Kumpulan Doa Islami - Setiap orang tentu menginginkan doa yang mustajab supaya cepat terkabul, ada beberapa kriteria orang yang doanya cepat terkabul, contohnya doa orang yang teraniaya, doa anak sholeh, doa orang renta dan masih banyak lagi.
Nah, selain kriteria orang-orang yang doanya mustajab, ternyata dari segi waktu berdoa juga menghipnotis terkabulnya doa seseorang. Misalnya, doa yang cepat terkabul yaitu doa di waktu bulan pausa ramadhan, doa ketika sahur, doa di waktu buka puasa, doa antara adzan dan iqomah dan masih banyak lagi waktu-waktu untuk berdoa supaya dikabulkan oleh Allah SWT. Untuk lebih jelasnya, silakan eksklusif saja simak ulasannya berikut ini :
Waktu-waktu Mustajab untuk Berdoa Cepat Dikabulkan
Dilansir dari alqur'an-syamil.com, setidaknya ada 12 waktu mustajab untuk berdoa supaya cepat di ijabahi atau dikabulkan oleh Allah SWT, diantaranya yaitu :
Ilustrasi: Berdoa
Doa di Bulan Ramadhan Pada shalat taraweh, sehabis melaksanakan witir, dianjurkan untuk berdoa dengan mengucapkan, lafadz, "Subhanalmalikilquddus" sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ubay bin Ka’ab. Serta dianjurkan pula untuk mengucapkan kalimat itu sebanyak tiga kali sebagaimana disebutkan didalam riwayat an Nasai.
Doa Saat sahur Sebaiknya, setiap muslim/muslimah membiasakan berdoa sehabis witir sebelum fajar, pasalnya pada waktu sahur tersebut merupakan amal yang paling utama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Doa Ketika Berbuka Puasa Ketika berbuka puasa hendaknya memperbanyak doa, sebab salah satu doa yang cepat dikabulkan yaitu doa ketika berbuka puasa.
Doa Pada Hari Arafah Hari Arafah merupakan hari dimana semua jama’ah haji melaksanakan wukuf di Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari Arafah, semua jama'ah disarankan berdoa sebanyak-banyaknya, takterkecuali jama'ah yang tengah berhaji ataupun jamaah yang tidak tengah menunaikan ibadah haji. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Doa yang terbaik ialah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi).
Doa Pada Hari Jum'at Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Artinya :
"Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menuturkan perihal hari Jumat kemudian ia bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu ia mengisyaratkan dengan tangannya perihal sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sobat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Doa Antara Adzan dan Iqomah Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa, Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak ialah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad)
Doa sehabis Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta sehabis shalat-shalat wajib." (HR. at-Tirmidzi)
Doa Ketika Turun Hujan Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, diriwayatkan
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila melihat hujan, ia berdoa: ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A (Ya Allah, -jadikan hujan ini- hujan yang membawa manfaat atau kebaikan." (HR. Bukhari)
Doa Setelah khatam Alqur’an Setelah khatam membaca Al-Qur'an 30 juzz dan berdoa, insya Allah doanya akan cepat dikabulkan.
Doa pada 1/3 Malam Akhir Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Tabaraka wataa'la turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu pada 1/3 malam terakhir seraya berfirman, 'Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti akan Aku ampuni.'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Doa Fii Sabilillah (Saat dalam Jalan Allah) Nabi Muhammad Saw. pernah berdoa. Dalam doanya ia sangat detil memohon kepada Allah Swt.
Berikut doa Nabi Muhammad ketika melawan musuh dalam perang Uhud.
Saat ini, insya allah di Indonesia kondisinya kondusif dan tenteram sehingga takperlu jihad fii sabilillah angkat senjata, tetapi yang perlu dilakukan ialah berperang melawan hawa nafsu.
Itulah beberapa waktu mustajab untuk berdoa yang sanggup kita praktekkan. Semoga doa-doa kita semua di dengar oleh Allah SWT dan dikabulkan. Amien.
Kumpulan Doa Islami - Pada artikel terdahulu kita telah mempelajari beberapa budpekerti dalam berdoa, semoga supaya doa kita cepat terkabulkan oleh Allah SWT. Beberapa diantaranya yaitu menjauhkan diri dari yang haram, baik itu pakaian, kuliner dan sebagainya. Ikhlas semata-mata alasannya Allah SWT. Berdoa dan bertawasul dengan amal-amal shaleh yang pernah kita lakukan.
