Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts
Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts

Kisah Islami, Cinta Sejati Yang Berawal Dari Kebencian (Sangat Inspiratif)

Kumpulan Doa Islami - Tumbuh besar di Amerika, Anda akan menemukan nilai-nilai kristiani yang tersembunyi dan secara turun temurun bertahan di lingkungan masyarakat. Namun agama tidaklah kuat cukup besar dalam keseharian mereka. Sejak kecil, Nenek selalu mengajakku ke gereja di tamat pekan yang biasanya diisi dengan pelajaran Alkitab rutin dan begitu juga kemah demam isu panas. Seiring dengan bertambahnya usiaku, keterlibatanku di gereja pun semakin berkurang, waktuku kuhabiskan di sekolah, acara olahraga, dan sebagainya. Aku selalu menonjol di bidang matematika dan sains selama masa sekolah, dan saya sangat tertarik dalam bidang tersebut.

Semasa Sekolah Menengan Atas kuputuskan untuk meninggalkan agama sepenuhnya dan kemudian menjadi seorang atheis, khususnya sehabis berdiskusi ihwal beberapa hal dengan salah seorang guruku, yang sangat teguh dengan keyakinan atheisnya. Walaupun masih duduk di kursi SMA, dan umur yang masih 17 tahun, saya masuk militer. Saat itu nyatanya keputusan yang saya ambil tidak bertahan lama, pada masa itu juga imanku terasa diperbaharui, untuk menjadi umat kristiani yang terlahir kembali. Apabila kita meninjau kembali argumen yang sesungguhnya dari kaum Atheis, ihwal tidak adanya Tuhan, maka kita akan tahu ini ialah argumen yang dangkal. Pada ketika mereka menuduh kepercayaan akan adanya Tuhan ialah sangat tidak logis, di ketika itu pula realita akan sains dan alam semesta memperlihatkan fakta yang sebaliknya. Setelah melalui perjalanan pemikiran ini, kesudahannya saya pun kembali membaca Alkitab tiap hari. Mulai aktif beribadah dan benar-benar menjadi religius.

Musim panas berlalu, kejadian 9/11 pun terjadi. Di seluruh informasi dan di setiap perkumpulan, semua orang selalu membicarakannya, ihwal muslim yang mempercayai bahwa semakin banyak orang kafir yang ia bunuh, maka semakin sepakat tempatnya di surga. Hal ini sudah cukup menjadi alasan, bahwa tidak masuk nalar kalau ada orang yang tertarik atau bahkan terbesit impian untuk mengetahui betapa “kejam”nya agama ini. Banyak orang yang kemudian berhenti pada titik ini, menumbuhkan rasa benci buta akan Islam, sebagaimana pula aku. Yah saya ialah selayaknya orang kulit putih militer Amerika, dengan kebencian yang sangat kuat terhadap Islam dan muslim. Semua ini berlanjut selama berbulan-bulan, dan kian mengeras oleh pemberitaan non-stop dari media ihwal seluruh kejahatan Islam.

Tiga bulan berlalu ketika salah satu guru kami menciptakan penawaran, barang siapa diantara para muridnya yang sanggup menghasilkan proyek asli dan cukup unik, maka otomatis akan dinyatakan lulus dari kelas yang ia ampu, hal ini disengaja untuk memancing kreativitas kami. Berkaitan dengan topik yang masih hangat, saya menentukan menciptakan game ihwal mencari dan membasmi Osama bin Laden, dan kesudahannya berhasil menuntaskan proyek ini lebih awal.

Karena deadline proyek ini masih ada seminggu lagi sehabis liburan natal, maka saya berkesempatan untuk menambahkan beberapa detil di masa liburan. Salah satunya ialah detil berupa turban Osama bin Laden yang terbakar api. Namun ketika saya mencari gambar-gambar pendukung fitur ini melalui Google, tanpa sengaja kutemukan beberapa artikel yang membuka pandanganku ihwal Islam.

Masih teringat salah satu judul artikel yang kubaca ketika itu, ihwal bagaimana muslim percaya akan Nuh, Ibrahim, Musa, Yesus dan para nabi lainnya yang sebelumnya sudah saya kenal semenjak kecil sebagai umat kristiani. Kisah-kisah ini ialah santapan harianku selama masih mencar ilmu Injil. Sebagai hamba kristen yang taat hal ini menarik perhatianku, bagaimana sanggup mereka percaya dengan para nabi namun tidak menjadi kristiani?.

