Pengertian Dalil Rujukan Sunnah Dan Bid'ah Ibadah Berdasarkan Islam Dalam Kehidupan

Tags

Pengertian Dalil Contoh Sunnah dan Bidโ€™ah Dalam Ibadah - Pengertian bid'ah yakni salah satu amal perbuatan yang tidak pernah Rosul SAW melaksanakannya, inilah yang menjadi salah satu senjata utama kaum wahaby (khawarij zaman ini) yakni kata bidโ€™ah. Dalam setiap pembahasan mereka tidak terlepas dari kata-kata bidโ€™ah. Dengan jurus bidโ€™ah pula mereka menyesatkan para ulama-ulama besar dan lebih banyak didominasi kaum mulimin terutama para ulama yang ada di Indonesia.

Dalam menafsirkan makna bidโ€™ah mereka menolak penafsiran para ulama-ulama besar dan hanya mendapatkan penafsiran yang di lakukan oleh tokoh-tokoh mereka (seperti al-bani, utsaimin, salih fauzan dan lain- lain) padahal kalau kita tau mas'alah pembagian bid'ah niscaya tidak akan menyampaikan semua bid'ah itu sesat , mungkin alasannya yakni mereka-mereka itu masih melirik dengan sebelah mata padahal kalau benar-benar faham dengan yang 12 fan(ILMU) dalam Islam niscaya mereka tidak akan menyampaikan semua bid'ah itu sesat.

Maka dengan hal menyerupai itu supaya kita benar-benar memahami perihal keadaan yang dinamakan bid'ah  tidak semuanya sesat, aka kami disini akan membuatkan sedikit ilmu perihal pembagian pengertian sunnah dan bid'ah dengan judul bahan Pengertian Sunnah dan Bid'ah berdasarkan islam, Insya Alloh kalau kita sudah benar memahami pendapat para mujtahid fiqih menyerupai Imam Syafi'i, Imam al-Baihaki, Imam Nawai, Imam al-Hafidz Ibnu Atsir dan masih banyak yang lainnya menyerupai di bawah ini:

ah yakni salah satu amal perbuatan yang tidak pernah Rosul SAW melaksanakannya Pengertian Dalil Contoh Sunnah Dan Bid'ah Ibadah Menurut Islam Dalam Kehidupan

Menurut para ulamaโ€™ Pengertian Bidโ€™ah dalam ibadah dibagi dua:yaitu bidโ€™ah hasanah dan bidโ€™ah dhalalah.Diantara para ulama, yang membagi bidโ€™ah kedalam dua kategori ini adalah:

1.Imam Syafiโ€™i,
Menurut Imam Syafiโ€™i bidโ€™ah dibagi dua; bidโ€™ah mahmudah dan bidโ€™ah madzmumah. Makara bidโ€™ah yang mencocoki sunah yakni mahmudah, dan yang tidak mencocoki sunah yakni madzmumah.

Bidโ€™ah hasanah/mahmudah dibagi menjadi dua.Yang pertama yakni bidโ€™ah wajib menyerupai kodifikasi ( pengumpulan ) al-Qurโ€™an pada jaman khalifah Usman bin Affan dan pengumpulan hadits ke dalam kitab-kitab besar pada jaman sesudahnya.Sedangkan bidโ€™ah hasanah yang kedua yakni bidโ€™ah sunah, menyerupai shalat taraweh 20 rakaat pada jaman khalifah Umar bin Khathab.
Al-Imam asy-Syafiโ€™i berkata :

ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ุถูŽุฑู’ุจูŽุงู†ู : ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง : ู…ูŽุง ุฃูุญู’ุฏูุซูŽ ูู…ู…ูŽู‘ุง ูŠูุฎูŽุงู„ู€ููู ูƒูุชูŽุงุจู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุซุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุฅูุฌู’ู…ูŽุงุนู‹ุง ุŒ ูู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู’ู„ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุงู„ุถูŽู‘ู„ุงูŽู„ู€ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู„ุซูŽู‘ุงู†ููŠูŽุฉู : ู…ูŽุง ุฃูุญู’ุฏูุซูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู ู„ุงูŽ ุฎูู„ุงูŽููŽ ูููŠู’ู‡ู ู„ููˆูŽุงุญูุฏู ู…ูู†ู’ ู‡ุฐุง ุŒ ูˆูŽู‡ูŽุฐูู‡ู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉูŒ ุบูŽูŠู’ุฑู ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู’ู…ูŽุฉู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุญุงูุธ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠู‘ ููŠ ูƒุชุงุจ " ู…ู†ุงู‚ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠู‘)


โ€œPerkara-perkara gres itu terbagi menjadi dua bagian. Pertama: Perkara gres yang menyalahi al-Qurโ€™an, Sunnah, Ijmaโ€™ atau menyalahi Atsar (sesuatu yang dilakukan atau dikatakan sahabat tanpa ada di antara mereka yang mengingkarinya), kasus gres semacam ini yakni bidโ€™ah yang sesat. Kedua: Perkara gres yang gres yang baik dan tidak menyalahi al-Qurโ€™an, Sunnah, maupun Ijmaโ€™, maka sesuatu yang gres menyerupai ini tidak tercelaโ€. (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang Shahih dalam kitab Manaqib asy-Syafiโ€™i) (Manaqib asy-Syafiโ€™i, j. 1, h. 469).