Nah, untuk terkabulnya sebuah doa kita tidak hanya untuk mengikuti adab-adab dalam berdoa, tetapi kita perlu memperhatikan hal-hal yang menjadi penghalang terkabulnya doa. Sebagaimana kami lansir dari laman Islam Pos, berikut ialah beberapa hal yang menjadi penghalang terkabulnya doa seseorang, antara lain:
Harta berasal dari yang haram Kemudian Nabi menceritakan keadaan seseorang yang melaksanakan safar panjang, rambutnya kusut, mukanya berdoa, menengadahkan tangan ke langit dan berkata: Wahai Rabbku, wahai Rabbku. Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, diberi asupan gizi dari yang haram, maka bagaimana sanggup diterima doanya?! (H.R Muslim)
Tidak yakin dalam doanya (hatinya lalai). Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi main-main (H.R atTirmidzi, dishahihkan al-Hakim dan dihasankan al-Albany)
Tergesa-gesa. Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa dengan mengatakan: Aku telah berdoa tapi tidak dikabulkan. (H.R alBukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Doanya mengandung dosa atau memutuskan silaturrahmi Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau memutuskan silaturrahmi kecuali Allah akan beri 3 kemungkinan.” (H.R atTirmidzi, Ahmad, dishahihkan oleh al-Hakim dan dinyatakan bahwa sanad-sanadnya jayyid(baik) oleh al-Bushiry).
Teman-teman, itulah 4 hal penghalang terkabulnya doa. Semoga kita semua sanggup menghindari 4 hal tersebut semoga supaya doa kita cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Teman-teman juga sanggup mempelajari artikel berikut ini supaya doa cepat terkabul: Waktu-waktu Mustajab untuk Berdoa Agar Cepat Terkabul
Jika doa kita tidak kunjung terkabul, maka jangan patah semangat. Teruslah berdoa dan memohon hanya kepada Allah SWT tentunya dengan tulus dan kerendahan hati. Meskipun doa kita tidak secara pribadi dikabulkan, yakinlah semua niscaya ada manfaatnya.
Terima kasih kepada teman-teman semua yang setia mengunjungi blog khusus doa, serta tidak lupa kami ucapkan kepada para pengunjung gres blog khusus doa. Semoga apa yang sudah kami share di blog ini sanggup bermanfaat bagi kita semua. Amin
Kumpulan Doa Islami - Tentunya sudah pada tahu bahwa hari jum'at yaitu hari yang penuh barokah. Hari dimana insan pertama (Nabi Adam) diciptakan, hari dimasukkan dan dikeluarkannya Nabi adam dari Syurga. Hari dimana dosa-dosa akan diampuni yakni hari jum'at. Maka dari itu, perbanyak berdoa kepada Allah SWT di hari jum'at ini sangat anggun kita lakukan untuk memohon pengampunan dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, kemudian ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melaksanakan sholat apa yang diwajibkan atasnya dan ia membisu ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya. (HR Bukhari)
Seperti dilansir dari laman islam pos, salah satu ibadah yang sanggup kita lakukan ialah berdoa kepada Allah SWT. Memohon kepada-Nya atas apa yang kita butuh dan inginkan. Kita gantungkan segala permasalahan hidup ini kepada Allah SWT. Dan yakinlah Allah niscaya mengabulkannya.
Meski begitu, tak ada salahnya bagi kita untuk mencari waktu yang sempurna dalam berdoa. Sebab, ada beberapa waktu yang sanggup kita gunakan untuk berdoa biar lebih mustajab atau lebih mempunyai impian besar dikabulkannya doa. Nah, salah satunya pada hari Jumat. Tetapi, hanya pada waktu khusus saja. Kapankah itu?
Dari Abu Hurairah RA berkata, sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah membicarakan tentang hari Jumat. Beliau bersabda,
“Pada hari itu (hari Jumat) terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba bangun melaksanakan shalat dan berdoa memohon sesuatu kepada Allah pada waktu tersebut, melainkan Allah niscaya akan mengabulkannya.” Kemudian ia memberi arahan dengan tangannya yang menggambarkan singkatnya waktu itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya, pada hari Jumat ada satu waktu, tidaklah seorang Muslim mendapat waktu tersebut kemudian ia meminta kepada Allah suatu kebaikan, melainkan Allah niscaya memberinya, yaitu sehabis ashar,” (HR. Ahmad).
Dari Jabir RA, dari Nabi ﷺ bersabda,
“Hari Jumat ada dua belas jam. Di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang Muslim memohon sesuatu kepada Allah pada ketika itu melainkan Allah akan mengabulkannya. Oleh karenanya, carilah ia pada saat-saat terakhir sehabis shalat ashar,” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari, ia berkata,
“Abdullah bin Umar berkata, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu memberikan hadis dari Rasulullah ﷺ mengenai satu waktu yang terdapat pada hari Jumat?’ Aku menjawab, ‘Ya, saya pernah mendengar ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Waktu tersebut berlangsung antara duduknya imam hingga selesainya shalat’,” (HR. Muslim).