Proyek game yang sedang dikerjakan pun kusisihkan, yang pada kesudahannya tidak pernah kusentuh lagi akhir sibuk dengan membaca artikel dan buku-buku. Kesibukan baruku ini terperinci lebih baik dari pada para media dan informasi yang menciptakan sensasi akan kebencian kami terhadap apa yang telah dilakukan oleh satu atau dua orang muslim. Tiap kali saya terbangun dari tidur, maka bacaan-bacaan agama kerap menemaniku sampai-sampai saya terlelap di tengah membaca. Rutinitas gres ini terus berulang selama masa liburanku itu.

Sangat menarik yang saya temukan di masa pencarianku melalui buku-buku itu, bahwa kalau seseorang berkeinginan untuk menjadi pribadi yang religius serta membangun kekerabatan dengan Tuhannya, maka pada umumnya ia akan mulai dari apa yang ia tahu dan menjadi pembela pedoman apapun dimana ia dibesarkan. Walaupun pedoman itu belum tentu mewakili kebenaran yang dicarinya. Untuk menjadi seorang kristiani yang sesungguhnya, saya butuh melihat lebih dalam ihwal Islam dan agama lainnya. Sehingga pilihanku terhadap kristiani tidak hanya berdasar pada keyakinan bawaan semata.

Dalam sejarah awal masa-masa kristiani, kutemukan bahwa nilai dan pedoman asli Yesus bukanlah pedoman yang ditaati dan dipraktekkan oleh gereja, bahkan gereja menstandarisasi kepercayaan mereka sembari aben apapun (dan siapapun) yang menentang mereka. Aku terinspirasi bahwa semua ini ialah jalan kehendak dari Tuhan yang selalu Ia Lakukan, dalam rangka menyelamatkan kemurnian agamaNya dan kesucian ajaranNya melalui rasul-Nya, yaitu Muhammad yang lahir pada tahun 571 Masehi, ratusan tahun sehabis majelis yang dimulai di Nicaea pada 325 M. Majelis yang sama yang melahirkan suatu ajaran, yang lebih kita kenal sebagai pedoman kristiani.

Quran pun coba kupelajari dan begitu juga dengan fakta bahwa ia belum pernah diubah-ubah, tidak satu aksara pun!. Ini informasi yang luar biasa sebagai seorang penganut kristiani,mengingat sugesti yang menimpa kami menekankan bahwa “roh kudus” sendirilah yang membimbing para penulis dan penyusun Injil. Sejarah menyangkal dan memperlihatkan bahwa Alkitab telah diubah dan dirusak, bahkan tidak ada manuskript asli yang sanggup dijadikan bukti dan konstribusi berarti. Berbeda dengan Injil, Quran mengatakan kesan interaksi pribadi dengan Tuhan, bahasa asli yang berasal dari Tuhan itu sendiri, inilah yang kurasakan ketika membacanya. Bukan dari orang yang melihat orang lain melaksanakan sesuatu, yang kemudian memberitahukannya kepada orang yang lainnya lagi, yang selanjutnya menulis surat kepada seseorang, sehingga disusunlah sebuah buku berasal dari surat-surat tersebut, dimana manuskript asli surat-surat itu sekarang telah hilang, dan buku itu kesudahannya dibaca sebagai dongeng narasi yang seakan dituturkan oleh pelakunya langsung.

Quran di pihak lain ialah asli Kata-Kata Tuhan, seakan Ia sendiri yang menuturkannya padaku. Sebagai suplemen saya pun menyimak sejarah akan banyak sekali mukjizat yang benar-benar terjadi serta ramalan ihwal Muhammad dan Alquran.

Setelah melalui proses awal pencarian dan banyak membaca, timbul impian untuk menemui seorang muslim dan membahas ihwal apa yang kutemukan dalam Islam. Aku tidak pernah bertemu dengan seorang muslim sebelumnya, maka segera kucari tahu ihwal masjid yang ada, namun tidak ada satu masjidpun yang bersahabat dengan daerah saya tinggal. Aku pun mulai memanfaatkan internet dan chatting dengan para muslim melalui ruang chat IRC.

