Showing posts with label Zakat - Amal - Sedekah. Show all posts
Showing posts with label Zakat - Amal - Sedekah. Show all posts

16 Syarat Semoga Amal Sedekah Kita Diterima Allah Swt

Kumpulan Doa Islami - Sedekah merupakan amal shaleh yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bersedekah juga merupakan hal yang sanggup melindungi seseorang dari azab pada hari selesai zaman kelak. Sungguh besar sekali manfaat beramal apabila melakukannya dengan berharap mendapatkan daerah terbaik di sisi Allah SWT, bukan lantaran mengharapkan kebanggaan di mata manusia.

Supaya sedekah yang akan kita keluarkan tidak sia-sia dan mendapatkan berkah di mata Allah SWT, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak bersedekah, di antaranya:

  1. Ikhlas dalam bersedekah
    Seseorang harus nrimo niat lantaran Allah semata dalam beramal dan mencari keridhaan-Nya serta kedekatan di sisi-Nya, baik sedekah wajib maupun sedekah sunnah (mustahab). Apabila keikhlasan tidak ada, maka sedekah akan batal dan menggugurkan pahalanya. Jangan beramal dengan tujuan riya’ dan sum’ah bahkan untuk menyombongkan diri kepada orang lain. Orang menyerupai ini akan disiksa pada hari selesai zaman dengan siksa yang sangat berat.

    Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang pertama kali dipanaskan dengan (tubuh) mereka api Neraka pada hari selesai zaman ada tiga golongan…” Kemudian ia berkata, ”Dan dihadirkan orang yang bersedekah,” hingga dengan sabda Nabi, “Allah berkata: ‘Engkau berdusta. Sesungguhnya engkau beramal biar dikatakan dermawan. Begitulah (kenyataan) yang telah dikatakan…,” (HR. Muslim (1095) dari Abu Hurairah ra).
  2. Mempelajari kewajiban-kewajiban dalam bersedekah
    Seorang yang akan beramal harus mempelajari sedekah-sedekah yang diwajibkan atas dirinya, mempelajari ukuran-ukurannya dan kepada siapa sedekah itu harus diberikan, serta hal-hal yang akan meluruskan ibadahnya tersebut. Hal ini dilakukan sebelum ia melaksanakan sedekah, walaupun ia harus bertanya kepada orang yang hebat ilmu tersebut. Sebab, ia tidak akan terhitung melaksanakan kewajiban dalam ibadah hingga ia melakukannya sesuai dengan yang disyari’atkan Allah SWT. Selain itu, biar tidak mengeluarkan sesuatu jenis harta yang tidak wajib dikeluarkan zakatnya atau ia tidak memberikannya kepada orang yang tidak berhak menerimanya.
  3. Tidak menunda-nunda sedekah yang wajib hingga keluar waktunya
    Jika seorang Muslim sudah wajib mengeluarkan atas hartanya, tanamannya, perniagaannya atau yang lainnya dari harta sedekah yang wajib, maka ia wajib mengeluarkannya tepat pada waktunya. Tidak boleh menundanya tanpa adanya udzur yang syar’i.
  4. Mendahulukan sedekah yang wajib daripada yang Mustahab (sunnah)
    Seorang Muslim harus mengeluarkan zakat yang wajib terlebih dahulu pada dikala tiba waktunya daripada sedekah yang mustahab (sunnah). Sebab, menunaikan sedekah yang wajib termasuk rukun Islam. Allah SWT tidak akan mendapatkan amalan-amalan sunnah hingga ia mengamalkan amalan wajib. Amal yang disukai Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya yakni dengan menunaikan kewajiban yang disebutkan dalam hadits qudsi, “… dan tidakkah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa-apa yang telah saya wajibkan atasnya…,” (telah disebutkan takhrij-nya).
  5. Mengeluarkan zakat dari jenis-jenis harta yang telah ditentukan syari’at apabila telah wajib atasnya
    Apabila sudah jatuh kewajiban kepada seorang Muslim untuk mengeluarkan sedekah (zakat) atas barang tertentu secara syar’i dan sesuai syari’at yang telah ditentukan. Misalnya zakat fitrah yang telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW yaitu satu sha’ gandum/burr atau satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir (jewawut) atau sejenisnya, maka seharusnya seorang Mukmin mengeluarkan zakat harta-harta yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW atau hal-hal yang disebutkan dalam nash tersebut. Jangan mengeluarkan pengganti selainnya atas dasar ijtihad sendiri.
    Mengeluarkan jenis-jenis harta yang telah disebutkan dalam syari’at akan menjauhkan seorang Muslim dari perselisihan-perselisihan pendapat fiqih wacana barang yang dipakai sebagai penggantinya, apakah boleh atau tidak. Sebab, tidak ada orang yang menyampaikan sebetulnya jenis-jenis harta yang dikeluarkan berdasarkan ketetapan syari’at tidak sah. Namun, yang menjadi khilaf (perbedaan pendapat) yakni harta jenis lain, apakah sah atau tidak.
  6. Hendaklah sedekah itu dari hasil yang baik
    Bersedekahlah dari harta yang halal lantaran itu merupakan lantaran diterimanya sedekah dan akan menghasilkan pahala. Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Tidaklah seseorang beramal dengan harta yang baik, dan Allah tidak akan mendapatkan kecuali yang baik-baik, melainkan Allah akan mengambil dengan tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma, pasti ia akan tumbuh di telapak tangan Allah SWT sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana seseorang di antara kau menyemai benihnya atau memelihara anak unta,” (HR. Ahmad (II/538), an-Nasa-i (V/57), at-Tirmidzi (661) dan ia berkata “Hasan Shahih”. Dan Ibnu Majah (1842) dari Abu Hurairah ra).
  7. Memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan
    Hendaklah orang-orang yang beramal berusaha menawarkan sedekahnya kepada orang-orang yang berhak menerimanya, menyerupai fakir, miskin, anak yatim, janda, orang yang terlilit utang dan orang yang berhak mendapatkan sedekah lainnya. Jangan memberikannya kepada orang yang ia ketahui tidak membutuhkannya. Apabila hendak mengeluarkan sedekah sunah maka dianjurkan mendahulukan orang yang pantas menerimanya. Sebab, sedekah itu akan menjaga mereka dari perbuatan yang haram untuk mendapatkan sesuap nasi atau yang lainnya. Allah SWT telah menjelaskan jenis-jenis orang yang mendapatkan zakat.

