Kisah Duka Mengharukan Anak Sholih Yang Mendoakan Ayahnya

Kumpulan Doa Islami - Berikut ini akan kami share sebuah kisah anak sholeh yang berdoa untuk ayahnya. Kisah dongeng ini sangat inspiratif namun juga murung dan mengharukan. Semoga kisah dongeng ini sanggup menginspirasi bagi para pembaca semua untuk selalu mendoakan orang-orang yang kita sayangi terutama berdua untuk kedua orang tua.

Untuk bacaan doa-doa anak sholeh, Anda sanggup mempelajarinya pada artikel kami yang terdahulu. Silakan sanggup Anda pelajari di label : Doa Anak Sholeh

Oke... Lanjut ke topik pembahasan kali ini wacana kisah anak sholeh yang berdoa untuk ayahnya, silakan eksklusif saja simak kisah selengkapnya berikut ini :

Dilansir dari laman islampos, Syaikh Umar bis Sa’ud menceritakan seorang cowok yang shalih. Ia cinta kepada orang-orang yang baik, dan ia bahagia bergaul dengan mereka.

Ia memiliki ayah yang bertolak belakang dengannya. Ayahnya tidak menyukai orang-orang shalih. Seringkali ia mengusir mereka dari rumahnya ketika ia lihat orang-orang shalih tersebut sedang gotong royong dengan anaknya. Ia sama sekali tidak mempedulikan bagaimana perasaan anaknya.

Meskipun perilaku anaknya demikian, namun cowok itu tetap santun terhadap ayahnya. Kerap kali ia mendoakan kebaikan bagi ayahnya.

Suatu malam, di ketika ayahnya mendapat hidayah…


Pemuda itu bangun shalat di sepertiga malam akhir. Ia shalat sebagaimana biasanya, kemudian di rakaat terakhir ia mengangkat tangannya ke langit. Ia berdoa untuk ayahnya biar mendapat hidayah. Tidak usang air matanya mulai menetes dari kedua matanya. Ia menangis. Doa yang penuh kejujuran itu meluncur dari lubuk hatinya yang dipenuhi rasa khawatir dan takut, kalau-kalau ayahnya tidak mendapat hidayah.

Di saat-saat yang penuh dengan kepasrahan untuk berlindung kepada Allah tersebut, maka ayah cowok tersebut masuk ke dalam rumah. Ia gres saja tiba sesudah bergadang semalaman. Samar-samar ia mendengar tangisan yang memelas menahan kepedihan. Ia pun tergerak untuk mencari sumber tangisan tersebut.

Ketika hingga di depan kamar anaknya, dan ia bermaksud untuk membuka pintu kamar tersebut, tiba-tiba ia mendengar bunyi anaknya yang sedang berdoa kepada Allah dengan penuh kerendahan dan kekhusyu’an. Ia mendengar anaknya sedang berdoa untuk ayahnya biar mendapat hidayah.

Seketika ayahnya terenyuh. Ia jatuh dan dan berlutut di depan pintu kamar anaknya. Ia pun menangis seraya berkata, “…Anakku… ia berdoa untukku, sementara saya mencabik-cabik perasaanya… ia berdoa demi kebaikanku, sementara saya justeru memusuhinya…”

Di ketika menyerupai itu, sang anak telah selesai dari shalatnya. Ketika ia membuka pintu kamar, tiba-tiba ayahnya sedang duduk dalam keadaan menangis. Ketika melihat anaknya, maka tangisan sang ayah semakin menjadi-jadi. Ia pun peluk anaknya erat-erat seraya berkata, “Demi Allah, semenjak ketika ini ayah tidak akan melukai hatimu lagi.”

Yang sangat mengagumkan ialah apa yang dikemukakan oleh Syaikh Umar wacana keduanya sesudah tragedi itu. Syaikh berkata, “Setelah tragedi itu, ayahnya sering shalat bersama dengan anaknya di selesai malam.”

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon