits dho’if tersebut mempunyai ashlun (hadits pokok) dari hadits shahih, artinya ia berada di bawah kandungan hadits shahih.
3. Tidak boleh diyakini bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya.

Dari sini, berarti bila haditsnya sangat dhoif (seperti haditsnya diriwayatkan oleh seorang pendusta), maka dihentikan diriwayatkan selamanya kecuali bila ingin dijelaskan kedhoifannya. Jika hadits tersebut tidak mempunyai pendukung yang berpengaruh dari hadits shahih, maka hadits tersebut juga dihentikan diriwayatkan.

Misalnya hadits yang mempunyai pendukung dari hadits yang shahih: Kita meriwayatkan hadits wacana keutamaan shalat Jama’ah, namun haditsnya dhoif. Maka tidak mengapa menyebut hadits tersebut untuk memotivasi yang lain dalam shalat jama’ah sebab ketika itu tidak ada ancaman meriwayatkannya. Karena bila hadits tersebut dho’if, maka ia sudah mempunyai penguat dari hadits shahih. Hanya saja hadits dho’if tersebut sebagai motivator. Namun yang jadi pegangan bahwasanya yakni hadits shahih.

Akan tetapi ada syarat ketiga yang mesti diingat, yaitu hendaklah tidak diyakini bahwa hadits dhoif tersebut berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syarat ketiga ini yang seringkali tidak diperhatikan. Karena kebanyakan orang menyangka bahwa hadits-hadits tersebut yakni hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab tidak ditegaskan kalau hadits itu dho’if. Akibatnya timbul anggapan keliru.

Dalam syarat ketiga ini para ulama memberi aturan, hadits dho’if tersebut hendaknya dikatakan “qiila” (dikatakan) atau “yurwa” (ada yang meriwayatkan), tanpa kata tegas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Itulah yang sanggup saya sampaikan wacana Tata Cara Niat Dan Doa Shalat Tarawih Serta Keutamaannya biar kita termotifasi dalam berzakat dengan adanya kajian ini. Namun mengingat banyak pendapat dalam memilih jumlah bilangan shalat tarawi kita sanggup mengkajinya dalam  Hadist Shahih Shalat Tarawih , pengertian shalat tarawih, ketentuan shalat witir, bacaan shalat tarawih, berapa jumlah rakaat shalat tarawih, tuliskan dalil wacana shalat tarawih boleh dilakukan dengan 20 rakaat, tata cara shalat tarawih 8 rakaat, bacaan bilal pada sholat tarawih, bagaimana cara melaksanakan shalat tarawih, pengertian jahiliyah dan masih banyak lagi yang lainnya. biar dengan adanya artikel ini ada keuntungannya ngagi kita semua.