Ibnul Qayyim dan selainnya dari kalangan ahlul ilmi menguatkan bahwa satu waktu pada hari Jumat itu yaitu sehabis shalat ashar.
Ibnul Qayyim berkata, “Menurut pendapat saya, waktu shalat juga merupakan waktu yang dimungkinkan terkabulnya doa. Jadi, keduanya merupakan waktu mustajab, meskipun satu waktu yang dikhususkan di sini yaitu final waktu sehabis shalat ashar. Satu waktu tersebut telah ditentukan dari hari Jumat; tidak maju dan tidak mundur. Adapun waktu shalat, ia mengikuti shalat itu sendiri; maju atau mundurnya. Sebab, dengan berkumpulnya kaum muslimin, shalat, kekhusyuan dan munajat mereka kepada Allah mempunyai imbas yang sangat besar terhadap terkabulnya doa. Dan waktu di mana kum muslimin sedang berkumpul, maka doa pada ketika itu sangat berpotensi terkabul. Dengan demikian, semua hadis yang disebutkan yaitu sesuai…” (Zadul Ma’ad dengan tahqiq Al-Arnauth [2/394]).
Teman-teman, marilah kita manfaatkan keberkahan hari jum'at ini yang sanggup kita temui seminggu sekali dengan memperbanyak amal-amalan yang baik serta berdoa memohon ampunan hanya kepada Allah SWT.
Semoga kita semua tergolong orang-orang yang sholih, orang-orang yang bertaqwa. Amin Ya Robbal 'Aalamiin. Semoga sedikit artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Kumpulan Doa Islami - Berdoa kepada Allah SWT merupakan salah satu cara terbaik untuk kita mendekatkan diri kepada Sang Kholik, serta jalan kita memohon kepada Allah supaya hajat kita terkabulkan. Tentu kita semua berharap doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT segera terkabul, tapi ternyata tidak semua doa-doa hambaNya pribadi dikabulkan oleh Allah SWT.
Lain halnya dengan perempuan yang luar biasa berikut ini, doa dia seketika didengar Allah SWT dan para Malaikat. Kisah perihal kemulian seorang perempuan pernah dikisahkan semasa hidup Nabi Muhammad SAW. Salah seorang perempuan dengan tingkat keimanan tinggi tiba menemui Nabi. Ia menghadapi suatu kondisi yang mengharuskannya mendapatkan pencerahan.
Namun ternyata, kala itu Nabi belum bisa menjawab alasannya yaitu belum ada wahyu yang diturunkan Allah terkait hal tersebut. Namun, ini tak lantas menciptakan si perempuan menyerah. Ia berdoa dan memohon kepada Allah supaya memberi jalan keluar atas permasalahan hidupnya.
Ternyata doa ini pribadi diijabah Allah. Seketika Nabi mendapatkan wahyu Surat Al-Mujadalah sehingga bisa menjawab permasalahan perempuan tersebut. Siapa dia sebenarnya? Mengapa doanya sanggup menembus langit ke tujuh dengan demikian cepat?
Nama lengkap perempuan ini yaitu Khaulah binti Tsa’labah bin Ashram bin Farah bin Tsa’labah Ghanam bin ‘Auf. Ia merupakan istri dari Aus bin Shamit bin Qais dan dari ijab kabul mereka lahir seorang putra yang diberi nama Rabi’.
Kisah ketika doanya yang bisa menembus langit ini bermula ketika terjadi permasalahan antara dirinya dan suaminya. Dalam kondisi marah, sang suami kemudian mengeluarkan kalimat yang membuatnya merasa cemas dan perlu memperjelasnya kepada Nabi.
Kalimat yang dilontarkan suaminya tersebut yaitu “Bagiku engkau ini menyerupai punggung ibuku”. Meski sehabis itu suaminya berlalu pergi bersama sahabat-sahabatnya, namun tidak serta merta menciptakan Khaulah melupakan perkataan tersebut begitu saja.
Baginya perkataan tersebut menyerupai talak dari sang suami kepada dirinya. Sepulangnya dari berkumpul dari sahabatnya, sang suami kemudian menginginkan korelasi suami istri dengan Khaulah.
Namun, Khaulah menolak alasannya yaitu perasaannya yang begitu tidak bisa mendapatkan atas ucapan Aus sang suami. Khaulah berkata, “Tidak… jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau dihentikan menjamahku alasannya yaitu engkau telah menyampaikan sesuatu yang telah engkau ucapkan terhadapku sehingga Allah dan Rasul-Nya lah yang memutuskan aturan perihal insiden yang menimpa kita.”
Setelah insiden tersebut, Khaulah kemudian menemui Rasulullah SAW. Ia pun menceritakan insiden yang dialaminya kepada sang Nabi. Ia berharap Nabi menunjukkan pencerahan terhadap apa yang sudah dialami. Namun, Ia harus kecewa, pasalnya pada masa itu, belum ada insiden yang dihadapi umat dan gres Khaulah yang mengalaminya. Sehingga belum turun firman Allah yang menjelaskan perihal hal ini.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan urusanmu tersebut … saya tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.”
Ini artinya, korelasi mereka sudah tidak diperbolehkan lagi. Namun, hati kecil Khaulah pun masih bergejolak, mengingat jikalau Ia berpisah dengan sang suami, maka akan sulit baginya menghidupi diri dan anaknya Rabi’. Namun Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam tetap menjawab, “Aku tidak melihat melainkan engkau telah haram baginya.”
Setelah insiden ini, perempuan tersebut terus berdoa memohon kepada Allah supaya memberi petunjuk terkait permasalahannya. Kedua matanya meneteskan air mata dan perasaan menyesal. Tiada henti-hentinya Ia berdoa ini berdo’a yang kemudian dikabulkan Allah.
“Yaa Allah sesungguhnya saya mengadu kepada-Mu perihal insiden yang menimpa diriku.”.
Ternyata doa ini dihijabah Allah. Rasulullah SAW seketika pingsan menyerupai biasa ketika mendapatkan wahyu. Kemudian sehabis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sadar kembali, dia bersabda, “Wahai Khaulah, sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan ayat Al-Qur’an perihal dirimu dan suamimu, kemudian dia membaca firman QS. Al-Mujadalah: 1-4, yang artinya:
Orang-orang yang menzhihar (menganggap isterinya sebagai ibunya, atau menyamakan istrinya dengan ibunya sebagaimana ucapan Aus di alinea kedua di atas, Red) isterinya di antara kau padahal tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah perempuan yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.
Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.
Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (QS. Al-Mujadilah : 1-4)
Setelah turun ayat ini, barulah Rasulullah SAW bisa menjelaskan perihal permasalahan yang dihadapi Khaulah. Baginda Rasulullah SAW kemudian menjelaskan kepada Khaulah perihal kafarat (tebusan) Zhihar:
Nabi SAW: “Perintahkan kepadanya (suami Khaulah) untuk memerdekakan seorang budak!”
Khaulah: “Ya Rasulullah dia tidak mempunyai seorang budak yang bisa dia merdekakan.”
Nabi SAW: “Jika demikian perintahkan kepadanya untuk shaum dua bulan berturut-turut.”
Khaulah: “Demi Allah dia yaitu pria yang tidak besar lengan berkuasa melaksanakan shaum.”
Nabi SAW: “Perintahkan kepadanya memberi makan dari kurma sebanyak 60 orang miskin.”
Khaulah: “Demi Allah ya Rasulullah dia tidak memilikinya.”
Nabi SAW: “Aku bantu dengan separuhnya.”
Khaulah: “Aku bantu separuhnya yang lain wahai Rasulullah.”
Nabi SAW: “Engkau benar dan baik maka pergilah dan sedekahkanlah kurma itu sebagai kafarat baginya, kemudian bergaullah dengan anak pamanmu itu secara baik.”
Itulah Kisah Khaulah Bin Tsa'labah, Wanita Mustajabah Doanya Langsung Didengar Allah dan Para Malaikat Hingga Langit Ketujuh. Semoga kisah ini bisa menambah keimanan dan ketaqwaan kita dalam beribadah. Amin. Wanita diciptakan dengan ribuan kemuliaan. Saking mulianya, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa mendahulukan perempuan daripada yang lain. Bahkan, pernah disebutkan jikalau doa kaum perempuan bisa terdengar sampai lapis langit ke-7.
Kumpulan Doa Islami - Shalawat Nariyah merupakan salah satu Sholawat yang sangat terkenal dikalangan masyarakat muslim. Banyak yang meyakini manfaat sholawat nariyah bisa meringankan masalah, memecahkan kesulitan serta gampang tercapainya apa yang diharapkan, namun banyak juga yang beropini bahwa shalawat nariyah itu tidak boleh lantaran di dalamnya mengandung kesyirikan (menyekutukan Allah).
Dalam sejarahnya, Sholawat Nariyah tidak pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, sementara sejarah lain menyebutkan sholawat nariyah merupakan sholawat yang selalu diamalkan oleh sahabat nabi, dimana sahabat nabi tersebut mengamalkan atau membaca shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali setiap malam, dan dengan amalan inilah ia sebagai orang yang pertama masuk nirwana bersama nabi.
Dari beberapa uraian diatas, sanggup kita pahami bahwa sholawat nariyah ini ternyata mempunyai kontroversi di kalangan muslim. Nah, pada halaman ini kami akan menguak atau memaparkan wacana Sholawat Nariyah yang kontroversial ini, yang berhasil kami rangkum dari banyak sekali sumber. Untuk selengkapnya, silakan simak hingga selesai uraiannya dibawah ini :
Bacaan Shalawat Nariyah Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Terjemahannya
Artinya : Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang tepat dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan alasannya yaitu dia semua kesulitan sanggup terpecahkan, semua kesusahan sanggup dilenyapkan, semua keperluan sanggup terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah sanggup diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
Dari bacaan shalawat nariyah dan terjemahannya menyerupai yang tertera diatas, ternyata ini menjadi kontroversi. Banyak buku-buku yang beredara di masyarakat dan/atau artikel-artikel di internet yang membahas Sholawat Nariyah, dan mengartikan kalau shalawat ini terdapat beberapa lafadz yang maknanya menyekutukan Allah (Syirik) dan/atau melanggar pengertian syirik, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi sifat khusus bagi Allah.
Salawat Nariyah yaitu Syirik
Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, terdapat 4 kalimat yang mengandung kesyirikan dalam sholawat nariyah. beberapa lafadnya yaitu sebagai berikut :
Artinya : "Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas lantaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Artinya : "Segala peristiwa bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Artinya : "Segala kebutuhan bisa terkabulkan lantaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Artinya : "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
Nah, empat kalimat di atas merupakan kebanggaan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah.
Seorang Nabi atau bahkan para malaikat tidak mempunyai kemampuan dalam hal ini. Oleh lantaran itu, ketika pujian-pujian ini ditujukan kepada selain Allah (termasuk kepada Nabi Muhammad SAW) maka berarti telah menyamakan makhluk tersebut dengan Allah dalam kasus yang menjadi hak khusus bagi Allah.
Selain keempat kalimat diatas, dalam Sholawat Nariyah terdapat kebanggaan yang berlebihan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara Nabi sendiri melarang keras umatnya untuk memujinya secara berlebihan.
Suatu ketika ada seorang sahabat memuji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan: "Engkau yaitu insan terbaik di antara kami, putra dari insan terbaik kami,…" kemudian dia bersabda, "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Kristen berlebih-lebihan dalam memuji Nabi Isa A.S. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah Aku: Hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Dari sisi penamaan, patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar (النار) yang artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yang isinya doa diberi nama yang mengesankan sesuatu yang buruk?. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa asal permintaan nama Shalawat Nariyah itu diambil dari pengarangnya yakni Syaikh Nariyah (akan kami ulas dibawah).
Analisa Isi Shalawat Nariyah
Untuk meluruskan dan/atau menengahi uraian diatas wacana "kesyirikan Sholawat Nariyah serta yang Berlebihan" maka kita perlu menganalisa arti/terjemahan sholawat tersebut.
Seperti dilansir dari laman seteteshidayah.wordpress.com, Sebagian orang yang terlalu bersemangat mempersoalkan kata ganti "BIHI" (dengannya) pada lafadz shalawat nariyah di atas ditujukan kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka hal itu yaitu sebuah kesyirikan lantaran tidak boleh Rasulullah SAW bukanlah penyebab terurai segala ikatan dan kesulitan dan hilangnya segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan. Mereka menyampaikan bila kata ganti “BIHI” diganti dengan “BIHA” yang artinya melalui shalawat itu sendiri maka Allah akan mengurai segala ikatan dan kesulitan dan hilang segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan maka hal ini menjadi benar.
Maka kepada saudara se-aqidah sesama muslim kita harus berusaha untuk husnudzon (berprasangka baik). Di dalam kaidah peradilan saja ketika mengadili orang, dikenal istilah praduga tak bersalah (presumption of innocence), walaupun ia jelas-jelas penjahat tetap harus didampingi pembela dan dijunjung tinggi kaidah ini. Apalagi ini dalam kasus agama kepada saudara sesama muslim, kok gampang sekali menyampaikan syirik, sesat dan kafir?
Kata ganti "BIHI" di sini masih ada ruang penafsiran tergantung niat orang yang mengucapkannya. Jika ia benar-benar meyakini dan bermaksud Rasulullah-lah yang menguraikan kesulitan, menghilangkan segala kesedihan, memenuhi segala kebutuhan, maka tentu orang itu telah tergelincir dalam kesesatan dan kemusyrikan.
Namun seandainya yang dimaksud yaitu bahwa melalui Rasulullah Muhammad s.a.w. kita mengenal agama ini, kemudian dari situ kita jadi memahami agama ini, meyakini wacana Allah dan segala sifat dan kekuasaanNya maka dari situlah segala kesulitan kita menjadi terurai, segala kesedihan kita menjadi sirna, dan segala keinginan kita dikabulkan oleh Allah, maka hal ini yaitu aqidah yang benar. Inilah mungkin yang dimaksud dengan perkataan ALLADZI TANHALLU BIHIL 'UQOD(terurai melalui mu segala ikatan), TANFARIJU BIHIL KUROB(dilepaskan / dihilangkan melalui mu segala kesedihan) dan seterusnya.
Terkadang makna dari kata-kata sangat relatif maksudnya dan bergantung pada prasangka yang ada di dalam otak. Jika prasangkanya sudah jelek apa yang diucapkan orang pun selalu nampak jelek dan salah. Terlebih dalam memandang kata-kata kebanggaan yang disampaikan melalui puisi, lebih sering maknanya yaitu majazi (bukan makna sesungguhnya). Sebagaimana orang yang jatuh cinta menyampaikan "wajahmu rembulan", tentu bila dipahami apa adanya bisa dikatakan syirik. Namun maksudnya yaitu wajahmu sangat bagus dan bercahaya menyerupai rembulan. Demikian pula ketika mengartikan lafadz WA YUSTASQOL GHOMAMU BIWAJ HIHIL KARIIM(dan dicurahkan hujan dengan wajahmu yang mulia), menyerupai yang tercantum dalam lafadz shalawat nariyah.
Pengagungan Berlebihan Terhadap Shalawat Nariyah
Adapun perilaku sebagian orang yang terlalu berlebihan dalam meyakini keagungan shalawat nariyah sama jelek nya dengan perilaku orang yang berlebihan dalam menyatakan nya sebagai syirik dan bid’ah. Situasi ini menyerupai mirip perkataan Ali bin Abi Thalib r.a. yang berkata :
Dua orang yang akan binasa, yaitu yang membenciku berlebihan dan mencintaiku berlebihan
Maka sebagian orang menyampaikan dengan mengucapkan sekian ribu kali shalawat nariyah akan dihilangkan segala kesusahan dan terpenuhi segala keinginan. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4.444 kali dengan niat semoga kesusahan dihilangkan, pasti akan terpenuhi.
Justru mengucapkan shalawat nariyah ini kita memuji Rasulullah s.a.w. yang melalui dia lah kita memahami hakikat kekuasaan Allah yang sanggup menghilangkan kesulitan dan mengangkat kesedihan. Melalui baginda Rasululillah ini sampailah pada kita firman Allah :
Katakanlah, ‘Panggillah mereka yang kau anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan ancaman daripadamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih bersahabat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu yaitu sesuatu yang (harus) ditakuti. (Q.S. Al-Isra’[17] : 56-57)
Melalui pedoman dia pula kita mengetahui aqidah yang benar bahwa Rasulullah s.a.w tidak bisa mengangkat kemudharatan dan peristiwa alam yang menimpa kita dan hanya kepada Allah-lah kita bermohon untuk diangkat kemudharatan dan peristiwa alam yang menimpa kita.
Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya saya mengetahui yang ghaib, pasti saya menciptakan kebajikan sebanyak-banyaknya dan saya tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa gosip gembira bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-A’raf [7] : 188)
Maka kita harus mengembalikan maksud dari shalawat nariyah itu kepada kedudukannya yang sebenarnya. Walaupun tidak terlarang menyusun dan membaca shalawat karangan orang sholeh, ulama atau sahabat, namun keyakinan atas perkataan di dalamnya haruslah tetap lurus dan benar. Bisa jadi maksud yang menyusun shalawat nariyah itu tidaklah demikian, sementara orang-orang yang mengkultuskan dan terlalu berlebihan dalam mengidolakannya memelencengkan maksud shalawat tersebut dan menambah-nambahinya dengan pengagungan yang berlebihan.
Sejarah / Riwayat Shalawat Nariyah
Sebagaimana yang sudah kami sebutkan pada awal halaman ini, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan sholawat nariyah, lantaran memang shalawat ini tidak ada pada zaman Nabi. Namun ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa sholawat nariyah disusun oleh sahabat nabi yakni Syaikh Nariyah.
Dikutip dari laman indospiritual.com, Sholawat Nariyah yaitu sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam memberikan wahyu Allah, mengajarkan wacana Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah yaitu salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, dia mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis dia mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan nirwana pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama menyerupai syekh nariyah. Namun nabi menyampaikan tidak bisa lantaran syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya yaitu mendoakan untuk dirinya sendiri lantaran Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Makara nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu belakang layar doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah bila kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW lantaran doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain lantaran menggandakan yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali lantaran syekh nariyah memperoleh karomah sehabis membaca 4444 kali. Makara jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) pedoman syekh.
Ada juga yang menyebutkan, Shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) berjulukan Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah. Wallahu 'alam, hanya Allah yang tahu.
Dari dongeng tersebut di atas wacana Syaikh Nariyah, ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yang pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang berjulukan Syaikh Nariyah?
Dilansir dari laman metafisis.net, Para sahabat Nabi yaitu orang-orang yang beriman yang hidup di zaman, mereka dimuliakan oleh Allah dan dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dengan kebanggaan Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh lantaran itu, banyak diantara kalangan para ulama yang menaruh perhatian yang sangat besar wacana biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh lantaran itu begitu banyak kitab yang ditulis yang mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup generasi terbaik ini dan beberapa generasi yang hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut.
Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yang ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dan banyak sekali kitab sejarah lainnya yang pada dasarnya yaitu para ulama menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi.
Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti banyak sekali kitab di atas dan juga tumpuan biografi lainnya, yang biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berjulukan Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yang mempunyai nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”
Sebenarnya ada sebuah kejanggalan pada nama orang yang disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: bila kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yang mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini yaitu sesuatu hal yang sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi.
Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yang menuliskan biografi para sahabat, ketika mendengar atau membaca nama Syaikh Nariyah yang disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia akan mencicipi sesuatu yang aneh, ganjil dan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yang menciptakan kisah ini yaitu orang yang tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melaksanakan tindakan yang cukup fatal dan dianggap ganjil oleh orang-orang yang terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi.
Dari sini saja kita sudah sangsi wacana keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yang berjulukan Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yang berjulukan Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.
Kemudian yang kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan dongeng di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan tumpuan dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yang menciptakan kisah di atas bukanlah orang yang mempunyai amanah ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan lantaran gelapnya asal-usul dan periwayatan kisah tersebut di atas.
Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad yaitu kepingan dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang akan bebas menyampaikan apa yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya).
Jadi, memang sangat diragukan kalau "Syaikh Nariyah" yaitu sahabat nabi. Karena kami sendiri (Admin Kumpulan Doa Islami) gres tahu sehabis baca riwayat tersebut, kalau ternyata ada salah satu sahabat nabi yang gelarnya "Syaikh". Padahal, kalau kita mau pelajari dari sekian banyaknya nama-nama sahabat nabi, tidak ada yang namanya Syaikh dan/atau Nariyah.
Sebagaimana dikutip dari laman id.wikipedia.org, beberapa sahabat nabi yang terkenal yaitu sebagai berikut :
Abdullah bin Umar
Abdurrahman bin Auf
Abu Bakar
Abu Dzar Al-Ghiffari
Abu Hurairah
Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Ali bin Abi Talib
al-Qamah
Amru bin Ash
Bilal bin Rabah
Hakim bin Hazm
Hamzah bin Abdul Muthalib
Khalid bin Walid
Mua'dz bin Jabal
Mua'wiyah bin Abu Sufyan
Mus'ab bin Umair
Salman al-Farisi
Sa'ad bin Abi Waqqas
Sa'id bin Zayd bin `Amr
Thalhah bin Ubaidillah
Zaid bin Khattab
Umar bin Khattab
Usamah bin Zaid bin Haritsah
Usman bin Affan
Uwais Al-Qarny
Wahsyi
Zubair bin Awwam
Dan masih banyak lagi sahabat nabi yang lainnya, namun tidak ada yang bergelar "Syaikh" dan/atau nama Nariyah.
Keistimewaan / Keutamaan Shalawat Nariyah
Dari banyak sekali uraian diatas yang penuh kontroversi, baik dari segi arti, makna atau terjemahan shalawat nariyah yang mana ada yang menyampaikan sebagai kesyirikan (tergantung kita menyikapinya) serta sejarahnya yang sangat janggal lantaran tidak ada sahabat nabi yang berjulukan Syaikh Nariyah, namun bagi orang-orang yang percaya tentu shalawat nariyah mempunyai keutamaan dan/atau keistimewaan.
Dilansri dari laman nu.or.id, Seperti halnya shalawat badar yang sangat populer, shalawat Nariyah juga tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan kasus pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah yaitu salah satu jalan mengadu kepada Allah SWT.