Aku sempat berdialog dengan muslim dari Asia, Eropa, bahkan para mu’allaf Spanyol yang tinggal di Amerika. Kutemukan beberapa detail dari keyakinan akan Islam melalui banyak sekali obrolan ini, hingga saya sama sekali tak sanggup memungkiri lagi akan kebenaran yang sungguh sangat terperinci terlihat.

Status sebagai muslim belum kupegang, namun telah banyak keraguan yang membisiki telingaku “tapi kan kau bukan orang Arab, Islam hanya untuk orang Arab” atau “apa kata teman-teman dan keluargamu nanti, apalagi sehabis 9/11” dan seterusnya. Ini semua hanyalah gangguan dan riak kecil yang tidak ada hubungannya dengan bersikap jujur untuk mengikuti kebenaran Tuhan. Sehingga bisikan-bisikan itu pun kesudahannya hilang dengan sendirinya. Aku ialah seorang muslim sehabis bersaksi seorang diri di dalam kamarku “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad ialah hamba dan utusan Allah” dan melanjutkan mencar ilmu melalui internet, online bersama muslim yang lain.

Salah satu dari beberapa muslim yang saya temui di internet berjulukan Joseph. Beliau juga warga Amerika kulit putih yang telah pensiun dari 20 tahun masa pengabdiannnya di angkatan laut. Ia cukup kaget sehabis mendengar saya belum pernah bertemu pribadi dengan satu orang muslim pun, seketika itu ia menyetir mobilnya untuk menemuiku dengan menempuh perjalanan darat 7 jam lamanya. Kami makan siang bersama, dan ia menghadiahkan beberapa buku kepadaku. Karena ia harus bekerja kembali esok hari, maka ia pulang di hari itu juga menempuh 7 jam perjalanan darat yang sama. Persaudaraan instan yang bermetamorfosis di antara dua orang pengikut kebenaran Tuhan, ialah keunikan tersendiri dalam Islam yang akan sulit dimengerti oleh orang lain, segala puji hanya bagi Allah (Alhamdulillah).

Alhasil kondisi keislamanku kusampaikan kepada teman-teman dan keluarga, respons yang kuterima sudah sesuai menyerupai yang saya duga. Kebanyakan dari mereka berlepas tangan dan tidak mau terlibat lagi dengan keputusan yang saya ambil, bahkan keluargaku sendiri menyebut saya teroris dan sebutan lain yang lebih jelek lagi. Namun ini semua hanyalah kesalahpahaman yang mereka telan dari hasil didikan media. Berdasarkan info dari Joseph dan muslim yang lain, saya berangkat menuju Virginia dengan bis untuk mengunjungi kota berkomunitas muslim yang lebih besar dan beberapa masjid yang besar pula.

Kejadian selanjutnya ialah latihan militer dasar yang kuikuti selama empat bulan. Latihan ini dilaksanakan pada liburan demam isu panas pertama sehabis 9/11, yang menjawab alasan dan motivasi sebahagian penerima training ketika itu ialah alasannya ialah kebencian mereka kepada para muslim. Tentunya ini ialah pengalaman yang “unik” bagiku sebagai satu-satunya muslim di satuan kompi training militer kami di tahun itu. Lika-liku di kamp training ini sangat banyak, namun cobaan apapun yang kita tempuh selama itu masih dalam koridor syari’at Allah dan dengan tetap bersabar, maka ini hanyalah semakin menambah keimanan kita.

Aku pun kembali dari training militer, dan sebahagaian besar keluargaku berharap hal ini akan “memperbaiki” keadaanku. Tapi yang ada hanyalah kekecewaan alasannya ialah melihat saya masih tetap seorang muslim. Sebuah masjid kecil saya temukan di area daerah tinggalku, namun jamaah yang aktif hanya dua orang saja. Aku pun sempat pindah dari rumah menginap di mobilku sendiri selama beberapa hari, hingga kesudahannya seorang kenalan saudara muslim dari Virginia mengajakku untuk pindah bersamanya. Aku pun pindah ke Virginia dan memperoleh kesempatan mencar ilmu Islam lebih mendalam dan menjadi bab dari komunitas masyarakat.

