Showing posts sorted by relevance for query bacaan-doa-khusnul-khotimah-doa-agar. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query bacaan-doa-khusnul-khotimah-doa-agar. Sort by date Show all posts

Malam Nisfu Sya'ban: Membaca Yasin 3 Kali

Kumpulan Doa Islami - Malam nisfu sya'ban 2018 jatuh tanggal berapa? Inya Allah malam nisfu sya'ban tahun ini jatuh pada tanggal 30 April 2018 atau Hari senin Malem Selasa - 1 Mei 2018.

Ketika tiba malam nisfu sya'ban, biasanya kita membaca surat yasin sebanyak 3x (tiga kali) yang dilakukan secara berjama'ah dimasjid atau mushola selepas shalat magrib. Tapi mungkin tidak semua umat muslim mengamalkan membaca surat yasin 3 kali dimalam nisfu sya'ban. Alhamdulillah penulis sendiri termasuk yang mengamalkan baca yasin 3x ketika malam nisfu sya'ban.

Ilustrasi: Membaca Surat Yasin

Uniknya, setiap 1 kali baca yasin kita berdoa dengan permohonan yang berbeda-beda. Diantanya ialah :
  1. Pertama, Mohon Panjang Umur
    Setelah selesai membaca Surat Yasin yang pertama, maka kita berdoa kepada Allah SWT semoga diberi umur panjang untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT.
    Silakan Pelajari : Bacaan Doa Mohon Panjang Umur dan Sehat Selalu
  2. Kedua, Mohon Dijaga dari Bala' (Penyakit) dan mohon Dikabulkan segala Hajatnya
    Setelah selesai berdoa pada pembacaan surat yasin yang pertama, kemudian dilanjutkan membaca surat yasin yang kedua hingga selesai dan kembali berdoa. Pada doa yang kedua ini memohon kepada Allah SWT semoga kita semua dijaga dan dijauhkan dari macam bala' atau penyakit.
    Silakan pelajari : Bacaan Doa Mohon Agar Terhindar dari Bahaya
    selain itu, kita juga berdoa kepada Allah SWT semoga dikabulkan segala hajat kita. Silakan pelajari : Lafadz Doa Agar Dikabulkan Maksud dan Keinginan (Hajat) Kita
  3. Ketiga, Memohon kekayaan hati kepada Allah serta husnul Khotimah.
    Pada bacaan yasin yang terakhir (ketiga) sehabis selesai membacanya kita berdoa kepada Allah SWT dengan memohon semoga diberi kekayaan hati serta khusnul khotimah. Silakan pelajari : Bacaan Doa Khusnul Khotimah

Setelah membaca surat yasin 3x, kemudian dilanjutkan membaca doa. Berikut bacaannya.

Doa Nisfu Sya'ban

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ
Artinya :
Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan peserta anugrah. Wahai Dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang mempunyai kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, kalau Engkau telah menulis saya di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah saya di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melaksanakan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu niscaya benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan verbal nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan memutuskan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, ketika dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.

Dilansir ngaji.web.id, dasar aturan amaliyah diatas merupakan hasil ijtihad para ulama.
وَأَمَّا قِرَاءَةُ سُوْرَةِ يس لَيْلَتَهَا بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَالدُعَاءِ الْمَشْهُوْرِ فَمِنْ تَرْتِيْبِ بَعْضِ أهْلِ الصَّلاَحِ مِنْ عِنْدِ نَفْسِهِ قِيْلَ هُوَ الْبُوْنِى وَلَا بَأْسَ بِمِثْلِ ذَلِكَ
Artinya :
“Pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Sya’ban sehabis Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia ialah Syeikh Al Buni, dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk”.
(Asná al-Mathálib, 234)

(وَمِنْ خَوَاصِ سُوْرَةِ يس) كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ أنْ تَقْرَأَهَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ الأُوْلَى بِنِيَّةِ طُوْلِ اْلعُمْرِ وَالثَّانِيَةُ بِنيَّةِ دَفْعِ الْبَلاَءِ وَالثَّالِثَةُ بِنِيَّةِ اْلإسْتِغْنَاءِ عَنِ النَّاسِ.
Artinya :
“Diantara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana berdasarkan sebagian para Ulama, ialah dibaca pada malam Nishfu Sya’ban sebanyak 3 kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari peristiwa dan ketiga niat semoga tidak bergantung kepada orang lain”.
(Fathu al-Malik al-Majíd, 19)

(مَسْئَلَةٌ) حَدِيْثُ يس لِمَا قُرِئَتْ لَهُ لاَ أَصْلَ لَهُ وَلَمْ أَرَ مَنْ عَبَّرَ بِأَنَّهُ مَوْضُوْعٌ فَيَحْتَمِلُ أنَهُ لاَ أصْلَ لَهُ فِى الصِّحَّةِ وَالَّذِىْ أعْتَقِدُهُ جَوَازُ رِوَايَتِهِ بِصِيْغَةِ التَّمْرِيْضِ نَحْوُ بَلَغَنَا كَمَا يَفْعَلُهُ أصْحَابُ الشَّيْخِ اِسْمَعيِلَ اْلَجْبَرِتى اهـ.
Artinya :
“Hadits yang berbunyi “Surat Yasin sanggup dibaca sesuai dengan niat tujuannya” merupakan hadits yang tidak ada dasarnya, tetapi saya tidak menemui ulama yang mengatakannya sebagai hadits palsu. Bisa jadi yang dimaksud ialah hadits tersebut tidak shahih. Saya meyakini bahwa boleh meriwayatkan hadits tersebut dengan redaksi riwayat yang tidak tegas, menyerupai telah hingga pada kami sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid Syeikh Ismail Al Jabraty dari Yaman.”
(Talkhísh Fatáwá Ibnu Ziyád, 301)