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah lantaran bila mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
"Shalawat nariyah ini juga oleh para jago yang tahu belakang layar alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri menunjukkan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali dipakai sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapat pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia... Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku lantaran sanggup memecahkan kasus dan menghilangkan kesedihan. Demikian menyerupai tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai balasan yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, dia bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku, bila saya tahu amal itu baik, saya memuji Allah, tetapi kalau jelek saya mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail alQadhi, dalam kepingan Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini terperinci bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar yaitu doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan memberikan kepada ruhku sehingga saya bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
Video Ceramah Agama wacana Sholawat Nariyah
Untuk meyakinkah kita semua seputar kontroversi shalawat nariyah sebagaimana yang sudah kami paparkan diatas yang dirangkum dari banyak sekali sumber, berikut ini kami sajikan video Ceramah Agama wacana Shalwat Nariyah, Disampaikan oleh KH. Thoifur Mawardi, di alun-alun Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 7 Maret 2011, dikala program "Purworejo Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
Pengamalan Sholawat Nariyah
Kami sendiri (Admin Kumpulan Doa Islami) yaitu orang yang termasuk sering (pernah) mengamalkan shalawat nariyah, lantaran memang dari usia bawah umur hingga sekarang, shalawat ini masih sangat terkenal dan terus di dibaca dan/atau diamalkan. Adapun untuk (kesyirikan) shalawat nariyah jujur saja gres tahu sehabis baca-baca artikel wacana shalawat nariyah, lantaran sebelumnya belum pernah dengar kalau shalawat ini terdapat makna yang syirik. Namun kami menanggapi bahwa arti makna yang terkandung dalam shalawat nariyah tergantung dari sudut pandang kita, bagaimana cara kita menyikapi makna dari sholawat itu sendiri, sebagaimana yang sudah kami paparkan di atas wacana "Analisa Isi Sholawat Nariyah".
Dikampung halaman kami, shalawat nariyah merupakan salah satu shalawat yang selalu jadi andalan sebagai salah satu puji-pujian (shalawatan) sehabis mengumandangkan adzan. Jadi, sehabis adzan selesai sembari menunggu imam dan iqomah, biasanya muadznin mengumandang shalawat (bahasa kampung kami puji-pujian) salah satu sholawat yang sering dibaca yaitu shalawat nariyah.
Pengalaman mengamalkan shalawat nariyah dikala masih duduk di dingklik Aliyah (Setera dengan SMA), ketika ada pembangunan sekolah, seluruh siswa-siswi setiap hari sebelum memasuki kelas untuk belajar, dikumpulkan di lapangan sekolah untuk membaca sholawat nariyah secara berjama'ah sebanyak 11 kali.
Selain itu, dikala kami di Pesantren, dan waktu itu ada pembangunan gedung pesantren, setiap selesai sholat isya para santri berkumpul di aula dan mengamalkan shalawat nariyah secara berjama'ah. Kami tidak ingat betul berapa banyak amalan sholawat nariyah yang waktu itu dibaca, tapi seingat kami, lebih dari 1.000 kali membaca sholawat nariyah, pada waktu itu.
Kesimpulan
Dari semua uraian yang sudah dipaparkan, setidaknya sanggup kita ambil kesimpulan wacana sholawat nariyah yang mana diantaranya yaitu sebagai berikut :
Makna Sholawat Nariyah bisa menjadi syirik bila seseorang memandangnya atau mengartikannya semua kesusahan, kesulitan, menghilangkan bencana, terkabul keinginannya semata lantaran Nabi Muhammad. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bersama, yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah (Pahami Analisa Isi Sholawat Nariyah).
Sejarah atau riwayat Sholawat Nariyah yang disusun oleh Syaikh Nariyah sebagai sahabat nabi dan merupakan orang yang pertama masuk nirwana bersama nabi SANGAT DIRAGUKAN. Karena dalam sejarah sahabat-sahabat nabi, tidak ada satu pun sahabat nabi yang namanya "Syaikh" Nariyah dan riwayat tersebut juga tidak mempunyai Sanad, sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita/kisah tersebut.
Dalam riwayat lain yang menyebutkan shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) berjulukan Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah, ini mungkin bisa jadi ada benarnya. Sebagaimana tersirat dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah lantaran bila mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah)."
Meski riwayat asal usulnya belum terperinci secara pasti, namun selagi kita berfikir positif dalam menyikapi makna sholawat nariyah yakni hanya kepada Allah lah kita memohon sesuatu, maka syah-syah saja untuk mengamalkannya. Lagi pula membaca sholawat nariyah bukanlah kewajiban, sehingga apabila orang tidak mengamalkannya tidaklah berdosa, dan yang mengamalkannya tentu akan mendapat pahala dan pesan yang tersirat dibalik sholawat nariyah.