Sejak ketika itu saya mulai mencar ilmu Islam secara formal maupun non formal kepada banyak para pengajar Islam ditambah lagi dengan bahan perbandingan agama. Di masa kemudian semakin dalam saya mencar ilmu ihwal pedoman kristiani, semakin lemah pula dogma yang saya punya. Sebaliknya dengan Islam, bertambahnya pengetahuanku hanya akan meningkatkan dogma dan membuka cakrawala akan kesempurnaan Tuhan serta agama-Nya yang murni yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Ketika kesalahpahaman terhadap Islam mengisolir pandangan sebahagian orang, di sisi lain Islam ialah pedoman yang sempurna, sistem yang lengkap, jalan hidup yang paripurna. Islam mengatakan petunjuk dan bimbingan moral, etika, nilai-nilai spiritual, dan tatanan sosial.

Kisah Nabi Dan Sahabatnya Di Bulan Sya'ban

Kumpulan Doa Islami - Kisah berikut ini dihimpun dari aneka macam sumber, sebagaimana dilansir dari laman islampos. Alkisah, Pada suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban?

Rasulullah SAW, menjawab:
“Itu bulan dimana insan banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka saya ingin dikala amalku diangkat, saya dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

Diceritakan dari Muhammad bin Abdullah az Zahidiy bahwa beliau berkata: Kawan saya Abu Hafshin al Kabir telah meninggal dunia, maka saya menyalatinya. Dan saya tidak mengunjungi kuburnya lagi selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud menengok kuburnya.

Ketika saya tidur di malam hari, saya bermimpi melihatnya, mukanya menjelma pucat. Saya bersalam kepadanya dan beliau tidak membalasnya. Kemudian saya bertanya kepadanya: “Subhanallah, mengapa engkau tidak menjawab salam saya?”

“Membalas salam ialah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah,” jawabnya.

“Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dulu berwajah bagus?” tanya saya.

Dia menjawab: “Ketika saya dibaringkan di dalam kubur, telah tiba satu malaikat dan duduk di sebelah kepala saya seraya berkata: “Hai si bau tanah yang jahat!,” kemudian beliau menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat, bahkan beliau memukul saya dengan sebatang kayu sehingga tubuh saya terbakar.

Kubur pun berkata kepada saya: “Apakah engkau tidak aib kepada Tuhanku?”, kemudian kubur pun menghimpit saya dengan himpitan yang berpengaruh sekali sehingga tulang rusuk saya menjadi bertebaran dan sendi-sendinya menjadi terpisah-pisah, siksaan itu berlangsung hingga malam pertama bulan Sya’ban.

Waktu itu ada bunyi mengundang dari atas saya: “Hai malaikat, angkatlah batang kayumu, dan siksamu dari padanya, alasannya gotong royong beliau pernah menghidup-hidupkan satu malam dari bulan Sya’ban selama hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari di bulan Sya’ban.”

Maka Allah SWT menghapuskan siksa dari padaku alasannya saya memuliakan malam hari di bulan Sya’ban dengan shalat dan juga dengan puasa satu hari di bulan Sya’ban. Kemudian Allah memberi kegembiraan kepadaku dengan nirwana dan kasih sayang-Nya.

Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban ialah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Beginilah Siksaan Kubur Bagi Orang-Orang Pelit

Kumpulan Doa Islami - Salam sejahtera, supaya kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT. Amin. Pada kesempatan ini Kumpulan Doa Islami akan menyebarkan kisah kisah yang mungkin dapat kita ambil hikmahnya. Dimana kisah ini mengisahkan ihwal siksaan orang yang pelit ketika sakaratul maut bahkan hingga ia di kubur.

Seperti diketahui, bahwa orang pelit atau bakhil tentu sangat tidak menyenangkan bagi orang lain. Maka sudah jelas-jelas sifat tersebut tidak baik. Rasulullah pernah mensabdakan, salah satu diantara tiga hal yang membinasakan ialah pelit alias bakhil.

“Tiga masalah yang membinasakan: rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR. Thabrani)

Sebelum lebih jauh membaca kisah kisah Siksaan Kubur bagi Orang-orang Pelit yang akan kami share ini, terlebih dahulu marilah kita saksikan sebuah cuplikan video berikut ini yang menceritakan juga ihwal orang pelit (matinya tidak ada yang ngubur).... Berikut videonya.