    “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. At-Taubah [9]:60).
  8. Mengeluarkan harta yang terbaik dalam bersedekah
    Jangan dengan sengaja seseorang mengeluarkan barang-barang atau masakan yang buruk untuk disedekahkan, atau menentukan harta-harta yang buruk dalam bersedekah. Namun hendaknya pilihlah sesuatu yang baik dan bagus. Demikian juga apabila mampu, maka berikanlah yang paling anggun lantaran pada hakikatnya ia menyerahkannya untuk dirinya di sisi Allah SWT.
    Allah SWT berfirman:
    “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kau menentukan yang buruk-buruk kemudian kau nafkahkan daripadanya, padahal kau sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,” (QS. Al-Baqarah [2]:267).
  9. Bersedekah dengan apa-apa yang Allah SWT cintai
    Jika seorang hamba bisa beramal dengan sesuatu yang ia cintai dari harta, masakan atau yang sejenisnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.

    Allah SWT berfirman:
    “Kamu sekali-kali tidak hingga kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kau menafkahkan sebagian harta yang kau cintai. Dan apa saja yang kau nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya,” (QS. Ali-Imran [3]:92).

    Oleh lantaran itu, ‘Abdullah bin Uma ra, apabila tiba kepada ia seorang peminta-minta, maka ia akan memerintahkan keluarganya untuk memberikannya gula lantaran ia menyukai gula. Demikianlah, hendaklah orang-orang yang suka berbuat baik segera berlomba-lomba melakukannya.
  10. Tidak memakai sedekah dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti orang yang mendapatkan sedekah
    Tidak boleh seseorang mengungkit-ungkit sedekah kepada orang yang menerimanya atau merendahkannya dengan sedekah, atau menyebutkan kebaikan-kebaikan atau jasa-jasa yang telah ia berikan kepadanya. Sebab, hal itu sanggup melukai perasaan orang yang menerimanya dan sanggup menghapus (pahala) sedekah, sebagaimana firman Allah SWT:

    “Hai orang-orang beriman, janganlah kau menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), menyerupai orang yang menafkahkan hartanya lantaran riya kepada insan dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu menyerupai kerikil licin yang di atasnya ada tanah, kemudian kerikil itu ditimpa hujan lebat, kemudian menjadilah dia higienis (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir,” (QS. Al-Baqarah [2]:264).

