Showing posts sorted by relevance for query lafadz-doa-sebelum-berhubungan-badan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query lafadz-doa-sebelum-berhubungan-badan. Sort by date Show all posts

9 Pesan Rasulullah Untuk Perempuan Ketika Bekerjasama Badan

Kumpulan Doa Islami - Jima' atau berafiliasi tubuh merupakan ibadah yang dikhususkan kepada orang yang sudah melewati pintu ijab kabul ini memang merupakan salah satu kebutuhan biologis yang harus di penuhi oleh suami dan isteri. Untuk itu, ada beberapa pesan Rasulullah SAW untuk para perempuan ketika melayani suami di kawasan tidur.

(Pelajari juga: Lafadz Doa Sebelum Berhubungan Badan Suami Istri)

Dan berikut yaitu pesan Rasulullah SAW yang patut kita ketahui, khususnya kaum perempuan ketika melayani suaminya di atas ranjang.

  1. Memberi nuansa kemesraan dengan penampilan.
    Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik perempuan yaitu yang jikalau engkau melihatnya akan membahagiakan dirimu, jikalau engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jikalau engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri.” (HR. Bukhari).

    Oleh sebab itu, kecantikan dan kerapian istri sangat disukai suami. Maka pada ketika akan beribadah di kamar, bersoleklah sebaik-baik penampilan yang disukai suami dan di ridhai Allah SWT. Karena itu akan menambah nuansa kemesraan ketika berjima’.
  2. Mempesona setiap kali di pandang.
    Rasulullaah SAW bersabda: “Istri yang terbaik ialah istri yang mempesonakanmu setiap kali kamu pandang…” (HR. An-Nasai).

    Selain menjaga penampilan, seorang istri juga seyogyanya berusaha untuk terlihat mempesona ketika akan berjima’. Misalnya, dengan tersenyum mesra. Hal tersebut pasti akan melimpahkan pahala yang sangat besar.
  3. Memenuhi undangan suami dengan segera.
    Rasulullah SAW bersabda: “Bilamana seorang suami mengajak istrinya (untuk berafiliasi seksual), maka penuhilah dengan segera sekalipun istri sedang sibuk di dapur!” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
    (Pelajari juga: Doa Ketika Bersetubuh atau Berjima Suami Istri)

    Hasrat seksual memang sebuah kebutuhan biologis yang tidak sanggup ditunda pemenuhannya (bagi suami-istri). Maka dari itu Allah SWT membuat makhluk-Nya serba berpasang-pasangat dengan salah satu alasannya yaitu semoga insan sanggup dengan halal menyalurkan hasrat seksual kepada pasangan halalnya. Istri yang tidak memenuhi impian suami dengan segera, maka siksa di alam abadi sangatlah pedih untuknya. Dan tidak sanggup di pungkiri lagi bahwa hal tersebutlah yang merupakan salah satu faktor ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
  4. Dilarang bersetubuh ketika haidh dan nifas.
    Rasulullaah SAW bersabda: “…. Maka setubuhilah istrimu sesuka hatimu, dari depan dan dari belakang! Tetapi jangan melalui dubur dan jangan ketika (istrimu) sedang haidh!” (HR. Tirmidzi).

    Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwasannya perempuan yang sedang haidh dan nifas tidak boleh disetubuhi. Juga perlu di ingat bahwa bersetubuh melalui dubur itu tidak diperbolehkan dalam agama. Maka, seorang istri haruslah mengingatkan hal tersebut kepada suami.
  5. Dilarang memandangi alat kelamin suami.
    Rasulullaah SAW bersabda: “Tatkala salah seorang diantara kalian bersetubuh dengan istri atau budak wanitanya, maka janganlah memandangi alat kelaminnya! Karena yang demikian itu sanggup menyebabkan kebutaan”. (HR. Baihaqi).

    Oleh karenanya, janganlah seorang istri melihat kemaluan suami, begitupun sebaliknya meskipun hal tersebut di makruhkan.
  6. Dilarang membayangkan tubuh pria lain.
    Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang menganggap istrinya sebagai ibunya di antara kalian (padahal jelaslah) bahwa istri bukanlah ibu mereka! Ibu mereka tiada lain yaitu perempuan yang melahirkan mereka. Sesungguhnya mereka itu benar-benar mengucapkan ucapan mungkar lagi dusta!” (QS. Al-Mujadilah ayat 2).