Oke marilah kita lanjut ke kisah orang pelit berikut ini menyerupai dikisahkan oleh Ust. Nasruddin, Lc sebagaimana dikutip dari laman Bersamadakwah.net

Al-Kisah ..........
Syaikh Manna’ Al Qaththan pernah menyaksikan betapa perilaku pelit telah menciptakan seseorang binasa dan mendapat siksa kubur yang mengerikan.

Syaikh Manna’ Al Qaththan ialah seorang ulama Arab Saudi yang cukup terkenal. Beliau pernah menjadi Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan berpengalaman sebagai dosen di universitas Islam. Beliau juga dikenal sebagai pakar ulumul Qur’an dengan karya monumentalnya, Mabahits fi Ulum al-Qur’an.

Saat masih remaja, Syaikh Manna’ Al Qaththan pernah menjadi seorang anak yang ‘nakal’. Gara-gara ‘kenakalan’ itulah dia mengalami kisah yang luar biasa ini.

Di salah satu kampung, ada seorang kaya raya yang populer sangat pelit. Meskipun uangnya sangat banyak dan hartanya melimpah, ia tidak mau peduli dengan orang-orang sekitarnya. Ia tidak mau menyantuni para dhu’afa’, tidak pula mau menyebarkan kepada tetangganya.

Sampai suatu hari ia jatuh sakit. Para tetangga yang tahu betul betapa pelitnya dia, tak mau menjenguk dan membantunya. Jadilah ia sengsara sendirian. Sakit dirasakan seorang diri, tanpa ada yang mau mengunjungi dan mau peduli. Hanya satu orang yang mau ke sana dan akrab dengannya, yakni Manna’ Al Qaththan muda.

Karena peduli dengannya, Manna’ jadi tahu apa saja yang dilakukan oleh orang kaya itu dan bagaimana sifat bakhil telah membutakan nalar pikirannya. Dalam kondisi sakit, si kaya itu menelan satu per satu uang-uangnya yang berbentuk koin. Ia tak mau hartanya itu jatuh ke tangan orang lain. Ia mau membawanya mati. Agaknya, ia juga ingin mempercepat sakaratul maut.

Dan terjadilah hari itu. Ketika janjkematian menjemputnya, orang-orang heran dengan berat jenazahnya dikala hendak dimakamkan. “Orang ini tidak gemuk tapi kok berat sekali ya,” kata orang-orang. Manna’ Al Qaththan yang tahu rahasianya hanya diam.

Seperti orang lain, ia pun pulang sehabis ikut memakamkan mayat orang kaya tersebut. Malamnya ia kembali ke pemakaman. Ia bongkar makam orang kaya itu, kemudian ia bedah perutnya. Rupanya ia ingin mengambil koin-koin berharga itu. Namun betapa terkejutnya ia, ketika ia menyentuh koin tersebut, ia mencicipi menyerupai tersengat listrik dengan sengatan yang hebat. Ia gagalkan niat itu dan ia tutup kembali kuburnya.

Beberapa tahun kemudian, sehabis bertaubat, Syaikh Manna’ Al Qaththan gres menceritakan kisah itu. “Kadang-kadang,” kata dia berkisah, “setrumnya masih terasa.”

Na’udzubillah Min Dzaalik. Semoga kita semua bukan termasuk orang-orang yang pelit, melainkan tergolong ke dalam orang-orang yang dermaawan. Amin..... Semoga bermanfaat.

(Inspiratif) Cerita Suami Istri Beda Agama Memiliki 4 Anak, 2 Islam, 2 Kristen

Kumpulan Doa Islami - Berikut kami share kisah suami istri beda agama yang tetap langgeng meski puluhan tahun menikah. Kisah pasutri beda keyakinan ini biar dapat menginspirasi bagi para pembaca semua, sebetulnya berbeda keyakinan itu tidak harus putus hubungan. Dan inilah dongeng selengkapnya menyerupai dilansir dari laman JPNN.

Kehidupan rumah tangga Daniel J Bunggulawa-Misrat yang dibina semenjak 1982, masih romantis. Pasangan suami istri di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara itu saling memperhatikan dan melayani satu sama lain, meski keduanya berbeda agama.