    Juga dalam firman Allah SWT:
    “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS. Al-Baqarah [2]:262).
  11. Mengagumi nikmat-nikmat Allah SWT dan mensyukurinya
    Wajib bagi orang yang beramal biar merenungi nikmat Allah SWT atas dirinya ketika bersedekah. Sebab, Allah telah menjadikannya kaya dan membuatnya tidak mendapatkan sedekah. Allah SWT menjadikannya tangan di atas. Allah SWT menjadikannya orang yang memberi bukan menerima. Yang demikian termasuk nikmat Allah atas dirinya sehinga ia harus mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
  12. Hendaklah orang yang beramal tidak memandang dirinya berjasa atas orang-orang yang mendapatkan sedekahnya
    Seseorang yang telah menawarkan sedekah harusnya memandang semua itu sebagai karunia Allah SWT lantaran Dialah yang menawarkan dan melimpahkan harta tersebut kepadanya. Bahkan, seorang Mukmin yang bijak akan melihat sebetulnya orang fakir itulah yang telah mencurahkan karunia kepadanya. Sebab, orang fakir mendapatkan sedekahnya sehingga menawarkan kesempatan baginya untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
  13. Tidak mengurungkan niat beramal lantaran keraguan terhadap orang yang menerimanya
    Apabila seorang yang beramal ragu terhadap orang yang mendapatkan sedekahnya, tidak juga bisa memastikan apakah ia benar-benar fakir atau tidak maka janganlah membuatnya tidak jadi bersedekah. Sebab, intinya ia mengharapkan pahala dari Allah SWT dari sedekahnya. Hal ini kerap kali terjadi. Selama ia bersungguh-sungguh menawarkan sedekah kepada yang berhak dan besar sangkaannya bahwa orang yang dimaksud berhak menerimanya, maka berikanlah sedekah itu.
  14. Lebih dulu menawarkan sedekah kepada karib kerabat
    Apabila karib kerabat mereka termasuk orang yang membutuhkan, maka hak mereka lebih besar dari pada hak orang lain.
    Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah kepada orang miskin (mendapat pahala satu), sedangkan sedekah kepada karib kerabat mendapat dua pahala; pahala sedekah dan pahala silaturahim,” (HR. Ahmad (IV/17, 18, 214), at-Tirmidzi (658) dan dihasankannya, an-Nasa-i (V/92), Ibnu Majah (1844), al-Hakim (I/407) dan dishahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi dari Salman bin ‘Amr).
  15. Merahasiakan sedekah kecuali untuk suatu kepentingan
    Dianjurkan kepada setiap Muslim jikalau ia beramal untuk merahasiakan sedekahnya dari pengetahuan insan sebisa mungkin. Sesungguhnya hal itu lebih bersahabat kepada keikhlasan serta lebih menjaga harga diri dan kehormatan orang yang menerimanya.

    Allah SWT berfirman:
    “Jika kau menampakkan sedekah(mu), maka itu yakni baik sekali. Dan jikalau kau menyembunyikannya dan kau berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kau sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kau kerjakan,” (QS. Al-Baqarah [2]:271).

    Rasulullah SAW juga telah menjelaskan bahwa orang yang merahasiakan sedekahnya termasuk orang-orang yang dinaungi pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah SWT.
    Nabi SAW bersabda:
    “Tujuh orang yang Allah naungi pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah SWT; … dan seorang yang bersedekah, ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya,” (telah disebutkan takhrij-nya)

    Meskipun demikian, apabila terdapat kepentingan dan maslahat yang berpengaruh untuk menampakkannya, maka yang lebih baik yakni menampakkannya. Contohnya, orang yang terhormat beramal kepada orang yang membutuhkan di hadapan khalayak biar mereka mengikutinya untuk bersedekah. Dengan begitu, ia mencontohkan kepada mereka perbuatan baik. Masih banyak lagi permasalahan lainnya. Hal itu semua dilakukan dengan tetap menjaga diri dari riya dan tetap menjaga keihlasan kepada Allah SWT.
  16. Tidak mengambil kembali sedekah
    Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang beramal kemudian ia mengambil kembali sedekahnya menyerupai anjing yang memuntahkan sesuatu kemudian ia menjilat muntahnya untuk memakannya lagi,” (HR. Muslim (1622) dari Ibnu ‘Abbas ra).
    Hadits tersebut mengambarkan perumpamaan yang sangat buruk bagi orang yang mengambil kembali sedekahnya. Maka dari itu, ketika seorang Muslim beramal maka keluarkan sedekahnya dengan kemurahan hati dan tidak mengambil kembali apa yang telah disedekahkan dengan alasan apapun.

7 Amal Jariyah Yang Pahalanya Terus Mengalir Hingga Kiamat

Kumpulan Doa Islami - Amal Jariyah ialah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melaksanakan amalan tersebut sudah wafat. Amalan tersebut terus memproduksi pahala yang terus mengalir kepadanya. Hadis wacana amal jariyah yang terkenal dari Abu Hurairah membuktikan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang berman­faat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim).
(Pelajari juga: 16 Syarat Agar Amal Sedekah Kita Diterima Oleh Allah SWT)

Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala sehabis orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).


Dilansir dari laman Republika, dalam hadis ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariah, diantaranya :
  1. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, ibarat diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini ialah me­nulis buku yang mempunyai kegunaan dan mempublikasikannya.
  2. Mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang dipeibuat oleh anak saleh pahalanya hingga kepada orang renta yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai/pahala yang diterima oleh anak tadi.
  3. Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang sanggup memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.
  4. Membangun masjid. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW :
    ”Barangsiapa yang membangun sebuah masjid sebab Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

    Orang yang membangun masjid tersebut akan mendapatkan pahala ibarat pahala orang yang beribadah di mas­jid itu.
  5. Membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.
  6. Mengalirkan air secara baik dan higienis ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di daerah yang sering dilalui atau didiami orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia menerima pahala yang terus mengalir.

    Semakin banyak orang yang memanfaat­kannya semakin banyak ia mendapatkan pahala di akhirat. Rasulullah SAW bersabda :
    "Barangsiapa membangun sebuah sumur kemudian diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan mem­berinya pahala kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).
  7. Menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara nrimo akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.

Jarang Kita Sadari! Jariyah Dosa, Dosanyaterus Mengalir Hingga Selesai Zaman

Kumpulan Doa Islami - Berbicara 7 Amal Jariyah yang Pahalanya Terus Mengalir hingga Kiamat"

Namun jarang dari kita yang menyadari bahwa ternyata ada juga dosa jariyah atau jariyah dosa. Bahayanya, dosa jariyah juga akan selalu terus menerus mengalir meskipun orangnya sudah meninggal hingga kiamat. Ini sangat mengerikan, alasannya yaitu dosa jariyah tentu akan menambah siksaan bagi pelakunya. Jadi, sangatlah rugi serugi ruginya kalau kita meninggal dunia dalam keadaan membawa dosa jariyah atau semasa hidupnya pernah jariyah dosa meski tanpa kita sadari.

Lantas, menyerupai apakah jariyah dosa itu?

 Sebagaimana kami lansir dari laman muslimafiyah.com (27/4/2017), beberapa pola dosa jariyah yaitu sebagai berikut:
  1. Pernah share video-video dewasa, itu tersebar setelah kamatiannya dan ia belum bertaubat
  2. Pernah share foto membuka aurat di media umum dan tersebar serta dilihat oleh laki-laki
  3. Pernah mengajarkan keburukan dan memberi contoh, ia belum bertaubat dan belum memperbaiki dan membenarkan anutan yang tersebar tersebut.
    Jika ia bertaubat dan ikhlas, berusaha menghilangkan dosa yang yang ia ajarkan dan ia sebar, akan diampuni oleh Allah
  4. Dll

Apakah ada dalil atau haditsnya ihwal dosa jariyah?
Sebagaimana ada amal jariyah maka ada juga dosa jariyah sebagaimana dalam hadita berikut:

ﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮُﻫَﺎ، ﻭَﺃَﺟْﺮُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ، ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃُﺟُﻮﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻲْﺀٌ، ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺳَﻴِّﺌَﺔً، ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭِﺯْﺭُﻫَﺎ ﻭَﻭِﺯْﺭُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻩِ، ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﻭْﺯَﺍﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻲْﺀٌ
Artinya : “Barangsiapa yang melaksanakan suatu perbuatan yang hasanah (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang melaksanakan suatu perbuatan yang buruk, maka baginya dosanya dan DOSA ORANG YANG MELAKUKAN SESUDAHNYA, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no.1017)

Demikian juga Allah berfirman bahwa orang yang mengajarkan atau mencontohkan perbuatan dosa, ia akan menanggung dosa orang yang mengikutinya.

ﻟِﻴَﺤْﻤِﻠُﻮﺍ ﺃَﻭْﺯَﺍﺭَﻫُﻢْ ﻛَﺎﻣِﻠَﺔً ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻭَﻣِﻦْ ﺃَﻭْﺯَﺍﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﻀِﻠُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﺃَﻟَﺎ ﺳَﺎﺀَ ﻣَﺎ ﻳَﺰِﺭُﻭﻥَ
Artinya :
“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada Hari Kiamat, dan MEMIKUL DOSA-DOSA ORANG YANG MEREKA SESATKAN, yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Mujahid menafsirkan ayat ini, dia berkata:

ﻳﺤﻤﻠﻮﻥ ﺃﺛﻘﺎﻟﻬﻢ : ﺫﻧﻮﺑﻬﻢ ﻭﺫﻧﻮﺏ ﻣﻦ ﺃﻃﺎﻋﻬﻢ، ﻭﻻ ﻳﺨﻔﻒ ﻋﻤﻦ ﺃﻃﺎﻋﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﺷﻴﺌًﺎ
Artinya :
“Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikuti mereka. Mereka sama sekali tidak diberi dispensasi azab alasannya yaitu dosa orang yang mengikutinya" (Tafsir Ibn Katsir, 4/566)

Kehidupan kita di dunia ini niscaya akan memperlihatkan imbas setelah kita mati dan meninggalkan jejak kebaikan atau keburukan. Dampak inilah yang dimaksud dalam ayat:

ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﻧُﺤْﻴِﻲ ﺍﻟْﻤَﻮْﺗَﻰ ﻭَﻧَﻜْﺘُﺐُ ﻣَﺎ ﻗَﺪَّﻣُﻮﺍ ﻭَﺁﺛَﺎﺭَﻫُﻢْ ﻭَﻛُﻞَّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﺣْﺼَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﺇِﻣَﺎﻡٍ ﻣُﺒِﻴﻦٍ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati, dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan, dan bekas-bekas (dampak) yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang konkret (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Itulah beberapa dalil dan hadits ihwal dosa jariyah yang akan terus mengalir. Makara sanggup di simpulkan, apapun yang kita perbuat selama hidup di dunia ini, entah itu baik atau jelek maka akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Jika kita mengajarkan hal-hal yang baik dan orang lain mengamalkannya dan meskipun kita sudah meninggal dunia maka pahalanya akan tetap kita sanggup dari kebaikan yang pernah kita ajarkan tersebut. Dan begitu juga sebaliknya.

Untuk itu, marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berbuat baik, bersedekah baik, mengajarkan hal-hal yang baik semoga pahala terus mengalir. Jika kita pernah bersedekah atau berjariyah dosa, segeralah bertaubat.

Bagaimana cara taubat?
Silakan pelajari "Cara Taubat, Taubatan Nasuha)

Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin Dan Artinya

Kumpulan Doa Islami - Alhamdulillah, bacaan niat zakat fitrah idul fitri secara lengkap akan kami sajikan di halaman ini. Perlu diketahui bahwa pada prakteknya lafadz niat zakat fitrah sangat beragam, artinya kita sanggup niat untuk diri kita sendiri, kita juga sanggup niat berfitrah untuk orang-orang yang diwakilkan kepada kita menyerupai keluarga, belum dewasa kita dan orang lain. Dengan demikian, maka lafadz bacaan niat zakat fitrah pun berbeda-beda sesuai yang memfitrahkan, namun pada dasarnya sama yaitu niat mengeluarkan zakat yang diwajibkan atas diri setiap individu muslim baik pria maupun wanita sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Adapun untuk pelaksanaan atau waktu mengeluarkan zakat fitrah yaitu pada bulan berkat ramadhan. Secara umum di masyarakat kita biasanya zakat fitrah dikeluarkan mulai tanggal 27 Ramadhan s/d 30 Ramadhan atau Malam Takbiran. Itu syah-syah saja, alasannya yakni zakat fitrah selambat-lambatnya dan/atau paling lambat dikeluarkan sebelum orang-orang tamat menunaikan shalat ied (hari raya idul fitri), apabila dikeluarkan sesudah sholat idul fitri maka tidak tergolong ke dalam zakat, melainkan amal atau sedekah biasa. Dan berikut yakni lafadz niatnya dalam bahasa arab, goresan pena latin lengkap dengan terjemahannya.

bacaan niat zakat fitrah idul fitri secara lengkap Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Ilustrasi : Mengeluarkan Zakat Fitrah

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

Niat ini diucapkan oleh diri kita sendiri tanpa diwakilkan kepada orang lain. Adapun lafadznya yakni sebagai berikut :

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN NAFSII FARDLOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah pada diri aku sendiri, fardhu alasannya yakni Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah untuk Istri

Jika seorang suami ingin membacakan niat zakat fitrah untuk istrinya, maka lafadznya yakni sebagai berikut :

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN ZAUJATII FARDHOL LILLAATI TA'AALAA
Artinya :
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri aku fardhu alasannya yakni Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki

Bagi orang renta yang mempunyai seorang anak pria yang masih bayi, balita dan/atau mungkin belum sanggup membaca niat zakat fitrah, maka sanggup diwakilkan kepada orang tuanya. Dan berikut yakni lafadz niatnya :
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ وَلَدِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN WALADII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah atas anak pria aku (sebut namanya) Fardhu alasannya yakni Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

Bagi orang renta yang mempunyai seorang anak wanita yang masih bayi, balita dan/atau mungkin belum sanggup membaca niat zakat fitrah, maka sanggup diwakilkan kepada orang tuanya. Dan berikut yakni lafadz niatnya :
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ بِنْتِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN BINTII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah atas anak wanita aku (sebut namanya), fardhu alasannya yakni Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'ANNII WA'AN JAMII'I MAA YALZAMUNII NAFAQOOTUHUM SYAR'AN FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Saya niat mengeluarkan zakat atas diri aku dan atas sekalian yang aku diwajibkan memberi nafkah pada mereka secara syari’at, fardhu alasannya yakni Allah Ta’aala.

Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN (Sebutkan nama orangnya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Niat aku mengeluarkan zakat fitrah atas…. (sebut nama orangnya), Fardhu alasannya yakni Allah Ta’ala

Video Niat Zakat Fitrah Lengkap
Bagi teman-teman yang kebetulan lebih suka dan gampang menghafal dengan cara mendengarkan, silakan simak video lafadz niat zakat fitrah lengkap berikut ini:


Itulah lafadz niat zakat fitrah lengkap arab, latin dan terjemahannya yang sanggup kita baca sesuai kondisi, artinya apakah kita niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain yang telah diwakilkan kepada kita. Makara tinggal sesuaikan saja. Adapun untuk besar zakat fitrah yang wajib dikeluarkan berdasarkan para ulama sesuai penafsiran terhadap hadits yakni sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di kawasan bersangkutan.

Karena di Indonesia makanan pokoknya yakni beras, maka zakat fitrah yang dikeluarkan yakni beras kurang lebih 3kg, ada juga sebagian orang yang mengeluarkan zakat fitrah dengan memakai uang seharga beras 3kg (misalnya).  