    Suatu keharusan bagi suami dan istri ketika bersetubuh dihentikan membayangkan wajah orang lain sebab dikhawatirkan terjadinya talak dhihar.
  7. Pandai menata kenyamanan kawasan tidur.
    Sebagaimana pesan Rasul kepada putrinya, Siti Fatimah: “Wahai Fatimah, perempuan yang menghamparkan ganjal untk berbaring, atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah amalmu, maka Allah SWT telah mengampunimu dari dosa yang kemudian dan yang akan datang.” Dikarenakan, ganjal tidur merupakan faktor penting untuk mewujudkan kemesraan dan kepuasan seksual, maka tatalah kawasan tidur sebelum istri melayani suami. Karena, yang demikian itu, amat besar pahalanya.
  8. Merahasiakan usrusan ranjang kepada orang lain.
    Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sehina-hina derajat insan di sisi Allah kelak pada hari tamat zaman ialah suami yang menyetubuhi istrinya dan istripun senang melayani persetubuhannya, kemudian salah satu di antara keduanya membuka diam-diam persetubuhan itu kepada orang lain.” (HR. Muslim).

    Seorang istri yang shalihah pastinya akan menjaga diam-diam dengan suaminya ketika berjima’ sebab yang demikian itu merupakan salah satu upaya menutup aibnya.
  9. Memahami etika bersetubuh.
    Dengan memahami etika bersetubuh yang baik, dari segi kesehatan dan agama tentunya akan menghasilkan kenikmatan dan melahirkan generasi-generasi yang shalih dan shalihah. Untuk etika berjima' silakan sanggup dipelajari pada artikel yang berjudul : "8 Etika Suami Istri ketika Berhubungan Badan)"

5 Hal Yang Harus Dihindari Perempuan Ketika Haid Dan Nifas

Kumpulan Doa Islami - Seorang perempuan atau perempuan diberi anugerah oleh Allah SWT berupa haid dan nifas. Keduanya sama-sama mengeluarkan darah dari vagina. Dan hal ini menerangkan bahwa perempuan tersebut berada dalam kondisi yang sehat, lantaran sistem reproduksinya berjalan dengan baik. Tapi terkadang, banyak perempuan yang mengeluh jawaban rasa sakit ketika haid dan rasa sakit ketika melahirkan.

Tahukah Anda, bahwa itu semua merupakan hal yang paling menakjubkan bagi diri Anda. Banyak orang yang menyampaikan bahwa perempuan itu lemah, padahal tidak. Sebab, seorang perempuan yang bisa bertahan dalam kondisi sakitnya, baik itu ketika haid maupun melahirkan merupakan seorang perempuan yang sangat kuat. Dan seorang pria belum tentu bisa menjalaninya.

(Pelajari juga: Doa Niat Mandi Nifas dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya)


Dan tahukah Anda, di balik rasa sakit itu terdapat pahala yang berlipat ganda bagi kita. Benarkah demikian? Ya, di situlah ladang pahala yang sanggup diraih oleh seorang perempuan. Dan itulah jalan kita menuju surga-Nya. Sebab, ketika haid dan nifas, kesabaran kita dilatih. Jika bisa melewatinya dengan tulus dan ridho karena-Nya, insya Allah, rahmat Allah turun kepada kita.

(Pelajari juga: Doa Niat Mandi Wajib Setelah Haid / Menstruasi Lengkap)


Tapi, tidak bisa kita hanya melaksanakan itu saja. Ada hal-hal yang perlu kita perhatikan ketika masa haid atau pun nifas. Kita harus menahan diri untuk melaksanakan hal-hal yang tidak boleh dalam hukum Islam, ketika berada dalam keadaan haid atau pun nifas. Apa sajakah itu?
  1. Melakukan kekerabatan suami istri
    Allah SWT berfirman, “Oleh lantaran itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid, dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka suci (mandi),” (QS. Al-Baqarah: 222).
    (Pelajari juga: 8 Adab/Etika Suami Istri dikala Berhubungan Badan)
  2. Shalat dan puasa.
    Hanya saja puasa tetap diganti sehabis keduanya suci, dan shalat tidak diganti. Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah kalau perempuan itu haid, maka ia tidak shalat dan tidak puasa?” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

    (Pelajari juga: Bacaan-bacaan dalam Sholat)

    Ucapan Aisyah RA, “Jika kami menjalani haid pada zaman Rasulullah SAW, maka kami diperintahkan mengganti puasa, dan tidak diperintahkan mengganti shalat,” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
  3. Memasuki masjid
    Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak menghalalkan masjid untuk perempuan haid dan orang yang sedang berada dalam keadaan junub,” (Diriwayatkan Abu Daud).
    (Pelajari juga: Lafadz Doa Ketika Masuk dan Keluar Masjid Lengkap)
  4. Membaca Al-Quran
    Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang sedang junub dan perempuan haid tidak boleh membaca apapun dari al-Quran.”
    (Pelajari juga: Doa sehabis Membaca Al-Qur'an Lengkap)
  5. Perceraian.
    Perempuan haid tidak boleh dicerai, namun harus dinantikan sampai ia suci, dan sebelum digauli. Sebab, diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar RA menceraikan istrinya dalam keadaan haid, lalu Rasulullah SAW menyuruhnya ruju’ dengan istrinya, dan menahannya sampai ia suci. (Diriwayatkan Al-Bukhari)