2.Imam al-Baihaqi
Bidโ€™ah berdasarkan Imam Baihaqi dibagi dua; bidโ€™ah madzmumah dan ghaeru madzmumah. Setipa bidโ€™ah yang tidak menyalahi al-Qurโ€™an, sunah, dan Ijmaโ€™ yakni bidโ€™ah mahmudah atau ghaeru madzmumah.Sedangkan bidโ€™ah yang tercela ( madzmumah) yakni bidโ€™ah yang tidak mempunyai dasar syarโ€™i sama sekali.

3.Imam Nawai
Bidโ€™ah berdasarkan Imam Nawawi itu dibagi menjad dua bab yaitu; bidโ€™ah hasnah/ mahmudah dan bidโ€™ah qabihah/ madzmumah.

4.Imam al-Hafidz Ibnu Atsir
Ibnu atsir juga membagi bidโ€™ah menjadi dua bagian, yaitu bidโ€™ah yang menerima petunjuk nash (teks al-Qurโ€™an/hadits) di dalamnya, dan bidโ€™ah yang tidak ada petunjuk nash di dalamnya.

Pembagian bidโ€™ah menjadi dua bab ini sanggup dipahami dari hadits โ€˜Aisyah, bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ูููŠู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ู‡ุฐูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏูŒู‘ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠู‘ ูˆู…ุณู„ู…)


โ€œBarang siapa yang berbuat sesuatu yang gres dalam syariโ€™at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolakโ€. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalil-Dalil Bidโ€™ah Hasanah
Al-Muhaddits al-โ€˜Allamah as-Sayyid โ€˜Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari al-Hasani dalam kitab Itqan ash-Shunโ€™ah Fi Tahqiq Maโ€™na al-Bidโ€™ah, menuliskan bahwa di antara dalil-dalil yang menunjukkan adanya bidโ€™ah hasanah yakni sebagai berikut (Lihat Itqan ash-Shunโ€™ah, h. 17-28):

1. Firman Allah dalam QS. al-Hadid: 27:

ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ูููŠ ู‚ูู„ููˆุจู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุงุชูŽู‘ุจูŽุนููˆู‡ู ุฑูŽุฃู’ููŽุฉู‹ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ูˆูŽุฑูŽู‡ู’ุจูŽุงู†ููŠูŽู‘ุฉู‹ ุงุจู’ุชูŽุฏูŽุนููˆู‡ูŽุง ู…ูŽุง ูƒูŽุชูŽุจู’ู†ูŽุงู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุงุจู’ุชูุบูŽุงุกูŽ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู (ุงู„ุญุฏูŠุฏ: 27)


โ€œDan Kami (Allah) jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya (Nabi โ€˜Isa) rasa santun dan kasih sayang, dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allahโ€ (Q.S. al-Hadid: 27)

2. Hadits sahabat Jarir ibn Abdillah al-Bajali,

bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ูŽู‘ ูููŠู’ ุงู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ููŽู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุฌู’ุฑู ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูุฌููˆู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽู‰ู’ุกูŒุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ูŽู‘ ูููŠู’ ุงู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ุณูŽูŠูู‘ุฆูŽุฉู‹ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูุฒู’ุฑูู‡ูŽุง ูˆูŽูˆูุฒู’ุฑู ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽู‰ู’ุกูŒ (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)


โ€œBarang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang jelek maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpunโ€. (HR. Muslim)

Makara setiap bentuk bidโ€™ah yang menyalahi kitab dan sunah yakni tercela dan harus diinkari. Akan tetapi bidโ€™ah yang mencocoki keumuman dalil-dalil nash, maka masuk dalam kategori terpuji.

Lalu bagai mana maksud dalam hadits,Setiap bidโ€™ah yakni sesat? Berikut ini yakni pendapat para ulama;
1.Imama Nawawi
Hadts diatas yakni masuk dalam kategori โ€˜am (umum) yang harus ditakhshish (diperinci)

2.Imam al-Hafidz Ibnu Rajab
Hadits di atas yakni dalam kategori โ€˜am akan tetapi yang dikehendaki yakni khash(โ€˜am yuridu bihil khash). Artinya secara teks hadits tersebut bersifat umum, namun dalam pemaknaannya diharapkan rincian-rincian.

Ada sebahagian ulamaโ€™ yang membagi bidโ€™ah menjadi lima bab menyerupai berikut;
1.Bidโ€™ah yang wajib dilakukan:
contohnya, berguru ilmu nahwu, berguru sestematika argumentasi teologi dengan tujuan untuk
menerangkan kepada orang-orang atheis dan orang-orang yang inkar kepada agama islam dll.

2.Bidโ€™ah yang mandub(dianjurkan);
misalnya adzan memakai pengeras suara, mencetak buku-buku ilmiah, membangun madrasah, dan lain-lain.

3.Bidโ€™ah yang mubah :
contohnya, menciptakan hidangan makanan yazng berwarna warni dan sejenisnya.

4.Bidโ€™ah yang makruh;
contohnya: berlebihan dalam menghias mashaf, masjid dan sebagainya.

5.Bidโ€™ah yang haram:
Yaitu setiap sesuatu yang gres dalam hal agama yang bertentangan keumuman dalil syarโ€™i.

Itulah yang sanggup saya sampaikan mengenai pengertian sunnah dan bidโ€™ah dalam agama islam supaya dengan adanya goresan pena ini kita semua sanggup memahaminya, alasannya yakni masih banyak di kalangan umat islam yang sering memperdebatkan isi-isi dari sunah dan bidโ€™ah. Begitu juga kami sajikan tata cara sholat tahaujd, doa tahajud, pengertian puasa ramadhan, niat puasa ramadhan, pengertian doa dan dzikir, pengertian jahiliyah berdasarkan istilah bahasa dan masih banyak lagi yang lainnya.

Artikel Terkait