Sumber Referensi :
#https://rvak9z.blogspot.com//search?q=
#http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Fitrah

Doa Sesudah Menawarkan Zakat Dan Sedekah Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Kumpulan Doa Islami - Secara umum shadaqah atau sedekah ialah menginfakkan harta di jalan Allah SWT baik ditujukan kepada fakir miskin, kerabat keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fi sabilillah. Makna sedekah memang sering memperlihatkan makna menawarkan harta untuk hal tertentu di jalan Allah SWT sebagaimana yang terdapat dalam banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya ialah Surat Al-Baqarah : 264 dan Surat At-Taubah : 60.

Seperti amalan-amalan lainnya, dalam bersedekah dan zakat kita juga di anjurkan untuk selalu berdoa baik dikala akan berzakat dan/atau sehabis menyerahkann sedekah kepada orang-orang yang berhak menerimanya.  

Dan berikut ialah bacaan doanya lengkap arab, latin serta terjemahannya.

  Secara umum shadaqah atau sedekah ialah menginfakkan harta di jalan Allah SWT baik ditu Doa sehabis Memberikan Zakat dan Sedekah Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Ilustrasi: Berdoa sehabis Berzakat / bersedekah

رَبَّنَاتَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

ROBBANAA TAQOBBAL MINNAA INNAKA ANGTASS SAMII'UL 'ALIIMU
Artinya :
Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami gotong royong Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Note:
Bagi temen-temen yang lebih suka menghafal doa-doa dengan cara mendengarkan, silakan simak video berikut ini:


Itulah lafadz doa sehabis berzakat dan berzakat dalam bahasa arab, goresan pena latin dan artinya yang sanggup kita amalkan sehabis menyerahkan zakat dan sedekah, biar Allah SWT mendapatkan ibadah zakat atau sedekah kita, serta menambahkan rezeki yang baik, halal dan berkah kepada kita semua semata untuk beribadah kepada-Nya. Amien.  

Doa Dikala Mendapatkan Zakat Maal Dan Zakat Fitrah Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Kumpulan Doa Islami - Salah satu Rukum Islam yaitu Zakat, yaitu jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Jenis Zakat terbagi menjadi dua yakni Zakat Fitrah dan Zakat Maal (harta).

Adapun beberapa golongan yang berhak mendapatkan Zakat yaitu: 1) Fakir (orang yang tidak mempunyai harta), 2) Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi), 3) Riqab (hamba sahaya atau budak), 4) Gharim (orang yang mempunyai banyak hutang), 5) Mualaf (orang yang gres masuk Islam), 6) Fisabilillah (pejuang di jalan Allah), 7) Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan), dan 8) Amil zakat (panitia peserta dan pengelola dana zakat).

Nah, bagi mereka-mereka yang berhak, ketika mendapatkan zakat maal atau zakat fitrah dianjurkan untuk membaca doa. Berikut yaitu lafadz doa ketika mendapatkan zakat lengkap bahasa arab, goresan pena latin serta terjemahanhya.

 yaitu  jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan di Doa Ketika Menerima Zakat Maal dan Zakat Fitrah Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Ilustrasi : Zakat (Memberi dan/atau Menerima Zakat)


Bacaan Doa Ketika Menerima Zakat
آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَبَارَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا

AAJAROKALLAAHU FIIMAA A'THOITA WABAAROKA FIIMAA ABQOITA WAJA'ALAHU LAKA THOHUURON
Artinya :
Semoga Allah memperlihatkan pahala kepadamu pada barang yang engkau berikan (zakatkan) dan semoga Allah memberkahimu dalam harta-harta yang masih engkau sisakan dan semoga pula menjadikannya sebagai pembersih (dosa) bagimu

Video Doa Ketika Menerima Zakat
Bagi temen-temen yang lebih gampang menghafal doa-doa dengan cara mendengarkan, silakan simak video berikut ini. Semoga sanggup memudahkan teman-teman semua.


Itulah  bacaan doa ketika mendapatkan zakat baik itu zakat fitrah maupun zakat maal yang sanggup Anda panjatkan dikala mendapatkan zakat mall dan/atau zakat fitrah. Intinya, kita mendoakan kepada orang yang memberi zakat (mengeluarkan zakat) biar supaya apa yang sudah ia kerjakan (kewajiban zakat) diberi pahala, keberkahan serta diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.