Bagi Daniel dan Misrat, membina rumah tangga bukanlah perkara sulit yang harus dilakoni. Daniel merupakan pemeluk Kristen Katolik. Sedangkan sang istri, Misrat merupakan seorang muslimah. Meski membina rumah tangga dengan keyakinan yang berbeda tidak menciptakan kekerabatan keduanya renggang, melainkan keduanya menunjukkan kemesraan di dalam bulan suci bulan berkat tahun ini.


"Semua agama menunjukkan berkah tersendiri bagi yang menjalankan. Saya membangunkan istri untuk berpuasa (sahur). Bahkan jikalau Idulfitri keluarga istri yang muslim bersilaturahmi ke rumah," kata Daniel, kepada Kendari Pos yang berkunjung ke kediamannya, di kompleks perkantoran Bupati Konut.

Pasangan yang dikarunia empat orang anak itu menjelaskan bahwa di dalam keluarga, rasa toleransi yang tinggi selalu ditanamkan. Anak pertama dan anak ketiga mereka, mengikuti keyakinan sang ayah. Sementara anak kedua dan keempat mengikuti keyakinan sang istri.

"Ketika Idulfitri kami selalu berkumpul. Begitupun juga sebaliknya hari besar keagamaan saya. Istri selalu menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan di dalam rumah," tandasnya.

Kemesraan yang diasakan selama bulan bulan berkat dan Hari Raya Idul Fitri juga dirasakan ketika Hari Raya Natal. “Kami semua terlibat dalam suasana suka cita,” ujar Daniel.

Kisah Sobat Nabi, Permohonan Maaf Paling Indah Yang Menyentuh Hati

Kumpulan Doa Islami - Sangat manusiawi apabila kita berbuat salah. Namun kesalahan yang paling fatal yaitu kita tidak mau dan tidak ingin meminta maaf. Semoga kita semua termasuk orang-orang pemaaf dan selalu meminta maaf ketika berbuat salah. Amin....

Berbicara wacana salah dan maaf, berikut kami punya sedikit kisah yang patut kita ketahui, patut kita ambil hikmahnya alasannya kisah kisah ini dari sahabat Nabi dan tentunya sangat menginspirasi bagi kita semua. Berikut yaitu kisa selengkapnya sebagaimana kami kutip dari laman Islam Pos:

AL-KISAH. Para sahabat tengah berkumpul disebuah majlis, waktu itu Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ tidak bersama mereka. Ada Khalid Bin Walid, Ibnu ‘Auf, Bilal dan Abu Dzar di Majlis itu. Mereka sedang membicarakan sesuatu, kemudian Abu Dzar mengemukakan pendapatnya dan berkata,

“Menurutku… Pasukannya mestinya begini dan begitu.”

Bilal menyanggah, “Tidak, ajuan yang keliru.”

Abu Dzar membalas, “Engkau juga wahai anak orang yang berkulit hitam menyalahkanku!?”

Bilal kemudian berdiri, murka dan menyesalkan perkataan sahabatnya, beliau kemudian berkata,

“Demi Allah… Aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ”

Bilal datang dihadapan Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ sambil mengadu,

“Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Dzar padaku?”

Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ bertanya,

“Apa yang beliau katakan padamu?”

Bilal menjawab, “Dia menyampaikan begini dan begitu…”

Wajah Rasulullah kemudian berubah.

Abu Dzar mendengar hal ini. Dia bergegas ke masjid dan menyapa Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ,

“Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ya Rasulallah.”

Rasulullah menjawab, “Wahai Aba Dzar, apa dengan ibunya engkau menta’yirnya (menjelekkannya)? Sungguh pada dirimu ada kejahiliyaan.”

Abu Dzar sontak menangis, beliau mendekat ke Rasulullah dan berkata,

“Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah semoga mengampuniku.”

Sambil menangis, beliau keluar dari masjid menemui Bilal yang sedang berjalan. Dia kemudian membaringkan kepalanya hingga pipinya melekat ketanah dan berkata,

“Wahai Bilal. Demi Allah, saya tak akan mengangkat kepalaku hingga engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkau yaitu orang yang mulia dan saya orang yang hina!”

Hal ini menciptakan Bilal menangis. Dia mendekati sahabatnya, mencium pipinya dan berkata,

“Demi Allah, saya tak akan menginjak wajah yang pernah sujud kepada Allah.”