Selain membaca surat yasin pada malam nisfu sya'ban, kita juga dianjurkan puasa sunnah di bulan sya'ban. Beberapa pesan tersirat puasa sunnah bulan sya'ban ini, teman-teman sanggup pelajari pada artikel kami yang berjudul "Hikmah Puasa Sunah Bulan Sya'ban"

Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam

Tanda-Tanda Orang Meninggal Dengan Khusnul Khotimah

Kumpulan Doa Islami - Setiap insan tentu menginginkan di selesai hayatnya atau dikala meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah. Karena dengan khusnul khotimah, Insya Allah orang tersebut akan mendapat syurga di alam darul abadi nanti. Amin.

Mungkin kita tidak akan pernah tahu bagaimana nanti dikala kita meninggal, apakah khusnul khotimah atau sebaliknya. Namun sebagai insan kita selalu berusaha supaya supaya diakhir khayat nanti kita semua khusnul khotimah, dengan berbuat bagi dikeseharian kita, bertaqwa kepada Allah SWT serta selalu memohon dan berdoa supaya ditutup usia nanti dalam keadaan baik atau khusnul khotimah.

(Pelajari juga: Bacaan Doa Khusnul Khotimah, Doa Agar Ditutup Usia dalam Kebaikan)

Sebagaimana kami kutip dari laman Islam Pos, bersama-sama dalam kitab Ahkamul Jana'iz, setidaknya kita sanggup menemui gejala orang yang meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Beberapa diantaranya yakni sebagai berikut:
  1. Mengucapkan syahadat menjelang wafat
    Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
    “Siapa yang selesai ucapannya yakni kalimat ‘La ilaaha illallah’ ia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud 3118)
  2. Meninggal dengan keringat di dahi
    Suatu ketika, Buraidah bin Hashib radhiyallahu ‘anhu tiba ke Khurasan, menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Ternyata saudaranya dalam kondisi sakaratul maut. Ketika wafat, ada keringat di dahinya. Buraidah eksklusif bertakbir.
    “Allahu Akbar! Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
    “Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad 22964, Nasai 1839 dan yang lainnya)
  3. Meninggal pada malam atau siang hari Jum’at
    Dalam hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Apabila ada seorang muslim yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka Allah akan menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR. Ahmad 6582, Turmudzi 1095, dan yang lainnya)
    Pelajari juga: (Keutamaan Meninggal Dunia di Hari Jum'at bagi Orang Muslim)
  4. Syahid di medan perang
    Allah Ta’ala berfirman,
    وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
    Artinya :
    “Janganlah kau menduga bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapat rizki.” (QS. Ali Imran: 169)

    Dalam hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak keutamaan orang yang mati di medan jihad. Dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, kondusif dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan komplemen iman, dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. Turmudzi 1764, Ibnu Majah 2905, dan yang lainnya)
    Dalam hadis lain, ada seorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    “Ya Rasulullah, kenapa kaum mukminin mendapat ditanya dalam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid?”
    Jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian kesabaran baginya.” (HR. Nasai 2065 dan dishahihkan al-Albani)
  5. Meninggal sesudah bersabar dengan ujian yang Allah berikan
    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid berdasarkan kalian?”

    ‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sobat serempak.

    “Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    ‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.

    Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid,
    “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, ia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah ia syahid, siapa yang mati alasannya yakni wabah penyakit Tha’un, ia syahid. Siapa yang mati alasannya yakni sakit perut, ia syahid. Siapa yang mati alasannya yakni tenggelam, ia syahid.” (HR. Muslim 1915).
    Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Siapa yang terbunuh alasannya yakni membela hartanya maka ia syahid.” (HR. Bukhari 2480).
    Dalam hadis lain dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati alasannya yakni tha’un syahid, mati alasannya yakni karam syahid, mati alasannya yakni sakit tulang rusuk syahid, mati alasannya yakni sakit perut syahid, mati alasannya yakni terbakar syahid, mati alasannya yakni tertimpa benda keras syahid, perempuan yang mati alasannya yakni melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan Al-Albani).
    Ketika mejelaskan hadis daftar orang yang mati syahid selain di medan jihad, Al-Hafidz Al-Aini mengatakan,
    “Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk umat ini, dimana Dia menyebabkan tragedi alam yang mereka alami (ketika mati) sebagai pembersih atas dosa-dosa mereka, dan ditambah dengan pahala yang besar, sehingga mengantarkan mereka mencapai derajat dan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu, mereka tetap dimandikan, dan ditangani sebagaimana umumnya mayat kaum muslimin.” (Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).
  6. Meninggal dalam keadaan berjaga (ribath) fi sabilillah (di tempat perbatasan negeri muslim dan kafir).
    Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    “Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan dikala masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rizkinya serta kondusif dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR. Muslim 5047)
  7. Meninggal dalam keadaan berinfak shalih.
    Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah alasannya yakni mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari alasannya yakni mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah alasannya yakni mengharapkan wajah Allah yang ia mengiri hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga,” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Nah, kalau kita menemui gejala di atas, semoga orang yang meninggal tersebut benar-benar dalam keadaan khusnul khotimah, dan semoga kita semua nanti di selesai khayatnya dalam keadaan baik. Amin.