Mereka berdua kemudian berdiri, berpelukan sambil menangis.

Adapun hari ini. Iya, hari ini. Sebagian diantara kita menyakiti saudaranya 10 kali dan beliau tak mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”

Sebagian diantara kita mencela saudaranya, melukai prinsip dan hal yang paling berharga pada diri saudaranya dan beliau tak menyampaikan “Maafkan aku.”

Sebagiannya lagi melanggar kehormatan saudaranya, dan mendzhaliminha tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”

Dan diantara kita ada yang menyakiti saudara dan temannya dengan tangannya tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”

Meminta maaf merupakan tradisi orang yang mulia, meski sebagian menganggapnya menghinakan diri.

Semoga Allah memaafkan kita semua. Dan kami meminta maaf kepada semua yang pernah tersakiti dengan perkatan ataupun perbuatan kami.

“Tak ada kebaikan pada diri kita bila kita meninggal dalam keadaan belum saling memaafkan.”

Itulah sedikit kisah yang sanggup kami share pada kesempatan ini, semoga sanggup bermanfaat bagi para pembaca semua. Tidak lupa kami juga memohon maaf kepada para pengunjung setia maupun pengunjung gres blog khusus doa, alasannya selama kami menyebarkan isu lewat blog ini niscaya ada kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Untuk itu kami mohon kepada semuanya untuk keikhlasannya membuka pintu maaf, apalagi ketika ini masih di nuansa idul fitri. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

Kisah Usman Bin Affan Sobat Nabi Yang Mempunyai Rekening Bank

Kumpulan Doa Islami - Mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan belum tahu sama sekali kalau salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW mempunyai Rekening Bank di Arab Saudi. Beliau ialah Sahabat Usman Bin Affan. Seperti yang kita ketahui, bahwa Utsman bin Affan dikenal sebagai seorang pebisnis yang kaya raya, dermawan, dan murah hati. Tak heran kalau Khalifah Utsman bin Affan ketika ini mempunyai rekening di salah satu bank di Arab Saudi. Tidak hanya itu, bahkan tagihan listrik dan pajak atas sejumlah properti menyerupai hotel juga masih atas nama yang sama.

Lalu bagaimana kisahnya sehingga Ustman bin Affan mempunyai sejumlah properti di Arab Saudi?

Dilansir Madinatul Quran, diriwayatkan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kota Madinah pernah mengalami panceklik sampai kesulitan air bersih. Karena mereka (kaum muhajirin) sudah terbiasa minum dari air zamzam di Mekah. Satu-satunya sumber air yang tersisa ialah sebuah sumur milik seorang Yahudi, yaitu Sumur Raumah. Rasa airnya menyerupai dengan sumur zam-zam. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antre dan membeli air higienis dari Yahudi tersebut.

Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda :
“Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk sanggup membebaskan sumur itu, kemudian menyumbangkannya untuk umat, maka akan menerima surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).


Mendengar hal itu, Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu yang kemudian segera bergerak untuk membebaskan Sumur Raumah itu. Utsman segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan menawar untuk membeli sumur Raumah dengan harga yang tinggi. Walau sudah diberi penawaran yang tertinggi sekalipun Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya, “Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka saya tidak mempunyai penghasilan yang sanggup saya peroleh setiap hari,” demikian Yahudi tersebut menjelaskan alasan penolakannya.

Utsman bin Affan yang ingin sekali mendapatkan akhir pahala berupa Surga Allah Ta’ala, tidak kehilangan cara mengatasi penolakan Yahudi ini. “Bagaimana kalau saya beli setengahnya saja dari sumurmu,” Utsman melancarkan jurus negosiasinya.

“Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.

“Begini, kalau engkau baiklah maka kita akan mempunyai sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu kemudian lusa menjadi milikku lagi demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?” terang Utsman.

Yahudi itupun berfikir cepat,”… saya mendapatkan uang besar dari Utsman tanpa harus kehilangan sumur milikku”. Akhirnya si Yahudi baiklah mendapatkan anjuran Utsman tadi dan disepakati pula hari itu juga separuh dari Sumur Raumah ialah milik Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.

Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di Sumur Raumah, untuk mengambil air dengan gratis alasannya hari ini sumur Raumah ialah miliknya. Seraya ia mengingatkan biar penduduk Madinah mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari, alasannya esok hari sumur itu bukan lagi milik Utsman.

Keesokan hari Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, alasannya penduduk Madinah masih mempunyai persedian air di rumah. Yahudi itupun mendatangi Utsman dan berkata, “Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama menyerupai engkau membeli setengahnya kemarin”. Utsman setuju, kemudian dibelinya seharga 20.000 dirham, maka sumur Raumahpun menjadi milik Utsman seutuhnya.

Kemudian Utsman bin Affan mewakafkan Sumur Raumah, semenjak itu sumur Raumah sanggup dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk Yahudi pemilik lamanya.

Rupanya Sumur Raumah masih sanggup dimanfaatkan sampai kini ini. Bahkan di sekitar sumur, ditumbuhi pohon kurma sampai mencapai 1550 pohon. Kebun kurma itu sampai ketika ini dikelola oleh Departemen Pertanian Saudi. Separuh hasil dari penjualan kurma disimpan dan ditabung dalam rekening bank atas nama Utsman bin Affan di bawah pengawasan Departemen Pertanian. Sedangkan separuhnya disumbangkan untuk anak yatim dan fakir miskin.

Kisah Penyesalan Sahabat Rasulullah Ketika Sakaratul Maut

Kumpulan Doa Islami - Seorang sahabat Rasulullah SAW, Sya’ban ra mempunyai kebiasaan unik. Dia tiba ke masjid sebelum waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf. Alasannya, selalu mengambil posisi di pojok masjid alasannya ia tidak ingin mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melaksanakan ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang bahkan Rasulullah sendiri.

Pada suatu pagi, ketika shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW merasa heran alasannya tidak mendapati Sya’ban ra pada posisi menyerupai biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban? Tapi, tidak ada seorang pun yang melihat Sya’ban ra.

Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban. Namun yang dinantikan belum tiba juga. Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun tetapkan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum tiba juga.

Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan menyampaikan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban.

Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, memimnta diantarkan ke rumah Sya’ban. Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan memakan waktu usang terlebih mereka menempuh dengan berjalan kaki.

Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat hingga di rumah Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah Sya’ban, dia mengucapkan salam dan keluarlah perempuan sambil membalas salam.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.

“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab perempuan tersebut.

“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.

Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”.

“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.

Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di masjid ialah alasannya kematian menjemputnya. Beberapa ketika kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.

“D imasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.

Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kau berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”

“Saat Sya’ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak sanggup disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.

Dia melihat menyerupai apa bentuk nirwana yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam belahan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat ketika ia akan berangkat sholat berjamaah di ekspresi dominan dingin.

Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin hambar yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Dia menggunakan dua baju, Sya’ban menggunakan pakaian yang anggun (baru) di dalam dan yang buruk (butut) di luar.

Dia berpikir kalau kena bubuk tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan hingga di masjid dia sanggup membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling luar kemudian dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid supaya sanggup melaksanakan shalat Subuh bersama-sama.

Orang itupun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melaksanakan shalat berjamaah. Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya nirwana yang sebagai tanggapan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi “Aduh!! Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja sanggup mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapat yang lebih besar kalau dia memperlihatkan pakaian yang baru.

Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Bagi yang pernah ke Tanah Suci tentu mengetahui ukurang roti Arab (sekitar tiga kali ukuran rata-rata roti Indonesia). ketika gres saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti alasannya sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian membagu dua rotu tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata, kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain memperlihatkan Sya’ban ra dengan nirwana yang indah.

Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa tidak semua!!” Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya dia memperlihatkan semua roti itu kepada pengemis tersebut, niscaya dia akan mendapat nirwana yabg lebih indah. Masya Allah, Sya’ban bukan meratapi perbuatanya melainkan meratapi mengapa tidak optimal.

Seseungguhnya pada suatu ketika nanti, kita semua akan mati, akan menyesal dan tentu dengan kadar yang berbeda. Bahkan ada yang memiunta untuk ditunda matinya, alasannya pada ketika itu barulah terlihat dengan terperinci konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia. Mereka meminta untuk ditunda sesaat alasannya ingin bersedekah. Namun kematian akan tiba pada waktunya, tidak sanggup dimajukan dan tidak sanggup diakhirkan.